Jakarta, Kabapedia.com – Apakah gempa megathrust bisa membelah pulau Jawa? Tidak, jawabannya tidak. Ya, gempa megathrust tidak akan bisa membelah Pulau Jawa. Itu hanyalah hoaks yang dilebih-lebihkan. Namun, jika kalian ingin mengetahui analisis lengkapnya, termasuk simulasi kerusakannya dan potensi tsunami, silakan simak ulasan ini sampai selesai.
Baca juga:
- Jangan Sepelekan Megathrust! Mengenang Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004 Setara 1.500 Bom Atom
- Tahan Gempa!! 6 Ruas Tol Dalam Kota di Jakarta Ini Terapkan Struktur Elevate
Kali ini kami akan mengulas potensi gempa megathrust di Indonesia, khususnya yang berasal dari megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Saat ini memang banyak pemberitaan menyebutkan bahwa gempa megathrust bisa menghasilkan gempa dengan magnitudo hingga 8,9 bahkan 9,1. Namun, banyak yang belum paham seberapa besar dampaknya, apakah benar gempa ini bisa membelah Pulau Jawa, dan seberapa besar potensi tsunaminya.
Pertama-tama, mari kita bahas tentang istilah “megathrust” yang sering disalahpahami. Banyak orang mengira gempa megathrust selalu berarti gempa dengan kekuatan sangat besar. Namun, ini tidak sepenuhnya benar. Kata “Mega” dalam megathrust mengacu pada area kontak antar lempeng yang sangat besar, sedangkan “thrust” berarti bahwa jenis patahannya bergerak ke atas. Area kontak yang besar dan patahan naik ini memang bisa menghasilkan gempa besar, meskipun tidak selalu.
Dalam konteks megathrust Sunda, potensinya mencapai magnitudo 8,7, sementara megathrust Mentawai-Siberut bisa mencapai 8,9. Bahkan, jika kondisi terburuk terjadi dan megathrust lainnya ikut terpicu, gempanya bisa mencapai magnitudo 9,1. Sebagai perbandingan, gempa besar di Aceh tahun 2004 memiliki magnitudo 9,1. Walaupun hanya berbeda 0,4 magnitudo dari megathrust Sunda, perlu diingat bahwa skala magnitudo adalah skala logaritmik. Artinya, setiap kenaikan satu angka pada skala ini, kekuatannya meningkat 10 kali lipat. Jadi, gempa Aceh dua kali lebih kuat dari potensi gempa megathrust Sunda.
Gempa dengan magnitudo 8,7 dari megathrust Sunda tetap merupakan gempa yang sangat besar. Meskipun lebih kecil dari gempa Aceh, dampaknya tetap signifikan. Jika megathrust Sunda terpicu bersamaan dengan megathrust lain, maka gempanya bisa mencapai magnitudo 9,1, setara dengan gempa Aceh 2004.
Untuk memahami seberapa kuat gempa dengan magnitudo 8,7, kita bisa melihat visualisasi simulasi yang dibuat oleh channel Indo Quake. Simulasi ini menggambarkan pusat gempa di bagian selatan Pulau Jawa, tepatnya di bawah Ujung Kulon. Gelombang awal mulai mengenai pemukiman, dan simulasi ini menggunakan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), yang menunjukkan seberapa besar dampak kerusakan pada suatu daerah akibat gempa. Skala ini mulai dari angka satu, di mana getaran hanya dirasakan oleh beberapa orang, hingga skala sembilan, di mana kerusakan sangat parah terjadi.
Dalam simulasi ini, gelombang awal gempa mencapai daerah Sukabumi dan bahkan Cirebon, mendekati Jawa Tengah. Di Ujung Kulon, tingkat kerusakan mencapai skala 9, yang berarti sangat parah. Peringatan dini tsunami juga dikeluarkan, dan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi dianjurkan.
Penelitian oleh tim ITB dan BMKG menunjukkan bahwa potensi tsunami akibat gempa megathrust Sunda bisa mencapai ketinggian maksimum 20 meter di daerah Ujung Kulon, sementara daerah selatan Pulau Jawa bisa terkena tsunami dengan ketinggian 3 hingga 5 meter. Di Jakarta, karena berada di seberang sumber tsunami, potensi ketinggian tsunami cukup kecil.
Sekali lagi, pertanyaan apakah gempa megathrust Sunda bisa membelah Pulau Jawa, jawabannya adalah tidak. Meskipun sering kita lihat di film-film bahwa tanah bisa retak dan terbelah saat terjadi gempa, di dunia nyata hal tersebut tidak terjadi. Mungkin hanya akan ada robekan di lapisan atas tanah pada lokasi gempa, tapi tidak sampai membelah tanah, apalagi pulau.
Jenis gempa yang lebih memungkinkan menghasilkan belahan adalah gempa dengan sumber di bawah daratan, seperti gempa Palu 2018. Pada gempa ini, robekan di tanah bisa mencapai 5 meter, namun tetap tidak sampai membelah daratan sepenuhnya.
Jika kita ingin melihat fenomena tanah yang benar-benar terbelah, itu bisa terjadi pada daratan yang terletak di antara dua lempeng bumi yang bergerak menjauh, seperti yang terjadi di Islandia. Namun, proses ini memakan waktu sangat lama.
Baca juga:
- Pentingnya Edukasi Pembangunan di Daerah Rawan Gempa
- Kisah Air Jordan 1: Mengubah Denda Menjadi Legenda
Jadi, semoga penjelasan ini bisa meluruskan pemahaman tentang potensi gempa megathrust. Meskipun kekuatannya besar, gempa ini tidak akan bisa membelah Pulau Jawa. Yang perlu kita ingat, gempa ini bersifat potensi, bukan prediksi, sehingga kita belum tahu kapan akan terjadi. Bisa saja tahun depan, sepuluh tahun lagi, atau seratus tahun lagi. Tetap waspada dan selalu ikuti informasi resmi dari BMKG. [isr]
Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network