Kisah Nyata Srinivasa Ramanujan: Awalnya Dianggap Gila, Ternyata Seorang Jenius Matematika 

oleh -234 Dilihat
Srinivasa Ramanujan, seorang jenius di bidang matematika dari India. [Foto: Dok. indiatoday]

Jakarta, Kabapedia.com – Berikut adalah “Kisah Nyata Srinivasa Ramanujan: Awalnya Dianggap Gila, Ternyata Seorang Jenius Matematika.” Pada tahun 1913, seorang ahli matematika Inggris tiba-tiba menerima surat dari India. Surat itu dibuka dengan perkenalan sederhana, “Yang saya hormati Pak Herdi, izinkan saya memperkenalkan diri. Saya seorang staf akuntan di pelabuhan Madras, India, dengan gaji 20 Pound Sterling per tahun. Saat ini saya berusia 23 tahun.” Surat tersebut diikuti dengan 11 halaman berisi persamaan matematika yang belum pernah dilihat oleh ahli matematika tersebut. Ia sangat terkejut, karena persamaan tersebut mampu menyelesaikan berbagai persoalan matematika yang hingga saat itu masih menjadi teka-teki di Inggris.

Baca juga:

Kejadian ini adalah momen penting dalam dunia matematika, menandai munculnya sosok Srinivasa Ramanujan, seorang jenius matematika dari India yang awalnya diremehkan dan dianggap gila. Ramanujan kemudian menjadi salah satu ahli matematika yang paling dihormati di dunia. Kisahnya bahkan diabadikan dalam film berjudul The Man Who Knew Infinity.

Lahir di Madras, India, pada 1914, Ramanujan hidup dalam masa penjajahan Inggris yang membuat akses pendidikan sangat terbatas. Meskipun begitu, sejak kecil ia sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam matematika. Ramanujan sering berlatih menyelesaikan soal-soal di buku sekolahnya, hingga ia mampu menciptakan rumus-rumus sederhana sendiri. Namun, di luar dunia matematika, hidupnya sangat berantakan. Karena tidak memiliki gelar pendidikan, ia kesulitan mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarganya.

Masa-masa sekolah Ramanujan penuh dengan tantangan. Kepintarannya di bidang matematika memberinya beasiswa untuk kuliah, namun karena ia terlalu fokus pada matematika dan mengabaikan pelajaran lain, ia gagal menyelesaikan kuliahnya. Akibatnya, ia tidak lulus dan sulit mendapatkan pekerjaan yang baik. Ramanujan akhirnya mendapat pekerjaan sebagai akuntan di pelabuhan, namun karena latar belakang pendidikannya yang tidak formal, ia sering diremehkan oleh atasannya. Meski demikian, kemampuannya dalam menghitung tanpa bantuan alat bantu mulai membuat orang-orang di sekitarnya terkesan.

Satu hari, seorang atasannya terkejut melihat bahwa Ramanujan mampu menyelesaikan perhitungan tanpa menggunakan sempoa, dan hasilnya terbukti benar. Hal ini memicu ketertarikan orang-orang di sekitarnya untuk memperkenalkan Ramanujan ke dunia yang lebih luas. Namun, tradisi keluarga Ramanujan, yang merupakan kaum Brahmana, melarangnya menyeberang lautan. Beruntung, istri Ramanujan mendukung penuh impiannya untuk berkembang di luar India.

Pada 1914, Ramanujan mendapat surat dari ahli matematika terkenal Inggris, Godfrey Harold Hardy, yang mengundangnya untuk datang ke Cambridge. Hardy awalnya skeptis terhadap persamaan yang dikirimkan Ramanujan, mengira itu hanya ulah iseng, namun setelah mempelajarinya lebih dalam, ia sadar bahwa Ramanujan adalah seorang jenius. Meski Ramanujan sangat antusias menerima undangan itu, ibunya sempat menolak rencana keberangkatannya. Namun, dengan dukungan dari istrinya, Ramanujan akhirnya berangkat ke Inggris.

Sesampainya di Cambridge, Ramanujan mulai menghadiri kuliah dan berdiskusi dengan para ahli matematika di sana. Namun, ia sering merasa frustasi karena metode pembuktian matematikanya lebih bersifat intuitif dan tidak sesuai dengan metode ilmiah yang formal. Hardy mengingatkan bahwa untuk mempublikasikan hasil penelitiannya, Ramanujan perlu menyusun pembuktiannya dengan runut. Meskipun Ramanujan merasa kesal karena terus mendapat revisi dari Hardy, ia tetap berusaha memperbaiki hasil kerjanya.

Salah satu kontribusi besar Ramanujan adalah dalam bidang partisi bilangan, di mana ia menemukan cara untuk menghitung partisi bilangan besar dengan cepat. Karyanya ini akhirnya berhasil dipublikasikan, menjadikannya ahli matematika yang diakui secara internasional.

Sayangnya, kehidupan Ramanujan di Inggris tidak mudah. Ia mengalami kesulitan beradaptasi dengan budaya dan makanan di sana, serta kesehatannya semakin memburuk akibat TBC. Di tengah kondisi kesehatannya yang menurun, Ramanujan tetap melanjutkan penelitian dan karyanya. Hardy, yang sangat menghormati Ramanujan, mencalonkannya menjadi anggota Royal Society, organisasi ilmiah paling prestisius di Inggris. Meskipun beberapa anggota menentang pencalonan tersebut, pada akhirnya Ramanujan berhasil menjadi anggota Royal Society, sebuah pencapaian besar dalam kariernya.

Namun, di sisi lain, kehidupan pribadi Ramanujan mengalami cobaan berat. Istrinya di India merasa ditinggalkan dan kecewa karena surat-suratnya tidak pernah dibalas oleh Ramanujan. Belakangan terungkap bahwa ibu Ramanujan yang sengaja menahan surat-surat tersebut, karena khawatir istrinya akan menyusul ke Inggris. Setelah beberapa tahun, Ramanujan akhirnya kembali ke India, tetapi kesehatannya semakin memburuk, dan tidak lama kemudian ia meninggal dunia.

Baca juga:

Ramanujan adalah sebuah fenomena dalam dunia matematika. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak formal, ia mampu menyelesaikan persoalan-persoalan matematika yang tidak bisa dipecahkan oleh ahli matematika lain. Bahkan setelah kematiannya, pada 1976 ditemukan buku catatan miliknya yang berisi rumus-rumus baru, yang kemudian ditemukan relevansinya dalam penelitian tentang lubang hitam. Warisan matematika Ramanujan terus menginspirasi dunia hingga hari ini. [isr]

 

Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network