Jakarta, Kabapedia.com – Air Jordan 1 adalah sepatu paling legendaris sepanjang masa. Ini bukan sembarang sepatu; inilah sepatu yang menantang NBA, memicu revolusi budaya, dan menjadikan Michael Jordan seorang superstar global. Semua ini dimulai dengan keputusan sederhana: memakai sepasang sepatu yang dilarang oleh NBA.
Baca juga:
- Jadi Rebutan Brand! Ini Cara Menjadi Micro Content Creator
- Kisah Sukses!! Dari Rongsokan ke Empat Belas Toko Besi, Tiga Kafe dan 8 Kapal Laut
Ya, benar sekali. Air Jordan 1 sangat kontroversial sehingga NBA mendenda Jordan $5.000 setiap kali ia memakainya di lapangan. Dari situlah legenda Air Jordan dimulai. Mari kita selami kisahnya.
Awal Kisah: Krisis Nike dan Inovasi
Pada awal 1980-an, Nike dikenal sebagai produsen sepatu olahraga lari. Meskipun memiliki posisi kuat, kinerja Nike di bursa saham kurang memuaskan. Pada kuartal pertama tahun 1984, Nike mengalami kerugian besar dan terpaksa melakukan pemecatan massal yang dikenang sebagai “Saint Valentine’s Day Massacre.” Situasi ini mendorong Nike untuk memperluas pasar dengan menggarap bidang olahraga lain, termasuk bola basket. Mereka memiliki modal untuk bersaing yaitu teknologi bantalan kantong udara yang bisa dipasang ke dalam midsol untuk menyerap guncangan.
Namun, Nike harus menghadapi Adidas dan Converse yang sudah merajai pasar sepatu basket. Adidas kuat di Eropa dan pasar global, sedangkan Converse menjadi spesialis sepatu basket dengan memiliki Chuck Taylor All Star serta kontrak dengan pemain top NBA seperti Larry Bird dan Magic Johnson. Kenyataan ini membuat direktur pemasaran Nike menulis memo internal tentang pentingnya memanfaatkan atlet bintang untuk membantu pemasaran.
Pertemuan dengan Michael Jordan
Pada musim panas 1984, Rob Strasser bertemu David Falk di Washington DC. Falk adalah agen dari pebasket muda yang waktu itu sedang naik daun, Michael Jordan. Strasser menyampaikan idenya: menggabungkan Michael dengan teknologi airbag. Jordan, yang saat itu adalah representasi kejayaan budaya Afrika-Amerika, mulai mendominasi media dan hiburan. Bakatnya terasah di University of North Carolina di bawah pelatih legendaris Dean Smith, membawa UNC menjadi juara nasional NCAA pada tahun 1982.
Dengan prestasi gemilang itu, Nike merespon dengan menugaskan eksekutif pemasaran Sonny Vaccaro untuk mendekati Jordan. Meskipun awalnya tidak tertarik, Vaccaro mengingat sebuah pertandingan pada tahun 1982 di mana Jordan melakukan tembakan lompat setinggi 16 kaki dan mengantarkan North Carolina menjadi juara nasional. Fakaro menyadari bahwa Nike harus mempertaruhkan segalanya untuk bisa mendapatkan Jordan.
Taktik Gigih Vaccaro dan Keberhasilan Nike
Michael Jordan ternyata setia pada Converse sejak masa kuliah hingga bermain di ajang internasional. Namun, Vaccaro tidak menyerah. Dia tahu bahwa Adidas tidak bisa memberi Jordan sepatu khusus, sementara Converse sudah memiliki bintang-bintangnya sendiri. Vaccaro kemudian mendekati ibu Jordan, Deloris Jordan, yang sangat berpengaruh terhadap keputusan anaknya. Vaccaro berhasil meyakinkan Deloris untuk mengajak Michael dan keluarganya ke markas besar Nike di Beaverton, Oregon.
Pendekatan personal dan keseriusan Nike membuat Deloris terkesan. Akhirnya, Michael Jordan bersedia menandatangani kontrak kerja sama dengan Nike. Pada tahun 1985, Nike meluncurkan Air Jordan 1 yang langsung mencuri perhatian publik dengan desain kreatif berwarna merah hitam. Namun, sepatu itu melanggar aturan NBA yang mengharuskan 51% dari sepatu pemain berwarna putih.
Strategi Pemasaran Revolusioner
Alih-alih mengubah desain sepatunya, Nike memilih membayar denda $5.000 setiap kali Jordan memakainya di lapangan. Nike dengan cerdik memanfaatkan denda tersebut sebagai kampanye pemasaran. Iklan yang menampilkan Jordan dengan sepatu yang disensor memicu antusiasme kalangan muda di Amerika. Mereka penasaran apakah Jordan akan tetap membandel memakai sepatu terlarang itu pada pertandingan di NBA. Stasiun televisi berlomba-lomba memfokuskan kamera pada langkah kaki Jordan.
Strategi Nike terbukti sukses. Hanya dalam dua bulan setelah dirilis, penjualan sepatu Air Jordan mencapai $70 juta. Pada akhir tahun 1985, pendapatan Nike dari merek Jordan melampaui $100 juta.
Faktor Kesuksesan Air Jordan 1
Ada beberapa faktor yang membuat Air Jordan 1 menjadi sepatu legendaris. Pertama, desain logo yang dibuat Peter Moore terinspirasi dari kemampuan Jordan terbang saat melakukan dunk. Logo itu menjadi ikon dunia basket. Warna merah hitam putih, yang dikenal sebagai “Bred,” menabrak pakem sepatu basket yang biasanya berwarna hitam atau putih. Kedua, strategi marketing cemerlang yang mampu menjadikan Nike ikon komunitas Afro-Amerika. Air Jordan bukan hanya sepatu, tetapi juga ikon budaya pop yang melekat pada identitas atletnya.
Investasi Nike atas Air Jordan tidak sia-sia. Tahun lalu, brand Jordan menghasilkan $5,1 miliar, dan logo Jumpman kini ikonik di dunia fashion dan olahraga. Jordan sendiri meraih enam gelar NBA, menjadi miliarder, memiliki tim NBA Charlotte Hornets, dan mendapat royalti 5% dari penjualan Jordan brand. Lebih dari sekadar sepatu, Air Jordan telah menjadi simbol status di dunia fashion dan budaya pop.
Simbol Budaya Pop
Sepatu Air Jordan sering muncul dalam berbagai media populer. Misalnya, dalam serial televisi “The Fresh Prince of Bel-Air,” Will Smith sering kali tampil dengan Grape Air Jordan 5. Dalam film “He Got Game,” Denzel Washington memakai Air Jordan 13. Air Jordan juga menjadi ikon budaya hip hop dan sering disebut dalam lirik Jay-Z dan Kanye West. Kolaborasi Nike dengan selebriti seperti Travis Scott menambah daya tarik dan nilai koleksi brand Jordan.
Baca juga:
- Brand 1 Abad OTW Bangkrut!! Berguru dari Kegagalan Sepatu Bata
- Strategi Anti-Trend Uniqlo Bikin ZARA Tekuk Lutut!!
Kisah Air Jordan 1 membuktikan bahwa strategi pemasaran Nike memang jenius. Mereka berani mengontrak Michael Jordan muda dan memberikan bagian dari keuntungan penjualan, menciptakan model bisnis endorsement yang baru. Kontroversi larangan NBA terhadap Air Jordan 1 justru digunakan Nike sebagai kampanye revolusioner. Dari situ, Nike tidak hanya menjual sepatu, tetapi juga menciptakan narasi yang memikat. Strategi ini mengubah nasib Nike dari pendatang baru di dunia basket menjadi pemimpin pasar, serta menciptakan sejarah penting di industri sepatu olahraga. [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News dan berita lainnya Kabapedia Network di KabaPadang