Brand 1 Abad OTW Bangkrut!! Berguru dari Kegagalan Sepatu Bata

oleh -705 Dilihat
Bata, brand sepatu dunia yang berumur 1 abad OTW bangkrut!! [Foto: Dok. YouTube]

Jakarta, Kabapedia.com – Produsen atau pabrik sepatu terbesar di dunia Bata dinilai otw (menuju )bangkrut!! Apa benar? Yuk cari tahu informasinya dari artikel “Berguru dari Kegagalan Sepatu Bata” berikut.

Mendengar berita tentang penutupan pabrik sepatu Bata dan pemecatan ratusan karyawan mereka karena kerugian selama empat tahun berturut-turut hingga mencapai Rp500 miliar, tentu membuat kita sedih.

Baca juga:

Nah, bagi generasi milenial dan gen Z, Anda pasti merasakan betapa legendarisnya brand ini yang telah berdiri lebih dari satu abad dan selalu dikaitkan dengan sepatu saat kita tumbuh dewasa.

Sejarah Sepatu Bata

Salah satu toko Bata yang beroperasi di Indonesia. [Foto: Dok. BBC]
Bata, sebuah brand yang telah ada lebih dari satu abad, pernah mencatat omset hingga 1 triliun selama tiga tahun berturut-turut. Brand ini begitu kuat di masa lalu, memiliki sepatu Bata, terutama di sekolah, adalah simbol status premium. Namun, tiba-tiba mereka mengalami kerugian hingga Rp500 miliar. Mereka bahkan mendapatkan julukan “Nokia versi sepatu”.

Bata, yang sebenarnya berasal dari Ceko, sering kali disalahpahami sebagai brand lokal Indonesia karena logonya yang mirip dengan batu bata, sangat Indonesia. Namun, sebelum kita menganalisis mengapa Bata terus menurun hingga mendapatkan julukan “Nokia versi sepatu”, mari kita bahas dulu sejarahnya.

Analisis Penurunan Bata

Bata, yang telah ada di Indonesia bahkan sebelum kita merdeka, mengalami penurunan yang cukup drastis. Pada 30 April 2024, mereka menutup pabriknya, bukan gerainya. Pada tahun 2023 saja, mereka kehilangan Rp190 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 2022, di mana mereka rugi Rp100 miliar.

Padahal, jika dilihat secara global, mereka baru saja dinobatkan menjadi brand sepatu nomor tujuh di Asia. Sayangnya, ini tidak berlaku di Indonesia. Alasan utamanya adalah karena ada perubahan yang sangat cepat dalam preferensi dan perilaku konsumen, khususnya sejak pandemi Covid-19.

Kasus Bata ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa dalam dunia bisnis, adaptasi dan inovasi adalah kunci untuk bertahan. Dan meski Bata telah jatuh di Indonesia, kita tetap menghargai sejarah dan kontribusi mereka dalam industri sepatu. Semoga kita bisa belajar dari kegagalan ini dan terus berinovasi untuk masa depan yang lebih baik.

Menyusuri Jalan Kembali ke Puncak

Di tengah persaingan industri sepatu yang semakin ketat, Bata, brand sepatu yang telah lama berdiri, menghadapi tantangan besar di Indonesia. Dengan berbagai model sepatu yang telah diproduksi, mereka terpaksa menutup pabriknya. Namun, jika kita melihat kondisi Bata di India, mereka mampu bangkit dengan cepat pasca-pandemi COVID-19 dan kembali mencetak profit pada tahun berikutnya.

India merupakan pasar terbesar Bata dan memiliki tensi dengan China, sehingga mereka terhindar dari banjir produk saingan di negaranya. Laporan keuangan Bata menunjukkan potensi pasar yang sangat besar. Mereka mungkin bisa bertahan di Indonesia jika mampu menyelesaikan tiga hal: mengikuti perkembangan selera konsumen, bersaing dengan kompetitor lain, dan mempertahankan permintaan.

Namun, apakah adil jika mereka secara spesifik menyalahkan banjir produk China ke Indonesia yang mungkin tidak melalui jalur legal sebagai penyebab penurunan mereka? Dalam situasi seperti ini, mereka harus menyesuaikan diri, terlebih lagi dalam kondisi makroekonomi yang tidak stabil saat ini.

Masa Depan Bata: Apakah Mereka Akan Kembali?

Pertanyaannya, apakah Bata akan kembali? Sebenarnya, masalah yang dihadapi Bata adalah masalah klasik yang dihadapi brand yang telah lama berdiri. Struktur organisasi mereka membuat mereka sulit untuk berinovasi, terutama jika kita berbicara tentang brand China atau bahkan kompetitor brand lokal lainnya yang mengikuti tren fast fashion.

Menurut saya, Bata memiliki dua opsi: Lean in dengan kekuatan branding mereka atau melakukan restrukturisasi besar-besaran dan merilis produk baru yang lebih inovatif. Bata memiliki kekuatan branding yang kuat dan nostalgia bagi mayoritas milenial di Indonesia. Mereka telah menemani kita dari masa kecil hingga dewasa. Walaupun kita tahu bahwa Bata bukan brand lokal, tetap ada rasa kepemilikan dan keterikatan dengan brand ini.

Strategi Comeback Bata

Jika Bata ingin comeback, mereka harus melakukan beberapa hal. Pertama, mereka harus efisien dalam pengeluaran biaya dan mungkin penutupan pabrik adalah langkah pertama mereka. Kedua, mereka harus bisa beradaptasi dengan desain sepatu yang mengikuti zaman. Ini mungkin sulit karena mereka sudah memiliki banyak stok yang mungkin salah prediksi saat pandemi COVID-19 terjadi.

Ketiga, mereka harus bisa merilis produk baru dengan cepat. Dalam bisnis, istilahnya adalah inventory turnover yang harus dibuat lebih singkat agar mereka bisa segera merilis produk baru. Terakhir, mereka harus beralih ke online. Meskipun mereka sudah mulai online sejak tahun 2020, tampaknya belum seefektif atau sebesar toko offline mereka.

Bata bisa comeback, tetapi mereka harus menerapkan strategi yang tepat. Mereka harus bisa beradaptasi dan ini adalah hal yang banyak perusahaan lama hadapi. Banyak perusahaan yang sudah berusia ratusan tahun hancur karena tidak bisa beradaptasi. Jadi, kata “adaptif” tidak akan pernah hilang dari strategi bisnis.

Baca juga:

Bagaimana menurut Anda? Apakah Bata harus tetap dengan desain atau produknya saat ini yang penting dapat pasar yang mereka miliki, atau mereka harus berinovasi dan masuk ke pasar yang lebih hits di kalangan milenial? Kami tunggu pendapat Anda di kolom komentar. Sampai jumpa di ulasan selanjutnya. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News