Model bisnis fast food biasanya berfokus pada jumlah penjualan daripada keuntungan tinggi, sehingga mereka menekan biaya pekerja semaksimal mungkin. Karyawan fast food juga sering mendapatkan tekanan tinggi untuk bekerja cepat tanpa istirahat yang memadai, bekerja di akhir pekan, larut malam, atau di tanggal merah. Mereka harus siap untuk bekerja shift yang mengganggu kesehatan karena tubuh mereka tidak siap bekerja di jam yang seharusnya digunakan untuk istirahat. Tingkat perputaran karyawan di industri fast food ini juga cukup tinggi karena banyak yang keluar mencari peluang kerja yang lebih baik.
Masalah kesehatan lain dari fast food adalah kandungan nutrisinya yang buruk dengan kadar lemak, gula, dan garam yang tinggi. Contohnya seperti burger, pizza, minuman soda, dan lainnya. Fast food ini dapat menyebabkan obesitas, penyakit jantung, bahkan kematian. Bisnis fast food dirancang untuk menghasilkan makanan yang benar-benar nikmat dan merangsang produksi dopamin di otak, yang berkaitan dengan rasa senang sehingga membuat orang ketagihan. Ketergantungan ini dapat mengganggu kesehatan mental dan menyebabkan gangguan makan seperti binge eating disorder.
Selain dampak kesehatan, fast food juga berdampak buruk pada lingkungan. Limbah padat dari sisa makanan dan minuman yang dibuang dapat mencemari saluran air, merusak ekosistem air, dan meningkatkan volume sampah plastik setiap tahunnya. Bahan kimia seperti ftalat yang digunakan dalam kemasan makanan dan peralatan pengolahan makanan juga dapat berisiko mengakibatkan autisme, kanker, dan masalah perkembangan saraf.
“Menurut saya, bisnis fast food cukup bagus karena banyak inovasi makanan yang muncul dari bisnis ini dan membuka lapangan pekerjaan yang luas terutama bagi anak muda,” beber ulasan dari video YouTube Dari Suara, dilansir Kabapedia.com, Rabu (17/7/2024).
Namun, sebagai konsumen, kita harus lebih sadar dan kritis dalam memilih makanan yang kita konsumsi. Makanan yang dibuat sendiri jauh lebih sehat karena kita tahu proses pembuatannya dan bisa memilih bahan makanan yang sehat. Kesadaran ini penting karena pendidikan mengenai kandungan gizi makanan tidak diajarkan di sekolah. Bisnis fast food seringkali dibangun hanya untuk mencari keuntungan tanpa peduli pada kesehatan konsumen, dampak lingkungan, atau kesejahteraan karyawan.
Jika ingin mengonsumsi fast food, kita harus pintar-pintar memilih perusahaan yang baik dengan SOP produksi dan quality control yang ketat. Restoran UMKM minimal lingkungannya bersih dan ada sertifikasi kesehatannya. Selain itu, diharapkan semua restoran fast food di Indonesia menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang untuk mengurangi sampah plastik yang mencemari laut dan berakhir kembali ke kita melalui konsumsi seafood.
Baca juga:
- Sejarah Perbudakan Tersembunyi di Balik Manisnya Industri Gula
- Kisah di Balik Strategi Transformasi Digital Freeport: Membuktikan Keuntungan Teknologi dalam Industri Tambang
Jadi, menurut kalian, apa saja sisi gelap yang ada di bisnis fast food ini? Tulis di kolom komentar. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di segmen selanjutnya. [isr]
Ikuti Google News dan berita Kabapedia Network di KabaPadang