Catatan paling awal mengenai pemukiman orang Arab ada pada catatan Cina yang menyebutkan daerah Sanfuci, yang ternyata adalah Palembang, tempat kelahiran saya. Ini terjadi pada tahun 55 Hijriah atau sekitar tahun 674 Masehi. Catatan lain dari Al-Mas’udi menyebutkan bahwa beliau pernah berlayar ke Cina dan menemukan 120.000 pedagang Muslim, baik Arab maupun Persia, di daerah yang dikenal sebagai Khanfu (Kanton). Meskipun terlihat seolah-olah banyak Muslim yang datang dari Cina, dakwah di Asia Timur kemungkinan besar melalui Asia Tenggara juga.
Keberadaan Muslim di Vanrang (sekarang Kamran di Vietnam) tercatat pada tahun 431 Hijriah, sejaman dengan inskripsi makam Siti Fatimah binti di Gresik yang bertanggal 475 Hijriah. Ini menunjukkan bahwa Islam menyebar dengan cepat dan diterima dengan tangan terbuka, dengan bahasa Arab yang digunakan. Nisan-nisan yang menggunakan bahasa Arab menunjukkan bahwa Islam tidak dimodifikasi seperti yang diklaim oleh beberapa orientalis.
Islam di Utara Pulau Sumatera
Menurut Hikayat Raja-Raja Pasai, pada tahun 506 Hijriah atau sekitar 1112 Masehi, seorang Dai bernama Syekh Abdullah Arif dengan muridnya, Syekh Burhanuddin, datang ke Pariaman. Penyebaran Islam di Aceh dan Pariaman terjadi hampir bersamaan. Syekh Ismail dari Mekkah dikirim menuju Samudra pada masa khalifah Utsman dan mengunjungi Bengal sebelum bertugas di Samudra. Sultan Muhammad, yang disebut sebagai zuriat Abu Bakar as-Siddiq, memimpin di Samudra.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai sultan pertama Aceh, dengan Merah Silau atau Al-Malik al-Saleh dianggap sebagai yang pertama. Namun, berdasarkan data lapangan dan Hikayat Raja-Raja Pasai, Sultan Muhammad dari Mangir dianggap sebagai sultan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara secara umum.
Munculnya Pasai, Malaka dan Penyebaran Islam ke Jawa
Batu nisan di Kuala Berang atau Trengganu bertanggal 702 menunjukkan adanya pemukiman Muslim. Islam juga ditemukan di Filipina, khususnya di Pulau Jolo atau Sulu, dengan batu nisan bertanggal 710. Kerajaan Malaka, yang didirikan oleh Parameswara dan kemudian menguasai Temasek (sekarang Singapura), juga terhubung dengan Pasai melalui hubungan kekerabatan dan pernikahan.
Islam pertama kali masuk ke Aceh, kemudian ke Malaka dan akhirnya ke Jawa. Di Jawa, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) mulai berdakwah pada tahun 803 Hijriah. Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai Wali Songo pertama. Silsilah beliau mencakup keturunan dari Nabi Muhammad SAW.
Sunan Ampel menjadi guru bagi anak-anaknya, termasuk Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden Paku (Sunan Giri). Dakwah di Jawa Timur membutuhkan kesinambungan antara generasi, dari Sunan Ampel ke cucunya dan seterusnya. Islam di Jawa mulai berkembang pesat setelah wafatnya Sunan Ampel pada tahun 872 Hijriah.
Sunan Kalijogo memperkenalkan wayang sebagai metode dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat petani. Metode ini membantu Islam diterima dengan lebih baik di kalangan masyarakat Jawa yang memiliki waktu terbatas untuk belajar agama.
Baca juga:
- Menghidupkan Nilai-Nilai Islam dalam Tradisi Mudik Lebaran
- Menengok Bayan Ulgii: Kota Kantung Umat Islam di Mongolia
Islam masuk ke Madura dan Palembang melalui dakwah Sunan Ampel dan Aryo Damar. Dakwah ini menunjukkan bahwa Islam diterima baik oleh masyarakat setempat bahkan di wilayah yang sebelumnya dikuasai Majapahit. Demikianlah rangkuman sejarah masuknya Islam ke Semenanjung Malaya dan Indonesia. Terima kasih atas perhatian Anda. [isr]
Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network