Kisah Sukses!! Dari Rongsokan ke Empat Belas Toko Besi, Tiga Kafe dan 8 Kapal Laut

oleh -415 Dilihat
Kisah sukses Mas Pradita Aditya atau yang akrab disapa Mas Adit dari Lamongan sungguh menginspirasi. [Foto: Dok. YouTube/Pecah Telur]

Kabapedia.com – Kisah sukses Mas Pradita Aditya atau yang akrab disapa Mas Adit dari Lamongan sungguh menginspirasi. Bermula dari kehidupan sederhana sebagai anak nelayan, kini ia memiliki berbagai usaha yang sukses.

Baca juga:

Dalam perbincangan yang hangat di kanal YouTube Pecah Telur, Mas Adit menceritakan perjalanan panjang dan penuh lika-liku yang membawanya ke posisi sekarang. Bagaimana perjalanan bisnisnya, yuk samak ulasan Kabapedia.com berikut.

Mas Adit mengawali kisahnya dengan pengalaman berbisnis rongsokan di Surabaya. Dia bercerita bagaimana pada masa mudanya, ia sempat dimarahi oleh orang tua karena kehilangan modal sebesar Rp80 juta. Kejadian ini tidak membuatnya menyerah. Dengan semangat juang yang tinggi, Mas Adit mulai mencari cara untuk bangkit kembali.

“Saya belajar banyak dari pengalaman itu,” katanya. “Saya bertekad untuk membuktikan bahwa saya bisa berhasil.”

Mas Adit kemudian memutuskan untuk memulai usaha di bidang rongsokan. Ia mengambil barang-barang rongsokan dari desanya di Lamongan, seperti kuningan dan stainless steel, untuk dijual di Surabaya. Usaha ini ternyata membuahkan hasil dan menjadi titik awal kebangkitannya.

Dari Lamongan ke Surabaya

Kehidupan di desa tidak menghalangi Mas Adit untuk mengejar pendidikan yang lebih baik. Dengan bantuan pamannya yang kuliah di Surabaya, Mas Adit pindah ke kota tersebut untuk melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 37 Surabaya. Kehidupan di kota besar menjadi tantangan tersendiri, namun ia mampu beradaptasi dengan baik.

“Awalnya sulit, tapi saya belajar banyak dan akhirnya bisa kerasan di Surabaya,” ujarnya.

Tidak hanya berhenti di rongsokan, Mas Adit juga mencoba berbagai bisnis lainnya. Ia pernah berjualan parfum dan jus, meski akhirnya harus menutup usaha tersebut karena berbagai kendala. Namun, pengalaman berbisnis ini memberikan pelajaran berharga bagi Mas Adit.

Kemudian, Mas Adit melihat peluang besar di bisnis besi. Dengan modal 60 juta rupiah yang sebagian besar berasal dari arisan orang tua dan pinjaman koperasi, ia membuka toko besi di Lamongan. Meskipun awalnya sepi, ia tidak menyerah. Berkat kerja keras dan ketekunan, usaha ini akhirnya berkembang pesat.

Dalam perjalanan bisnis besinya, Mas Adit menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah kepercayaan dari orang tua yang sempat hilang akibat kerugian besar yang dialaminya. Namun, dengan meyakinkan mereka bahwa bisnis besi ini memiliki prospek yang baik, ia berhasil mendapatkan dukungan kembali.

“Saya katakan kepada orang tua bahwa usaha ini bisa dipantau langsung karena berlokasi di dekat rumah,” jelasnya. “Akhirnya, mereka percaya dan memberi saya modal lagi.”

Dengan modal tersebut, Mas Adit memulai usaha besinya bersama seorang rekan bernama Mas Rendy. Mereka berfokus pada menjual besi yang digunakan untuk kebutuhan perahu dan kapal nelayan. Berkat dedikasi dan ketekunan, bisnis ini akhirnya membuahkan hasil.

Ekspansi Usaha

Kesuksesan di bisnis besi tidak membuat Mas Adit berpuas diri. Ia terus mencari peluang baru dan berekspansi ke berbagai bidang. Kini, ia memiliki 16 toko besi dan stainless steel, tiga kafe yang tersebar di Lamongan dan Palembang, serta delapan kapal laut.

“Semua ini tidak lepas dari doa dan dukungan keluarga serta kerja keras yang tidak pernah berhenti,” tuturnya.

Baca juga:

Kisah Mas Adit adalah bukti bahwa dengan tekad yang kuat, kerja keras, dan ketekunan, siapapun bisa meraih kesuksesan. Perjalanan dari seorang anak nelayan menjadi pengusaha sukses dengan berbagai usaha yang berkembang pesat mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah meski menghadapi banyak rintangan.

“Saya berharap kisah ini bisa menginspirasi banyak orang, terutama anak-anak muda yang sedang berjuang meraih impian mereka,” kata Mas Adit mengakhiri ceritanya. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News dan berita lainnya Kabapedia Network di KabaPadang

No More Posts Available.

No more pages to load.