Padang, Kabapedia.com – Ternyata jumlah sirine Early Warning System (EWS) yang saat ini aktif di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) jauh dari kata layak. Padahal alat yang berfungsi sebagai alarm peringatan bahaya bencana alam ini sangat amat dibutuhkan di provinsi yang notabenenya disebut-sebut sebagai gudang bencana tersebut.
Baca juga:
- Apakah Gempa Megathrust Bisa Membelah Pulau Jawa?
- Mengenal Megathrust Mentawai, Zona Gempa yang Pernah Picu Tsunami Besar
Pejabat BPBD Sumbar menuturkan, berdasarkan data terbaru saat ini jumlah EWS yang ada hanya sebanyak 34 unit, padahal jumlah yang dibutuhkan idealnya adalah 1.300-san unit. Mirisnya lagi, dari jumlah 34 unit sirine EWS yang ada saat ini yang aktif hanyalah sekitar 30 persen, lantas sisanya 70 persen lagi rusak alias tidak berfungsi.
“Yang ada saat ini hanya 34 unit, dan jumlah ini banyak yang tidak aktif,” ungkap Jabatan Fungsional (Jagung) Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar, Suryadi saat menjadi pembicara pada acara sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Nomor 4 Tahun 2023, Tentang Penanggulan Bencana kepada masyarakat Kota Padang, bersama Anggota DPRD Sumbar, Verry Mulyadi.
Sosialisasi yang digelar di pelataran parkir Minang Carwash, Baypas Lubuk Begalung pada Sabtu (30/11/2024) ini dihadiri ratusan masyarakat dari lintas organisasi.
Suryadi menjelaskan, Sumbar sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi sangat membutuhkan lebih banyak alat EWS hingga 1.300 unit. Alat ini sangat dibutuhkan demi menyampaikan peringatan, untuk menekan jumlah korban jiwa saat gempa bumi dan tsunami terjadi.
Beber dia, potensi gempa bumi yang sangat mengancam yakni pada zona megatrush Mentawai yang dapat sewaktu-waktu melepaskan energinya hingga kekuatan mencapai 8 magnitude.
Selain itu ada juga potensi ancaman gempa darat dari segmen sesar akhir patahan Semangko yang membentang sepanjang daerah Bukit Barisan. Ancaman gempa darat ini sangat berpotensi menimbulkan longsor.
“Kita berharap ini mendapat perhatian semua pihak, terutama pemerintah daerah dalam memberikan dukungan anggaran. Jangan sampai kalau gempa besar sudah terjadi, baru ribut soal sirine peringatan dini kurang,” ingatnya.
Diketahui, Early Warning System (EWS) atau Sistem Peringatan Dini adalah sistem yang memberikan peringatan kepada masyarakat tentang potensi bencana atau kejadian alam yang membahayakan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak bencana dengan memberikan waktu untuk evakuasi dan penyelamatan diri.
EWS dapat memberikan peringatan dengan berbagai cara, seperti suara sirine, kentongan, pemberitahuan lewat TV, atau lainnya. Selain itu EWS dapat digunakan untuk berbagai jenis bencana, seperti banjir, gempa, dan tsunami:
Pada EWS banjir, alat ini dapat memantau tinggi air, debit air, dan pergerakan air secara kontinu untuk mengetahui situasi banjir saat ini. EWS yang efektif dan lengkap harus memenuhi empat unsur, yaitu: Pengetahuan risiko, Pemantauan bahaya dan layanan peringatan Penyebaran, dan komunikasi, serta kemampuan respon.
DPRD Janjikan Dukungan Anggaran
Anggota DPRD Verry Mulyadi dalam paparannya turut mengingatkan pada masyarakat kalau Sumbar merupakan daerah yang rawan bencana alam. Terutama potensi bencana gempa bumi zona megatrush Mentawai.
“Jadi kalau terjadi bencana alam di Sumbar masyarakat jadi sudah siap dalam langkah antisipasi,” ingat dia.
Pada kesempatan itu Verry juga mengapresiasi banyaknya LSM atau organisasi masyarakat yang selama ini selalu terdepan dalam mitigasi bencana. Organisasi tersebut di antaranya Pemuda Pancasila (PP), Indonesia Off-road Federation (IOF) dan juga PORBBI Sumbar.
“Tentunya kami berharap ibu-ibu dan bapak-bapak kedepannya juga harus respon dalam membantu masyarakat,” jelas dia.
Verry juga menyampaikan DPRD Sumbar melalui Komisi IV terus menjaring aspirasi dan juga berkomitmen memberikan dukungan anggaran termasuk bidang mitigasi dan penanganan kebencanaan. [isr]
Ikuti GoogleNews dan KabaPadang dari Kabapedia Network