Benarkah GenZ Lemah? atau Memang Situasi Ekonomi Saat Ini Berat

oleh -383 Dilihat
Benarkah GenZ Lemah? atau Memang Situasi Ekonomi Saat Ini Berat. [Foto: Dok. Ist]

Jakarta, Kabapedia.com – Generasi Z atau Gen Z, yang saat ini menjadi angkatan kerja termuda, tengah menghadapi tantangan ekonomi yang jauh lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya. Sejak lima tahun terakhir, Gen Z telah mengalami berbagai dinamika ekonomi, terutama setelah pandemi COVID-19, yang memicu munculnya stigma negatif terhadap generasi ini.

Baca juga:

Gen Z kerap dianggap sebagai generasi yang lembek, mudah stres, dan tidak sabaran, dengan kecenderungan ingin serba instan. Namun, di sisi lain, mereka juga dikenal sebagai generasi yang rajin bekerja, sering kali melakukan pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan. Meski begitu, mereka juga rentan mengalami burnout dan selalu merasa perlu untuk “healing” sebagai bagian dari upaya menjaga work-life balance.

Dari sisi keuangan, Gen Z dianggap paling sulit menabung, cenderung berhutang, dan dinilai mustahil untuk membeli rumah dari tabungan sendiri. Namun, tantangan yang dihadapi generasi ini tidak semata-mata karena perilaku konsumtif, melainkan juga akibat situasi ekonomi yang lebih kompleks.

Tantangan yang Dihadapi Gen Z

Luna, seorang pembicara dalam kanal YouTube *Ngomongin Uang*, menjelaskan bahwa salah satu perbedaan mendasar antara Gen Z dan generasi sebelumnya adalah kebiasaan mereka yang tumbuh bersama internet dan media sosial. “Generasi ini lahir dan tumbuh bersama dengan teknologi informasi dan tren media sosial, sehingga hampir semua informasi yang mereka konsumsi berasal dari internet,” jelasnya.

Konsumsi media sosial yang tinggi membuat Gen Z sering kali membandingkan kehidupan mereka dengan gambaran hidup ideal yang disajikan di media sosial. Akibatnya, muncul budaya baru seperti keinginan untuk healing ke tempat-tempat viral, membeli gadget mahal, dan nongkrong di tempat-tempat baru. Hal ini menciptakan pola hidup yang sulit menabung dan mendorong kecenderungan mencari jalan pintas untuk mencapai tujuan, termasuk ketergantungan pada pinjaman online dan bahkan berjudi.

Selain itu, persaingan di dunia kerja semakin ketat. Luna mencatat bahwa kebutuhan tenaga kerja telah menurun sejak pandemi COVID-19, sementara jumlah angkatan kerja Gen Z terus meningkat. Perkembangan teknologi seperti AI dan robot otomatisasi juga semakin mengikis kebutuhan tenaga kerja manusia. “Gen Z tidak hanya bersaing dengan tenaga kerja manusia, tetapi juga dengan perkembangan teknologi,” kata Luna.

Dari sisi kestabilan ekonomi, Gen Z adalah angkatan kerja yang paling parah terkena dampak krisis pandemi, dengan banyak yang merasakan menjadi generasi sandwich, serta mengalami tingkat inflasi dan fluktuasi nilai tukar yang tidak stabil.

Pentingnya Literasi Keuangan

Luna menekankan bahwa penting bagi Gen Z untuk memahami literasi keuangan yang baik dan sehat. Menurutnya, sebagian besar masalah sosial dan keuangan yang dihadapi Gen Z akan lebih mudah diatasi jika mereka memiliki kesadaran untuk mengelola uang dengan lebih baik. “Dengan literasi keuangan yang sehat, kita bisa mengatur keuangan sesuai dengan prioritas yang tepat dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang,” ujar Luna.

*Ngomongin Uang*, kanal yang dikenal luas dengan konten edukasi keuangannya, telah memproduksi ribuan konten setiap hari di berbagai platform media sosial. Namun, keterbatasan format media sosial sering kali membuat informasi yang disampaikan menjadi tidak tuntas. Oleh karena itu, tim *Ngomongin Uang* memutuskan untuk menerbitkan sebuah buku yang menguraikan materi edukasi keuangan dengan detail dan komprehensif.

Buku yang berjudul *Ngomongin Uang* ini, diharapkan dapat menjadi panduan bagi Gen Z dan milenial dalam menghadapi berbagai tantangan keuangan, mulai dari menabung, berinvestasi, hingga mempersiapkan dana pensiun. “Kami percaya bahwa setiap orang bisa membangun kekayaan versi dirinya sendiri. Sebab, menjadi kaya tidak selalu berarti memiliki uang berlebihan, tetapi bisa menjalani hidup yang tenang dan ideal sesuai dengan tujuan hidup dan pilihan gaya hidup kita masing-masing,” kata Luna.

Baca juga:

Dengan adanya buku ini, Luna berharap Gen Z yang sering merasa cemas dengan kondisi ekonomi dan masa depan keuangan mereka, dapat menemukan panduan yang membantu mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. [isr]

 

Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network