Angku Saliah, yang memiliki nama asli Dawat, berasal dari keluarga ulama. Pada usia belasan tahun, ia merantau untuk belajar ilmu tarekat kepada Syekh Muhammad Yatim di Padang. Budi pekertinya yang santun membuatnya diberi gelar “Angku Saliah.”
Angku Saliah membuka pengajian di kampung halamannya, Sungai Sariak, dan memiliki banyak murid. Ia juga dikenal dengan gelar Syekh Kiramatullah karena diyakini memiliki kesaktian. Selama perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1945-1949), banyak rakyat berlindung di suraunya. Dikisahkan, mortir yang dijatuhkan di dekat surau tidak meledak.
Peran dan Pengaruh
Ketika Angku Saliah ditangkap oleh Belanda, ia tetap melaksanakan salat meski dikurung. Kesaktiannya juga tampak saat memperingatkan rakyat akan datangnya bahaya. Dikisahkan, ketika Belanda menghujani bom, rakyat selamat berkat peringatannya.
Baca juga:
- Fakta dan Sejarah Jembatan Kasih Tak Sampai Siti Nurbaya
- Menggali Sejarah dari Peradaban Tertua Manusia: Iran (Bagian 1-5)
Angku Saliah wafat pada 3 Agustus 1974 dan dimakamkan di Surau sesuai wasiatnya. Hingga kini, kisah dan fotonya masih menghiasi banyak rumah makan Minang, mengingatkan kita akan perjuangan dan pengabdiannya. [isr]
Ikuti Google News dan berita Kabapedia Network di KabaPadang