Padang, Kabapedia.com – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD membeberkan jasa besar orang Minang atau Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) saat Orasi Ilmiah di prosesi wisuda ke-133 Universitas Negeri Padang, di Padang, Minggu (17/12/2023).
Mahfud menuturkan, Sumbar adalah penyelamat Republik Indonesia dari kekosongan kekuasaan pasca proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Dia menceritakan, setelah Ibu Kota Republik pindah ke Yogyakarta, dan Presiden Soekarno ditangkap, dan Syafruddin Prawiranegara yang merupakan orang Minang membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Kota Bukittinggi.
“Sehingga tak ada kekosongan pemerintahan yang berpotensi diambil alih oleh pemerintah penjajahan Belanda. Sumatra Barat ini penyelamat Republik,” kata Mahfud saat orasi ilmiah yang dihadiri para wisudawan dan wisudawati dan ribuan undangan.
Mahfud melanjutkan, selain mempertahankan kekosongan pemerintahan, peran penting Sumbar lainnya yakni secara intelektual telah membangun integrasi ke-Islaman dengan nasionalisme ke-Indonesiaan. hal ini dapat dilihat dari bukti sejarah banyaknya cendekia nasionalis dan agamis yang lahir di Tanah Minang.
“Buya Hamka, Mohammad Natsir, Bung Hatta, dan banyak lagi intelektual lainnya yang menghiasi pemikiran dan perjuangan bangsa ini,” ujar Menko Polhukam yang juga Cawapres namor urut 3 yang berpasangan dengan Capres Ganjar Pranowo ini.
Untuk itu, Mahfud mengajak anak muda, utamanya mahasiswa untuk senantiasa setia dan selalu membela negara. “Dari manapun asal kalian, setialah kepada Republik Indonesia. Dari Sumatra Barat inilah, 19 Desember jadi Hari Bela Negara,” ungkap Mahfud.
Saat ini, lanjut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, bela negara secara substansinya masih sangat relevan. Karena ancaman dan tantangan geopolitik Indonesia yang ada di tengah-tengah pertarungan negara-negara besar.
Belum lagi ancaman kehancuran bagi negara daulat seperti radikalisme, terorisme, hingga ancaman ideologis. Ditambah praktik korupsi dan hukum serta keadilan yang tidak benar ditegakkan.
“Semua itu penyebab negara hancur. Tumbuhkan sikap pratiotisme dan kawal terus penegakan hukum dan keadilan. Salah satu levelnya, minimal anda bekerja dengan penuh kejujuran di bidang masing-masing,” pesan Mahfud MD.
Diketahui, Mahfud sendiri telah merupakan ninik mamak orang Minang, karena tahun 2012, mendapatkan gelar Angku Majo Sadeo dari masyarakat Magek, Minangkabau.
Selain mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati, Mahfud juga memberi sejumlah pesan penting. Mahfud mengingatkan, para sarjana yang akan masuk ke laboratorium sesungguhnya di masyarakat.
Menurut Mahfud, jika tak lulus saat di universitas, bisa mengulang lagi. Namun, jika di laboratorium masyarakat, saat gagal dan salah, akan sulit diperbaiki.
“Hati-hati melangkah,” ingat Mahfud.
Ia juga mengingatkan, sarjana hanyalah tanda keahlian di bidang ilmu. Sarjana belum tentu intelektual yang berdasar kemuliaan moral. Artinya, jangan hanya jadi arjana. Tetapi harus jadi intelektual. Banyak sarjana hukum pakai pasal dengan keahliannya untuk menipu orang. Karena kebenaran bukan ditentukan oleh bunyi pasal, tetapi bisikan hati nurani berdasarkan moral.
Baca juga: Izin Beres, FPK UNP Buka Prodi Magister Psikologi Tahun 2024, jadi Pertama di Sumbar!!
“Mencerdaskan otak, memuliakan watak. Landasi ijazah anda dengan moralitas. Di tanah Minang ini, agama sangat penting sebagai landasan tindakan. Sesuai konstitusi ilmu pengetahuan (Iptek) dikembangkan berdasarkan iman, taqwa, akhlak,” tutup Mahfud. [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News