Kota Padang dan Bukittinggi Penyumbang Tertinggi Inflasi Tahunan Sumbar, Kenaikan IHK Transportasi Penyebab Utama

oleh -1221 Dilihat
Inflasi Gabungan 2 Kota Maret 2023, Tahun Kalender 2023, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2018=100). [Grafis: Dok. BPS Sumbar]

Padang, Kabapedia.com – Kota Padang dan Bukittinggi masih menjadi pemegang rekor tertinggi penyumbang angka inflasi tahunan di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Data terbaru ini diungkap Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar.

BPS mencatat, secara tahunan menurut perbandingan Inflasi Maret 2023 90 Kota IHK Nasional (2018=100) secara nasional dari 90 kota dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia, Bukittinggi berada di urutan ke-17 dan Padang di nomor 19.

Sementara di urutan pertama ada Kota Tual, Provinsi Maluku di angka 7,49 persen, dan diikuti Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 7,4 persen.

Untuk inflasi dua kota tertinggi di Sumbar, pada Maret 2023, secara Month to Month (m-to-m) terjadi deflasi di Kota Padang sebesar 0,10 persen dan di Kota Bukittinggi terjadi deflasi sebesar 0,03 persen. Secara agregat, deflasi m-to-m Gabungan 2 Kota tercatat sebesar 0,09 persen.

Pada Maret 2023, inflasi Year on Year (y-on-y) Kota Padang sebesar 5,94 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,26 dan Kota Bukittinggi sebesar 6,08 persen dengan IHK sebesar 115,38. Secara agregat, inflasi y-on-y gabungan 2 Kota sebesar 5,97 persen dengan IHK sebesar 115,28.

Hingga Maret 2023, secara Year to Date (y-to-d) laju inflasi Kota Padang sebesar 0,49 persen dan Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,45 persen. Secara agregat, inflasi y-to-d Gabungan 2 Kota tercatat sebesar 0,49 persen.

Menurut BPS Sumbar, inflasi y-on-y gabungan 2 kota ini, terjadi karena adanya kenaikan IHK pada 10 kelompok pengeluaran. Kelompok tersebut yakni kelompok transportasi sebesar 14,58 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,86 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,65 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,62 persen.

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,42 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,70 persen; kelompok pakaian dan alas kaki dan kelompok pendidikan masing-masing sebesar 2,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 1,87 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 1,30 persen.

Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,56 persen.

Deflasi Kota Padang dan Bukittinggi

Selain inflasi, deflasi atau penurunan harga juga terjadi di Kota Padang dan Bukittinggi. Pada Maret 2023, secara Month to Month (m-to-m) terjadi deflasi di Kota Padang sebesar 0,10 persen, dan di Kota Bukittinggi terjadi deflasi sebesar 0,03 persen. Secara agregat, deflasi m-to-m gabungan 2 kota ini tercatat sebesar 0,09 persen.

Data lain menunjukkan, hingga Maret 2023, secara Year to Date (y-to-d) laju inflasi Kota Padang sebesar 0,49 persen dan Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,45 persen. Secara agregat, inflasi y-to-d gabungan 2 kota ini tercatat sebesar 0,49 persen.

Inflasi Padang dan Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi y-on-y gabungan 2 kota ini terjadi karena adanya kenaikan IHK pada 10 kelompok pengeluaran, yakni kelompok transportasi sebesar 14,58 persen; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,86 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,65 persen.

Selanjutnya ada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,62 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,42 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,70 persen.

Lalu juga ada kelompok pakaian dan alas kaki dan kelompok pendidikan masing-masing sebesar 2,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar sebesar 1,87 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 1,30 persen.

Baca Juga: Inflasi Kota Bukittinggi Tertinggi ke-4 di Indonesia

Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,56 persen. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News