Kisah Reinkarnasi BlackBerry: Mantan Raja Smartphone yang Berubah jadi Perusahaan Cyber Ternama Dunia

oleh -1829 Dilihat
Kejatuhan raja smartphone BlackBerry. Ilustrasi [Foto: Tangkapan layar YouTube/Dr. Indrawan Nugroho]

Kejatuhan BlackBerry

Kejatuhan raja smartphone BlackBerry. Ilustrasi [Foto: Tangkapan layar YouTube/Dr. Indrawan Nugroho]
Pada masa jayanya, mungkin tidak ada yang pernah berpikir BlackBerry akan tenggelam dengan mudahnya. Tapi dia memang tidak bisa bertahan dengan kemajuan teknologi handphone, yang ironisnya justru dipicu oleh dirinya sendiri.

Kehadiran iPhone dan Android perlahan namun pasti,menurunkan popularitas perusahaan asal Kanada tersebut. Apalagi kemudian aplikasi-aplikasi eksternal berbasis internet yang memberikan fitur chatting, seperti whatsapp dan juga LINE. Tidak hanya itu, penyebab tergelincirnya BlackBerry, RIM melahirkan BlackBerry seri curve, pearl dan bold, untuk segmen konsumen menengah ke atas.

Dengan operating system buatannya sendiri. Menjadikan ponsel itu terkesan prestisius.
Apalagi harganya nggak murah. Padahal pada seri tertentu, banyak keluhan yang belum teratasi, seperti kurang kompatibel, sering hang dan panas atas spesifikasi yang monoton. Dalam kondisi seperti itulah muncul smartphone berbasis Android dan iPhone yang mengubah perspektif masyarakat harganya lebih murah.

“Dan karena itulah kemudian orang-orang jadi berpaling dari BlackBerry. Dapat dikatakan BlackBerry gagal beradaptasi dengan pertumbuhan inovasi smartphone. Ketika para pesaing condong ke arah layar sentuh, mereka kekeh menggunakan keyboard qwerty.
Mereka juga gagal dengan fitur seperti kamera, karena spesifikasi dan ketajaman kameranya tidak berkembang dengan baik,” terang Dr. Indrawan Nugroho.

Padahal segmen BlackBerry sejak awal adalah konsumen corporasi. Mereka menggunakannya terutama untuk kebutuhan bekerja. Itulah celah yang kemudian dilihat pesaing dan mendorong mereka melirik konsumen lain, yang membutuhkan informasi, sekaligus untuk hiburan. Apalagi media sosial semakin berkembang. Orang-orang bernafsu posting-postingan di medsos sehingga mereka membeli ponsel yang bisa memenuhi kebutuhan itu. Kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh perangkat BlackBerry.

Celah lain yang dimanfaatkan persaingan adalah operating system BlackBerry yang tidak memudahkan penggunanya. BlackBerry seperti memaksa pengguna memakai toko aplikasi BlackBerry yang dianggap tidak user friendly. Sedangkan operating sistem lain seperti iOS atau Android, menyediakan segala jenis aplikasi yang bisa diunduh oleh penggunanya di store-nya mereka.

“Nah maka wajar saja, ketika tahun 2012 pangsa pasar BlackBerry di Amerika serikat hanya tersisa 7,3% saja. Sementara Google dan Apple, masing-masing mengklaim 53,7 persen dan 35 persen. Akibatnya saham BlackBerry anjlok. Seperti pada kuartal pertama tahun 2014 yang turun hingga 30%,” ujar dia.

Sadar dengan situasi yang tidak menguntungkan, mereka BlackBerry mengembangkan sistem operasi BlackBerry 10, yang berbasis UNS setelah beberapa kali ditunda di tahun 2013. Seri itu akhirnya diluncurkan, sayangnya pasar tetap kurang respon.

Baca Juga: Teknologi Menjadi Industri Paling Bermasalah di Amerika, PHK Massal di Mana-mana

Penyebab lain dari kemunduran BlackBerry adalah para pemimpinnya. Thorsten Heins diangkat menjadi SEO menggantikan Lazaridis dan Balsillie, yang dinilai gagal membendung pesaing. Sayangnya Heins menilai BlackBerry sudah cukup berinovasi. Padahal banyak orang menilai titik lemah BlackBerry justru inovasinya.

Heins akhirnya resign dan digantikan oleh John Chen. Sesaat kemudian Chen berjanji ‘dalam 5 tahun saya bisa melihat BlackBerry sebagai pemimpin absolut dalam komputasi mobile. Itulah tujuan kami’.

“Menarik ya, apa sih yang ada dalam pikirannya terus apa ya yang dia lakukan,” jelas Dr. Indrawan Nugroho.

 

Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News