Kehancuran Otomotif Jepang, China Kian Brutal!! 

oleh -30 Dilihat
Kehancuran Otomotif Jepang, China Kian Brutal!! [Ilustrasi: Dok. Ist]

Jakarta, Kabapedia.com – Kehancuran dunia otomotif jepang sudah di depan mata. Apakah kondisi ini dipicu kemajuan otomotif China yang kian brutal!! Ya, selama beberapa dekade, Jepang berdiri sebagai raksasa industri otomotif dunia. Merek-merek seperti Toyota, Honda, dan Nissan menjadi simbol keunggulan teknologi serta kualitas yang sulit ditandingi.

Baca juga:

Mobil buatan Jepang mendominasi jalanan dari Asia hingga Amerika, membawa bendera kebanggaan sebuah negara yang mampu bangkit dari reruntuhan Perang Dunia II. Namun, seperti pepatah yang berkata bahwa tak ada kejayaan yang abadi, dominasi Jepang kini diguncang oleh kebangkitan China—rival lama yang kini menantang posisi Jepang di industri mobil global.

Usai Perang Dunia II, Jepang berada di ambang kehancuran. Namun, dengan semangat inovasi yang luar biasa, mereka berhasil membangun kembali ekonominya. Kebijakan ekonomi yang digagas oleh Perdana Menteri Shigeru Yoshida memprioritaskan industri dan perdagangan, sementara sektor militer diserahkan kepada Amerika Serikat. Pemerintah Jepang juga membentuk Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri, yang memberikan insentif besar bagi sektor otomotif.

Hasilnya, pada 1960-an hingga 1970-an, produsen mobil Jepang memperkenalkan kendaraan hemat bahan bakar yang menjawab kebutuhan pasar global akan mobil murah dan efisien. Sistem produksi Toyota, misalnya, yang berfokus pada efisiensi dan pengurangan pemborosan, menjadi standar industri yang dikagumi dunia. Momentum Jepang semakin kuat saat krisis minyak 1973 membuat mobil hemat bahan bakar mereka seperti Toyota Corolla dan Honda Civic menjadi primadona internasional.

Memasuki era 1980-an, Jepang sukses melampaui Amerika Serikat sebagai produsen mobil terbesar di dunia. Teknologi canggih seperti mesin hybrid, yang diperkenalkan melalui Toyota Prius pada 1997, semakin mengukuhkan posisi mereka sebagai pelopor inovasi. Hingga awal 2000-an, mobil Jepang terkenal karena daya tahan, biaya perawatan rendah, dan nilai jual kembali yang tinggi. Mereka mendominasi pasar Asia Tenggara dan Amerika Serikat, menjual jutaan unit setiap tahun. Namun, di tengah euforia kejayaan, ancaman perlahan muncul dari arah yang tak terduga—China.

Kebangkitan China yang Tak Terbendung

Pada 1980-an, ketika Jepang sedang berada di puncak kejayaan, industri otomotif China baru mulai berkembang dengan teknologi yang jauh tertinggal. Namun, pemerintah China memiliki visi besar. Mereka membuka pintu bagi investasi asing dan mulai membangun fondasi industri otomotif dengan menanamkan modal besar-besaran di sektor pendidikan serta penelitian dan pengembangan.