Kisah Von Dutch: Brand Sarat Drama, Custom Culture hingga Hollywood

oleh -21 Dilihat
Von Dutch: Kisah Sebuah Brand yang Sarat Drama. [Ilustrasi: Dok. Ist]

Jakarta, Kabapedia.com – “Kisah Von Dutch: Brand Sarat Drama, Custom Culture hingga Hollywood”. Bagi para penggemar dunia motor, nama Von Dutch mungkin sudah tak asing lagi. Brand ini dikenal dengan koleksi workshirt-nya yang kerap jadi rebutan. Namun, di balik popularitasnya, Von Dutch menyimpan cerita penuh liku—tentang pengkhianatan, intimidasi, hingga balas dendam. Lantas bagaimana kisahnya: yuk simak ulasan Kabapedia.com berikut ini.

Baca juga:

Brand ini pernah menjadi bagian dari gemerlap Hollywood, dengan selebritas seperti Vin Diesel, Britney Spears, hingga Paris Hilton yang terlihat mengenakan produknya.

Nama “Von Dutch” bukanlah sekadar label fashion. Ini adalah julukan Kenneth Howard, seorang legenda di dunia custom culture. Kenneth, yang dikenal sebagai pionir seni pinstriping, adalah kreator berbagai inovasi ikonis, termasuk warna candy apple red yang dipopulerkan lewat mobil Marilyn Monroe.

Nama “Dutch” diberikan keluarganya karena sifat keras kepala Kenneth yang menyerupai karakter orang Belanda. Ia kemudian menambahkan “Von” dari bahasa Jerman, yang berarti “dari”, untuk memberikan sentuhan pribadi.

Namun, kisah Von Dutch sebagai brand dimulai setelah Kenneth meninggal pada 1992. Seorang kolektor seni bernama Ed Boswell mendapat izin dari keluarga Kenneth untuk menggunakan nama dan karyanya sebagai merchandise. Dengan niat mengabadikan warisan Kenneth, Boswell memulai perjalanan Von Dutch sebagai brand fashion.

Perjalanan Penuh Konflik

Tahun 1996, Von Dutch mulai menarik perhatian setelah Boswell memamerkan koleksinya di Los Angeles. Di sana, dua tokoh kontroversial, Mike Cassell dan Bobby Vaughn, tertarik untuk mengembangkan brand ini. Mike, mantan narapidana, dan Bobby, seorang mantan peselancar profesional, akhirnya membeli hak atas merek Von Dutch dari keluarga Howard. Pada 1999, mereka bersama-sama mendirikan Von Dutch Originals.

Namun, perjalanan mereka penuh masalah. Pada awalnya, keterbatasan dana membuat mereka menggunakan metode tidak lazim, seperti membajak produk merek lain dengan mengganti labelnya. Hype mulai tumbuh ketika produk mereka dikenakan oleh Tommy Lee dalam acara MTV Cribs. Popularitas pun meroket, tetapi manajemen yang buruk menjerumuskan mereka ke dalam utang.

Ketegangan di antara pendiri semakin memuncak. Bobby Vaughn akhirnya didepak setelah sebuah insiden intimidasi dengan senjata api. Sementara itu, Mike Cassell disingkirkan setelah konflik berkepanjangan dengan Tony Sorensen, seorang investor yang mengambil alih mayoritas saham Von Dutch pada tahun 2000.

Di bawah kendali Tony dan desainer Christian Audigier, Von Dutch menikmati puncak popularitasnya pada awal 2000-an. Produk seperti trucker hat menjadi ikon budaya pop, dikenakan oleh selebritas papan atas seperti Paris Hilton dan Britney Spears. Revenue brand ini melonjak hingga mencapai $400 juta pada puncaknya.

Namun, kejayaan ini tak berlangsung lama. Produk bajakan membanjiri pasar, menghancurkan citra eksklusif Von Dutch. Para penggemar awalnya, termasuk komunitas custom culture, merasa brand ini telah kehilangan jati dirinya. Tuduhan bahwa Von Dutch memiliki afiliasi dengan simbol neo-Nazi semakin memperburuk reputasi mereka.

Pada tahun 2004, Von Dutch dijual ke grup alas kaki asal Prancis, Royer Group. Meski sempat tenggelam, ada tanda-tanda kebangkitan belakangan ini. Selebritas seperti Travis Scott terlihat mengenakan *trucker hat* Von Dutch, dan Charlie XCX bahkan merilis lagu berjudul “Von Dutch” pada 2024.

Baca juga:

Namun, apakah brand ini mampu mengulang kejayaannya? Dengan sejarah penuh drama dan perubahan tren yang cepat, masa depan Von Dutch tetap menjadi pertanyaan menarik di industri fashion. Apakah ini awal dari babak baru, atau sekadar nostalgia sementara? Anda yang menentukan jawabannya. [isr]

 

Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network