Gandeng US Embassy Jakarta, Energi Bersama Selenggarakan Lokakarya

oleh -1049 Dilihat
Lokakarya Energi Bersama di Ruangan American Corner, Gedung Perpustakaan Pusat Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Selasa (10/10/2023). [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Energi Bersama, merupakan sebuah organisasi kepemudaan non-profit, menyelenggarakan lokakarya yang bertajuk demokrasi dan keadilan dalam percepatan isu transisi energi dan perubahan iklim di tingkat akar rumput.

Energi Bersama yang berfokus pada isu perubahan iklim, lingkungan, dan transisi energi di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menyelenggarakan acara ini dengan menggandeng US Embassy Jakarta, Youth Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), dan American Corner Universitas Andalas.

Lokakarya diselenggarakan di Ruangan American Corner, Gedung Perpustakaan Pusat Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Selasa (10/10/2023).

Lokakarya ini merupakan acara terakhir, dari serangkaian agenda dalam program KKN-Ku Dengan Energi Bersama. Dimana program ini dilakukan, untuk membantu mahasiswa-mahasiswa tahun akhir di Sumbar, yang tergabung sebagai Teman Volunteer Energi Bersama.

Para mahasiswa yang bergabung diharapkan ikut berperan serta dalam mensosialisasikan isu perubahan iklim, lingkungan, dan transisi energi, pada program kerja KKN masing-masing secara langsung kepada masyarakat akar rumput pada 12 kabupaten/kota di Sumbar, selama bulan Juli – Agustus yang lalu.

Mengedepankan narasi dan tindakan demokratisasi dan keadilan dalam percepatan isu perubahan iklim dan transisi energi bagi masyarakat lokal, merupakan perihal yang harus ditekankan.

Pasalnya seperti yang diketahui, isu-isu ini biasanya hanya dibahas dalam diskursus di tingkat nasional, dan sangat jarang dibahas dalam tingkatan lokal. Maka dari itu, dalam inisiasi ini Energi Bersama melihat urgensi kehadiran isu perubahan iklim dan transisi energi harus banyak disampaikan kepada masyarakat lokal di Sumatera Barat, karena merekalah kelompok yang menjadi garda terdepan atau frontier, yang terdampak dalam perubahan iklim (seperti banjir dan tanah longsor), pengalih fungsian lahan (seperti pembangunan geothermal dan tambang batu bara untuk PLTU).

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Abraham Lee, Deputy Cultural Affairs Officer – US Embassy Jakarta, dalam sambutannya bahwa “Dalam program pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang akan diterima pemerintah Indonesia sebanyak USD 20 Miliar dari negara-negara maju, bahwa maksud dari kata Just dalam pendanaan ini adalah aspek Justice atau keadilan.

Dimana diharapkan dalam transisi ke energi bersih, kelompok-kelompok masyarakat lokal yang terdampak dan kehidupannya bergantung dalam energi-energi fosil, harus dikedepankan dengan penuh keadilan. Maka dari itu, lokakarya ini kami rasa sangatlah penting untuk membawa isu ini sampai di tingkat lokal, dan kelompok generasi muda adalah salah satu kunci sukses untuk mengakselerasi
transformasi yang berkeadilan ini.”

Sejalan dengan Abraham Lee, Dosen Pendidikan Sosiologi Universitas PGRI Sumatera Barat, Dr. Dian Kurnia Anggreta, menyatakan bahwa generasi muda memiliki kekuatan yang besar dalam percepatan isu lingkungan dan energi, yakni:

● Menjadi aktor penggerak dalam gerakan lingkungan dan energi,
● Memiliki kemampuan menyebarkan informasi lingkungan dan energi dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat,
● Memiliki kreativitas dan inovasi dalam menyebarkan informasi seputar lingkungan dan energi,
● Kumpulan generasi muda yang sadar dalam isu-isu ini, tentu menjadi kekuatan kolektif untuk bertindak dalam melindungi lingkungan, dan mendukung pengembangan energi yang berkelanjutan.

Maka dari itu, dengan semangat menjadi Aktor penggerak dalam isu ini, Energi Bersama memiliki visi bahwa dengan kehadiran organisasi yang lahir pada 11 November tahun 2021 ini, generasi muda yang tergabung dalam Energi Bersama, diharapkan bisa menjadi Pemimpin Iklim Masa Depan (future climate leaders), yang bisa mengadvokasi aspek keadilan dalam perubahan iklim dan transisi energi
di Sumbar.

Baca juga: Maksimalkan Pendapatan Petani Lewat Perhutanan Sosial

Sehingga nantinya dampak positif dari generasi-generasi muda di Sumatera Barat
ini, bisa memberikan sudut pandang yang baru dan optimistik kepada Pemerintah Provinsi Sumbar untuk lebih mengedepankan aspek Keadilan dan Demokratisasi dalam perubahan iklim dan transisi energi, sehingga nantinya dalam tata kelola kebijakan, Sumatera Barat juga akan bisa menjadi Provinsi Pemimpin Iklim (climate leaders region) di Indonesia, ungkap Agung Marsallindo, Founder sekaligus Direktur Energi Bersama. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News