Bukittinggi: Kota Kecil di Sumbar yang Pernah Menjadi Ibukota Indonesia

oleh -867 Dilihat
Objek Wisata Jam Gadang Bukittinggi. [Foto: Dok. galerywisatabukittinggi]

Padang, Kabapedia.com – Berdasarkan catatan sejarah, Jakarta dan Yogyakarta bukanlah satu-satunya kota yang pernah menjadi ibukota Indonesia. Sebuah kota kecil di Sumatera Barat (Sumbar), yang telah ada sejak 22 Desember 1784, juga pernah mendapatkan gelar tersebut.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibukota negara, diserang oleh tentara Belanda. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk memindahkan ibukota ke Sumabr. Presiden dan wakil presiden saat itu, Soekarno dan Moh Hatta, ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Bangka. Oleh karena itu, kepemimpinan sementara diserahkan kepada Sjafruddin Prawiranegara, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran Republik Indonesia.

Pada Desember 1948, ibukota Indonesia dipindahkan ke Sumatera Barat. Setelah situasi aman, ibukota dipindahkan kembali ke Yogyakarta pada Juli 1949. Kota kecil di Sumatera Barat yang pernah menjadi ibukota Indonesia adalah Bukittinggi.

Baca juga:

Bukittinggi juga pernah menjadi ibukota Provinsi Sumatera. Sebelum Sumatera Barat menjadi provinsi, Bukittinggi adalah bagian dari Sumatera Tengah. Setelah pembentukan Provinsi Sumatera Barat, Bukittinggi kembali dipilih sebagai ibukota sebelum akhirnya berpindah ke Padang.

Bukittinggi adalah kota dengan perekonomian terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibukota Indonesia selama masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Selain itu, Bukittinggi juga pernah menjadi ibukota Provinsi Sumatra dan Provinsi Sumatra Tengah.

Bukittinggi dikenal sebagai kota perjuangan dan merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, seperti Mohammad Hatta dan Assaat. Kota ini terletak di rangkaian Pegunungan Bukit Barisan, sekitar 90 km arah utara dari Kota Padang, dan dikelilingi oleh dua gunung, yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi.

Bukittinggi berada pada ketinggian 909–941 mdpl, menjadikannya kota berhawa sejuk dengan suhu berkisar antara 16.1–24.9 °C. Luas wilayah Bukittinggi secara de jure adalah 145,29 km², namun karena penolakan sebagian masyarakat Kabupaten Agam, luas wilayah secara de facto saat ini adalah 25,24 km².

Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatra. Pusat perdagangan utamanya terdapat di Pasar Ateh, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning. Dari sektor perekonomian, Bukittinggi merupakan kota dengan PDRB terbesar kedua di Sumatera Barat, setelah Kota Padang. Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, sebuah menara jam yang menjadi simbol bagi Bukittinggi.