Kabapedia.com – Setelah kematian Alexander Agung, kekaisaran yang ia bentuk terpecah. Panglima perangnya, Seleukus I Nikator, mendirikan Kekaisaran Seleukia yang mencakup wilayah Iran, Mesopotamia, Suriah, dan Anatolia. Namun, Kekaisaran Seleukia hanya berkuasa selama seabad sebelum akhirnya runtuh dan diusir dari tanah Iran oleh Kekaisaran Partia.
Kekaisaran Partia, yang didirikan oleh bangsa Arsasi, awalnya menguasai dataran tinggi Iran dan Mesopotamia pada akhir abad ke-3 SM. Mereka juga memperluas kekuasaan mereka ke Arab Timur. Bangsa Partia ini dikenal cukup tangguh dan telah menjadi musuh utama Kekaisaran Romawi di timur.
Baca juga:
- Sejarah Perkembangan Uang Kertas Dunia: Dari Zaman Prasejarah Hingga Era Modern
- Menggali Sejarah dari Peradaban Tertua Manusia: Iran (Bagian 1)
Namun, meski bangsa Partia punya kekuatan militer yang baik, mereka kesulitan dalam pengepungan kota sehingga sulit bagi mereka untuk menduduki daerah-daerah taklukannya. Kekaisaran Partia bertahan selama 5 abad, jauh lebih lama jika dibandingkan dengan banyak kekaisaran di timur. Mereka baru bisa digulingkan oleh bangsa Persia yang sedang berada di bawah kepemimpinan Kekaisaran Sasani pada 224 SM.
Iran kemudian memulai gerakan pembaharuan dalam negeri di bidang ekonomi maupun militer ketika dipimpin oleh Kaisar pertama, Darius I. Sekali lagi, Iran menjadi salah satu kekuatan paling berkuasa di dunia selama lebih dari 400 tahun, menyaingi Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium.
Setelah lebih dari satu abad berkonflik dengan Kekaisaran Romawi, akhirnya Iran memasuki babak baru dalam sejarahnya. Perang antara Kekaisaran Sasania dan Kekaisaran Romawi Bizantium pecah juga di Anatolia, Kaukasus Barat, Mesopotamia, Armenia, dan Lebanon yang menghasilkan perjanjian damai. Perang Romawi-Persia pada akhirnya pun dianggap usai setelah berlangsung lebih dari 700 tahun.
Setelah konflik dengan Romawi Bizantium mereda, bangsa Persia dalam zaman Kekaisaran Sasania telah mencapai titik puncak peradabannya dan menjadi Kekaisaran Iran Raya terakhir yang paling berpengaruh dan memberi dampak pada dunia.
Era yang telah berganti membawa bangsa Persia ke zaman yang berbeda. Bangsa Persia yang tampaknya sudah kelelahan berperang harus menerima kekalannya tanpa perlawanan panjang ketika pasukan Muslim menginvasi wilayah kekuasaannya dan melakukan Pertempuran Al-Qadisiyah di Al-Hilah, atau sekarang sudah masuk ke dalam wilayah Irak.
Penaklukan Islam atas Persia di zaman pertengahan Iran ditandai dengan Umar Bin Khattab yang memimpin invasi ke wilayah Sasania setelah perang saudara berakhir. Penaklukan kaum Muslim atas Persia mengakhiri Kekaisaran Sasania dan menyebabkan kemunduran agama Majusi di Persia. Mayoritas penduduk Iran beralih ke Islam, tetapi banyak aspek peradaban Persia sebelumnya tetap diserap oleh pemerintahan Islam.
Setelah kejatuhan Dinasti Abbasiyah, dinasti-dinasti Turki dari Asia Tengah memerintah Persia. Dinasti ini awalnya hanya tentara budak, tetapi mereka mengambil alih administrasi Khilafah Abbasiyah karena kelemahan khalifahnya. Kejatuhan Abbasiyah membuat munculnya pemerintahan-pemerintahan kecil di seluruh Iran.
Pada tahun 962, Alubtigin, seorang pegawai pasukan budak Samanid, kemudian mendirikan pemerintahan Ghaznawiyah setelah menaklukkan Ghazna. Di kemudian hari, pasukan Turki Utsmani, khususnya tentara Seljuk Oghuz dari Amudarya, menyerang dan menaklukkan Persia.
Peristiwa penaklukan ini membuat Persia mengalami kebangkitan budaya dan ilmu pengetahuan di bawah pimpinan Tughril dan Shah Malik. Namun, setelah kematian Shah Malik, akhirnya Persia kembali terpecah menjadi pemerintahan-pemerintahan kecil. Hal ini terjadi sampai Genghis Khan dari Mongolia menyerbu Persia.
Bukan untuk membangun bangsa ini seperti yang dilakukan oleh pasukan Turki Utsmani, tapi untuk menghancurkan kota-kotanya dan menyebabkan kehancuran besar bagi rakyat Iran. Sistem irigasi yang hancur akhirnya mengakibatkan perubahan besar dalam pola pemukiman. Selain itu, penyerangan Genghis Khan juga menyebabkan sebagian besar penduduk, terutama pria, terbunuh. Hal ini menyebabkan penurunan populasi secara drastis.
Selama Mongol berkuasa di Iran, hanya ada sedikit perbaikan di Iran yang tidak sebanding dengan kehancuran yang terjadi. Namun, setelah kekuasaan beralih kepada Gazan Khan, dia dan penasihatnya yang bernama Rashid ad-Din berhasil memulihkan ekonomi Iran dengan menurunkan cukai, mendorong pertanian, memperbaiki sistem irigasi, dan meningkatkan perdagangan dengan India dan China.
Setelah Gazan Khan wafat, dia digantikan oleh penguasa yang bernama Abu Said. Dan selepas Abu Said wafat, kemudian Iran sekali lagi terpecah menjadi beberapa pemerintahan kecil. Hal ini berlangsung sampai Timur Lenk, seorang Mongol Turki, kemudian menaklukkan Persia. Meskipun serangannya tidak sebesar Genghis Khan, ia masih menyebabkan kehancuran besar di kota-kota seperti Isfahan dan Shiraz.
Setelah kematiannya, Kesultanan Iran terpecah, tetapi pengaruh Mongolia tetap berlanjut dengan pemerintahan yang dijalankan oleh Uzbek dan Bayundur Turkmen hingga bangkitnya Kesultanan Safawi yang memerintah seluruh wilayah Iran dan sekitarnya. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Kesultanan Safawi adalah Kesultanan yang berjasa terhadap berdirinya bangsa Iran modern.
Pada peralihan di zaman modern ini, Iran dikenal dengan nama Negara Agung Iran dalam kekuasaan Kesultanan Safawi yang berlangsung sejak 1501 M hingga 1722 M. Terjadilah perubahan besar sesudah perubahan yang terjadi pasca penaklukan kaum Muslim terutama di Iran. Perubahan besar ini berupa penetapan Mazhab 12 Imam dari Firqah Syiah sebagai agama resmi kekaisaran. Peristiwa ini menjadi salah satu titik balik terpenting dalam sejarah Islam.
Iran kemudian tumbuh menjadi salah satu kekaisaran bubuk mesiu Islam, maksudnya adalah Iran menjadi negara yang punya kekuatan militer kuat dengan pengembangan persenjataan modern yang lengkap. Iran bersaing dengan negara-negara lain dalam kekuasaan Kesultanan Safawi, sekaligus dengan musuh utamanya saat itu, yakni Kesultanan Utsmaniyah dan Kesultanan Mughal.
Baca juga:
- Sejarah Parfum Dunia: Memahami Aroma yang Melintasi Zaman
- Mengenal Sejarah Bitcoin dan Manfaatnya, Apa Berguna?
Selepas Kesultanan Safawi runtuh, akhirnya Iran diperintah oleh Dinasti Afshariyah, bangsa Zand, dan Qajar. Di abad ke-17 M, negara-negara Eropa mulai menjelajahi Iran dan memberikan pengaruh kuat mereka di sana sehingga Iran mulai kehilangan beberapa wilayahnya lewat abad ke-19.
Era baru mengubah Iran ketika terjadi Revolusi Konstitusi Iran. Ia memperkenalkan sistem monarki konstitusional. Raja Iran tetap mempertahankan kekuasaan, tapi sebuah parlemen bernama Majlis didirikan pada tanggal 7 Oktober 1906. Tidak lama setelah itu, penemuan minyak mentah di wilayah Khuzestan menarik minat Inggris dan Rusia untuk meluaskan pengaruh di Iran supaya bisa memonopoli minyak, bahkan memecah belah Iran. Kedua negara adidaya tersebut bersaing ketat. Pemerintah Iran saat itu sedang dipegang oleh Dinasti Qajar yang lemah. Bersambung… [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News