Kabapedia.com – Pada tanggal 13 April 2024, setelah hampir setengah abad permusuhan, Iran dan Israel akhirnya terlibat dalam konflik terbuka. Serangan pertama dilancarkan oleh Israel, yang menghancurkan gedung konsulat Tehran di ibukota Suriah, Damaskus, menewaskan tujuh Garda Revolusi Iran. Iran membalas dengan mengirim lebih dari 300 drone dan rudal balistik serta jelajah untuk membombardir fasilitas militer Israel.
Konflik ini menarik karena serangan bertubi-tubi dari Iran membuat Israel, yang selama ini mengabaikan teguran dari PBB, akhirnya datang mengadu ke Dewan Keamanan PBB atas aksi Iran dan mendesak supaya PBB mengecam serangan Iran tersebut. Iran, yang telah menjadi salah satu negara yang ditakuti Israel selama beberapa dekade, disebut-sebut membawa ancaman terbesar bagi mereka dan bahkan dianggap sebagai musuh kuat oleh Amerika Serikat.
Baca juga:
- Sejarah Perkembangan Uang Kertas Dunia: Dari Zaman Prasejarah Hingga Era Modern
- Sejarah Parfum Dunia: Memahami Aroma yang Melintasi Zaman
Untuk memahami kekuatan Iran, kita harus menengok ke belakang dan melintasi zaman. Iran, atau yang dikenal sebagai Persia di dunia Barat, merupakan rumah bagi peradaban besar tertua di dunia yang ada sejak tahun sebelum masehi. Menurut filsuf Jerman, George Wilhelm Friedrich Hegel, Iran adalah bangsa bersejarah yang pertama ada di dunia.
Peradaban di tanah Iran sudah dikenal lebih maju sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan artefak arkeologi buatan manusia purba Neandertal yang diduga berumur 100.000 tahun dari pertengahan zaman batu tua atau paruh pertama milenium pertama sebelum masehi. Selain itu, kawasan Barat Daya Iran juga merupakan bagian dari Hilal Subur, tempat sebagian besar tanaman pangan pertama umat manusia dibudidayakan.
Namun, bangsa Persia sendiri baru muncul di Iran pada zaman besi. Sebelumnya, wilayah Iran dikuasai dan dibangun oleh suku-suku lain seperti suku Susa yang mendiami wilayah Iran semenjak 4395 sebelum masehi, mengalahkan peradaban Mesopotamia. Suku Susa ini berkembang dan dikenal sebagai bangsa Elam.
Ketika memasuki zaman besi dan kekaisaran Asiria bangkit, bangsa Elam terusir dari berbagai wilayah kekuasaannya dan akhirnya berbaur dengan bangsa-bangsa lain yang memasuki wilayah Iran di dataran tinggi. Bangsa-bangsa itu adalah bangsa Media, Persia, Partia, Urartu, dan beberapa bangsa lain yang datang dari Stepa Pontus Kaspia. Kebanyakan bangsa-bangsa ini tunduk dengan kekaisaran Asiria.
Di tahun 646 sebelum masehi, bangsa Elam kemudian dihabisi oleh raja Asiria saat itu, Raza Asyur Baniipal. Mereka yang tersisa dari bangsa Elam terpaksa melarikan diri ke daerah-daerah lain untuk berlindung. Melihat sejarah panjangnya raja-raja Asiria yang berusaha menaklukkan suku-suku lain terutama di kawasan barat Iran, akhirnya bangsa-bangsa kecil pun bersatu membentuk negara-negara yang lama-lama semakin membesar dan sangat terpusat pemerintahannya untuk mengalahkan kekaisaran Asiria.
Di abad ke-7 sebelum masehi, bangsa Media akhirnya mencapai kemerdekaannya dari kekaisaran Asiria. Mereka kemudian bekerja sama dengan bangsa Bebel untuk mengepung dan menghancurkan Asiria. Taktik yang mereka lancarkan berhasil membuat ibukota Asiria hancur sehingga akhirnya kekaisaran Asiria runtuh. Bangsa Media inilah yang kemudian dianggap berjasa membangun Iran sebagai sebuah bangsa dan kekaisaran serta tercatat dalam sejarah sebagai bangsa yang mendirikan kekaisaran Iran pertama, kekaisaran terbesar di zamannya.
Koresi Agung atau Kores 2 yang memimpin kekaisaran Iran lalu mengembangkan kekaisaran dari perpaduan Media dan Persia yang kelak menjadi Armenia. Dengan kebijakan dari Koresi Agung yang dikenal sangat santun, dia mampu membuat rakyatnya tunduk dan patuh pada pemerintahan Persia yang akhirnya membuat kekaisaran Persia ini berumur panjang.
Putranya yang menjadi pewaris kekuasaan, bernama Kambisus 2, memilih untuk melakukan ekspansi kekuasaan dengan menaklukkan Mesir kuno yang tersisa sebagai negara kuat di kawasan itu. Kambisus 2 mampu menaklukkan Mesir kuno dan meruntuhkan kekaisaran Mesir yang ke-26. Namun sayangnya, pewaris Koresi Agung ini harus meninggal karena jatuh sakit ketika dia akan meninggalkan Mesir.
Dalam beberapa catatan yang dibuat oleh Herodotus, sejarawan Yunani kuno, diyakini bahwa Kambisus 2 meninggal karena kemarahan dewa-dewi Mesir kuno yang tidak terima bangsanya dikalahkan. Sepeninggal Kambisus 2 dan setelah sempat terjadi kekosongan kekuasaan, Darius 1 memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan dan menetapkan dirinya sebagai pewaris tahta Persia berdasarkan silsilah keluarga yang lurus dari para penguasa kekaisaran Akaimenia.
Sempat terjadi pemberontakan saat Darius 1 naik takhta, tapi dia dengan cepat mampu meredamnya. Di bawah kepemimpinan Darius, ibukota kekaisaran berpindah ke Susa dan dia membangun Parsepolis. Darius juga membangun sebuah terusan untuk menghubungkan Sungai Nil dan Laut Merah. Pembangunan ini akan menjadi cikal bakal Terusan Sues yang kita ketahui sekarang.
Banyak perkembangan maju yang terjadi selama masa kekuasaannya. Hal ini tercatat dalam prasasti-prasasti kerajaan dengan bahasa Persia tua ditulis menggunakan aksara paku khusus yang telah disesuaikan. Selain di bawah kekuasaan Koresi Agung, di tangan Darius inilah tercatat bahwa kekaisaran Persia telah tumbuh menjadi kekaisaran terbesar dalam sejarah umat manusia.
Darius juga memerintah dan mengatur sebagian besar dunia karena dia mengatur wilayah-wilayah penaklukannya yang membentang di tiga benua yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Kekaisaran Persia telah menjadi negara adikuasa pertama di dunia yang landasan hukumnya sangat menjaga persatuan rakyatnya karena bertabur toleransi dan hormat pada budaya serta agama lain.
Namun di penghujung abad ke-6 sebelum masehi, Darius memutuskan untuk melakukan perang terhadap beberapa wilayah di Eropa di luar kekuasaannya. Beberapa bangsa, kota, dan wilayah di pesisir Yunani pun ditaklukkan olehnya. Ketika Athena, ibukota negara Yunani, akhirnya turun tangan, pecahlah Perang Yunani-Persia yang berlangsung sepanjang setengah waktu dari abad ke-5 sebelum masehi dan menjadi salah satu perang terpenting dalam sejarah Eropa.
Baca juga:
- Kisah Startup Desa Modal Rp500 Ribu Kini Hasilkan Rp100 Juta per Bulan
- Kisah di Balik Strategi Transformasi Digital Freeport: Membuktikan Keuntungan Teknologi dalam Industri Tambang
Pihak Persia sempat menderita kekalahan setelah membawa kembali wilayah dan bangsa Trakia dan Makedonia ke dalam kekuasaan Persia. Namun, penerus tahta Darius, yaitu Ahasuerus 1, akhirnya melancarkan invasi kedua atas Yunani. Banyak wilayah di Yunani daratan yang berhasil dikuasai, tapi tidak lama karena dalam peperangan-peperangan berikutnya, Yunani meraih kemenangan dan memukul mundur pasukan Persia yang telah kehilangan kendali atas banyak wilayah di tanah Yunani.
Peperangan panjang itu baru benar-benar berakhir setelah ada perjanjian damai Kalias di tahun 449 sebelum masehi. Beberapa dekade setelahnya, ketika Darius 2 wafat karena usia tua. Bersambung… [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News