Analisis Ilham Habibie tentang Turbulensi Maut Singapore Airlines: Apa yang Harus Kita Lakukan saat Turbulensi?

oleh -1905 Dilihat
Analisis Ilham Habibie tentang insiden turbulensi maut Singapore Airlines. [Foto: Dok. YouTube/Ilham Habibie]

Kabapedia.com – Kali ini, kita akan membahas insiden yang baru saja mengguncang dunia penerbangan: pesawat Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah dalam penerbangan dari London menuju Singapura. Akibat kejadian ini, satu orang meninggal dan banyak penumpang lainnya terluka.

Baca juga:

Untuk membahas lebih lanjut, berikut penjelasan Ilham Habibie, seorang pakar aviasi, dilansir Kabapedia.com dari video YouTube di channel Ilham Habibie, yang mengulas tentang pesawat Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah.

Mengenal Turbulensi

Seberapa sering sebenarnya turbulensi parah seperti ini terjadi?  Ilham Habibie menjelaskan kalau “Turbulensi sebenarnya bukanlah hal yang jarang terjadi. Namun, insiden seperti ini, di mana ada korban jiwa dan cedera serius, memang jarang. Pesawat sendiri didesain untuk menghadapi kondisi seperti ini tanpa mengalami kerusakan struktural.”

Turbulensi dan Jetstream

Ilham menjelaskan bahwa turbulensi parah sering kali terjadi karena adanya fenomena jetstream di ketinggian sekitar 30-35.000 kaki di atas permukaan laut. Jetstream adalah arus udara cepat yang dapat menyebabkan turbulensi mendadak, yang dikenal sebagai Clear Air Turbulence (CAT). Turbulensi jenis ini tidak terdeteksi oleh radar cuaca dan sering kali datang tanpa peringatan.

Menurut Ilham Habibie “Pilot biasanya memiliki alat untuk mendeteksi dan memperingatkan penumpang tentang turbulensi. Namun, dalam kasus CAT, turbulensi terjadi secara tiba-tiba di udara yang tampak jernih, sehingga peringatan sering kali tidak sempat diberikan.”

Biasanya penumpang yang mengalami turbulensi ini merasakan penurunan drastis pesawat sekitar 6.000 kaki (sekitar 2 km) dalam 6 menit. Meskipun bagi penumpang itu terasa sangat cepat, secara teknis itu bukanlah penurunan yang ekstrem.

Ilham Habibie juga mengungkapkan”Banyak penumpang yang terluka karena tidak mengenakan sabuk pengaman. Penting bagi kita untuk selalu mengenakan sabuk pengaman, bahkan ketika tanda penggunaan sabuk pengaman sudah dimatikan, untuk menghindari cedera akibat turbulensi mendadak.”

Lebih jauh Ilham juga mengaitkan fenomena turbulensi dengan perubahan iklim global. Ia menjelaskan bahwa pola cuaca yang semakin ekstrem, termasuk hujan deras yang terjadi secara tiba-tiba, dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas turbulensi di masa mendatang.

“Ekspektasi para ilmuwan menunjukkan bahwa dengan perubahan iklim, kejadian turbulensi ekstrem akan semakin sering terjadi. Jadi, kita harus lebih waspada dan selalu siap,” beber Ilham Habibie.

lantas apa yang harus silakukan saat turbulensi? Menurut Ilham Habibie yang harus dilakukan adalah “Tetap tenang dan jangan panik. Pesawat didesain sangat kuat dan mampu mengatasi turbulensi. Mengenakan sabuk pengaman setiap saat adalah langkah terbaik untuk melindungi diri. Berdoa juga tidak ada salahnya, tapi yang paling penting adalah tetap tenang dan percaya pada kemampuan pesawat.”

Baca juga:

Turbulensi adalah bagian dari penerbangan yang tidak bisa dihindari, namun dengan persiapan dan ketenangan, risiko cedera dapat diminimalkan. Pesawat komersial modern didesain untuk menghadapi kondisi ekstrem, sehingga tidak perlu takut untuk terbang. Terima kasih atas penjelasan yang sangat informatif, Pak Ilham. Semoga penjelasan ini bisa memberikan ketenangan bagi kita semua saat terbang. Sampai jumpa di artikel berikutnya. [isr] 

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News dan berita lainnya Kabapedia Network di KabaPadang