Panasnya Debat Calon Wali Kota Padang: Saling Sindir! 

oleh -50 Dilihat
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang, saat menghadiri debat publik yang diadakan oleh KPU Kota Padang di Hotel Mercure, Sabtu (26/10/2024). [Foto: Dok. Tangkapan layar]

Padang, Kabapedia.com – Tiga Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang, tampil cukup prima saat sesi debat publik yang diadakan oleh KPU Kota Padang di Hotel Mercure, Sabtu (26/10/2024) malam. Didampingi oleh istri dan keluarga, termasuk orang tua dan tak ketinggalan para pendukung, kehadiran mereka menggambarkan dukungan penuh keluarga dalam persaingan politik ini.

Baca juga:

Pada sesi pembuka, masing-masing pasangan calon memaparkan visi misi mereka. Paslon nomor urut 2, Iqbal dan Amasrul, tampil dengan percaya diri dan menguasai materi. Sebagai seorang akademisi, Iqbal, yang memiliki latar belakang psikologi, terlihat tenang dan mampu mengartikulasikan visi misinya tanpa ragu, meski suasana debat penuh dengan sorak-sorai pendukung.

Dalam sesi akhir, Amasrul menyoroti tantangan pembangunan Kota Padang yang tidak dapat mengandalkan APBD semata, mengingat ketergantungan anggaran terhadap pemerintah pusat. “Pembangunan Kota Padang harus melibatkan kolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya. Pengalaman panjangnya sebagai ASN, termasuk sebagai Sekretaris Daerah Kota Padang, menjadi modal kuat dalam memahami dinamika pemerintahan lokal.

Program-program unggulan yang ditawarkan pasangan ini cukup menarik perhatian publik, seperti seragam sekolah gratis bagi siswa baru, BPJS gratis bagi masyarakat kurang mampu, dan modal usaha tanpa bunga bagi UMKM. “Program-program ini langsung menyentuh masyarakat, dan kami siap merealisasikannya jika terpilih. Selain itu, kami juga akan fokus pada pengendalian banjir, pembukaan lapangan kerja, dan inisiatif lainnya,” tegas Iqbal, yang didukung oleh PKS dan Demokrat.

Sementara itu, Ketua KPU Kota Padang, Dori Putra, menekankan bahwa debat publik ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi para calon memaparkan visi dan misi mereka. Debat publik ini akan diadakan dua kali, dengan sesi pertama membahas visi misi, seperti yang disampaikan dalam sambutan pembuka.

Perang Sindiran antara Iqbal dan Hendri Septa 

Debat ini tak lepas dari persaingan ketat, terutama antara pasangan Iqbal-Amasrul dan pasangan Hendri Septa-Hidayat. Saat moderator mengangkat topik strategi pariwisata, kedua paslon tampak terlibat dalam argumen yang memanas.

Data menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan dari 2,8 juta pada 2022 menjadi 3,6 juta pada 2023, tetapi angka ini masih jauh di bawah jumlah wisatawan pada 2018 dan 2019 yang mencapai lebih dari 5 juta orang. Moderator meminta strategi paslon 02 untuk memulihkan tren kunjungan wisatawan yang merosot.

Menanggapi hal ini, Iqbal menekankan pentingnya membenahi kebersihan dan keamanan sebagai langkah awal, sembari menggarisbawahi perlunya branding dan pemasaran yang tepat. “Sampah berserakan, banjir, tawuran, dan pungutan liar adalah masalah utama yang harus kita selesaikan. Jika kota ini bersih dan nyaman, wisatawan akan datang dengan sendirinya,” jelas Iqbal. Ia juga menyoroti peluang pariwisata halal, khususnya untuk wisatawan muslim dari Malaysia.

Sindiran tajam datang dari Hendri Septa, yang menilai respons Iqbal tidak relevan. Hendri menyebut bahwa selama masa jabatannya, ia berhasil meningkatkan kunjungan wisata melalui pertemuan nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Padang. Acara tersebut, menurut Hendri, mendatangkan 5.000 peserta dan memberi dampak ekonomi Rp25 miliar bagi Padang.

Iqbal pun langsung merespons, mempertanyakan klaim Hendri dengan menyebutkan bahwa APEKSI adalah agenda tahunan yang tidak serta merta mencerminkan prestasi pemerintah kota. “Mengklaim APEKSI sebagai prestasi itu memalukan. Itu agenda rutin, bukan pencapaian,” sindir Iqbal.

Amasrul kemudian menambahkan bahwa permasalahan mendasar seperti pengelolaan sampah harus ditangani lebih serius jika Kota Padang ingin menjadi destinasi wisata yang menarik. “Kalau sampah masih berserakan, pantai kita tidak akan menarik bagi wisatawan,” pungkasnya.

Baca juga:

Debat publik ini semakin menegaskan perbedaan strategi di antara para calon dalam membangun dan memajukan Kota Padang, memberikan masyarakat gambaran yang lebih jelas mengenai visi mereka. [isr]