Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 130.000 orang tewas dan 37.063 orang hilang di Indonesia, dengan hampir semua korban dan kerusakan terjadi di Provinsi Aceh. Meulaboh menjadi salah satu kota yang paling parah terkena dampak, dengan gelombang tsunami mencapai hingga 30 meter di beberapa daerah.
Salah satu alasan besarnya jumlah korban jiwa adalah tidak adanya sistem peringatan tsunami di Samudra Hindia saat itu, serta minimnya pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana. Ketidaktahuan masyarakat mengenai tanda-tanda alam, seperti surutnya air laut, membuat mereka justru mendekati pantai, yang memperparah dampak bencana. Satu dari sedikit daerah yang berhasil melakukan evakuasi sebelum tsunami adalah Pulau Simeulue, berkat kisah-kisah rakyat yang mengajarkan penduduk untuk mengungsi ke perbukitan setelah gempa besar.
Baca juga:
- Mengenal Megathrust Mentawai, Zona Gempa yang Pernah Picu Tsunami Besar
- Guncangannya hingga ke Malaysia, Ini Jenis dan Mekanisme Gempa Padang Sidempuan
Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia untuk lebih waspada terhadap bencana alam, mengingat letak geografis Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, membuat wilayah ini memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi. Semoga kenangan buruk ini menjadi pelajaran untuk kita semua. [isr]
Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network