Indonesia Re Perkuat Ketahanan Pangan, Gagas Kampuang Bumbu Randang Pertama di Sumbar

oleh -30 Dilihat
Acara peresmian Pemberdayaan UMKM dan Petani HIPERMI melalui Pengembangan Kampuang Bumbu Randang di Nagari Angek, Kabupaten Tanah Datar, Selasa (17/6/2025). [Foto: Dok. Ist]

Tanah Datar, Kabapedia.com – Indonesia Re terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), Kemenkeu Satu, Himpunan Pengusaha Rendang Minang Indonesia (HIPERMI), dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca juga:

Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid mengungkapkan, sinergi lintas sektor ini telah dimulai sejak 2024 melalui program kolaboratif di dua wilayah strategis di sejumlah daerah, termasuk di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) diantaranya di kawasan Nagari Aie Angek dan Sungai Bangek. Program ini dicanangkan terus berlanjut hingga 2027.

“Sebagai BUMN, Indonesia Re menjalankan mandat TJSL dengan menggandeng DJPb, HIPERMI, dan Pemda Sumbar. Kami memberikan dukungan berupa bantuan alat pertanian, edukasi, dan pelatihan peningkatan kapasitas SDM petani,” ujar Robbi saat acara peresmian Pemberdayaan UMKM dan Petani HIPERMI melalui Pengembangan Kampuang Bumbu Randang di Nagari Angek, Kabupaten Tanah Datar, Selasa (17/6/2025).

Program ini bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui pendekatan kolaboratif multi-stakeholder. Robbi menjelaskan bahwa keberhasilan program akan diukur menggunakan metode Social Return on Investment (SROI), yang merupakan pendekatan pengukuran dampak sosial dalam satuan nilai ekonomi.

“Penghitungan SROI akan dilakukan tahun ini untuk mengevaluasi dampak program terhadap peningkatan pendapatan petani, penguatan kelembagaan kelompok tani, dan akses terhadap pasar ekspor,” jelasnya.

Melalui pendekatan SROI, Indonesia Re tidak hanya mengukur efektivitas program secara finansial, tetapi juga sejauh mana kontribusi sosial yang diberikan mampu mendorong kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi lokal.

“Pendekatan ini membantu kami memastikan bahwa program TJSL tepat guna dan berkelanjutan,” tutup Robbi.

Langkah Indonesia Re ini menunjukkan bahwa sinergi antara sektor publik dan swasta dapat menjadi kunci dalam mendorong pembangunan pertanian yang inklusif dan berkelanjutan di daerah.

“Kita punya komitmen yang kuat untuk pengembangan kemandirian pangan dan peningkatan ekonomi rakyat,” ujarnya.

Ketua HIPERMI Fibrianti Takarina dalam sambutannya sangat bersyukur atas peresmian Kampuang Randang pertama di Sumbar yang sejak lama diidamkan.

Saat ini Sumbar menjadi pionir ekspor pertama bumbu randang ke pasar internasional seperti Eropa dan sejumlah negara di benua lain.

Sementara itu Wabup Tanah Datar Ahmad Fadly mengatakan, Tanah Datar merupakan daerah yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman bumbu rempah-rempah rendang yang tersebar di banyak nagari.

“Pengoptimalan pengembangan ini kita harapkan dapat memberikan manfaat ekonomi kepada para petani. Kita berharap Tanah Datar bisa menjadi daerah utama sebagai produksi bumbu randang,” ujar dia.

Wakil Gubernur Sumbar, Vasco Rusaimi dalam sambutannya mengatakan, Sumbar sebagai asal Randang yang merupakan masakan terenak di dunia ini mesti terus dilestarikan dan akan menjadi komoditi yang sangat membanggakan Ranah Minang.

Pengembangan UMKM dan petani di daerah merupakan salah satu konsentrasi program kerja pasangan Gubernur Mahyeldi dan Wagub Vasko dalam lima tahun kedepan lewat program kerja Nagari Creative Hub.

Baca juga:

“Ini salah satu Nagari Creative Hub, kedepan akal dibuat titik-titik untuk pengembangan potensi di tiap nagari di Sumbar.

“Saya berharap kedepan para pelaku bisa lebih mengenal potensi market lewat digital agar dapat menjangkau lebih banyak orang di dunia,” pesan Wagub. [isr]

 

Ikuti Kabapedia Network di  Google News dan KabaPadang

No More Posts Available.

No more pages to load.