Jakarta, Kabapedia.com – Apakah Anda sedang mencari tahu tentang informasi sumber pendapatan pasif di tahun 2024? Jika ia, artikel ini mungkin bisa menjadi rujukan dan salah satu jawabannya.
Dilansir dari video terbaru kanal YouTube The Overpost, salah satu akun literasi keuangan Indonesia menjelaskan, kunci untuk menjadi kaya adalah dengan menggabungkan pendapatan aktif, seperti meningkatkan keterampilan, bekerja keras, membangun karir atau bisnis, dengan meningkatkan pendapatan pasif.
Baca juga:
- Kisah Sukses Anfar Roji: Dari Bengkel ke Bisnis Fashion Online Beromzet Rp600 Juta
- 5 Peluang Bisnis dengan Modal Rp1 Juta
Pendapatan pasif ini dapat dibagi menjadi dua kategori: membangun kekayaan dan menjaga kekayaan. Tentu saja, setiap orang memiliki strategi dan toleransi risiko yang berbeda-beda. Namun, untuk memberikan gambaran, contohnya seorang pria berusia 30-an tahun dan sudah memiliki istri dan dua anak, sehingga tidak bisa terlalu agresif dalam berinvestasi.
Seseorang suka memindahkan rasio portofolio antara yang untuk membangun kekayaan dan yang untuk menjaga kekayaan. Misalnya, jika merasa pasar akan buruk atau harga-harga sudah di atas nilai intrinsik, Anda bisa memindahkan portofolio secara bertahap sampai sisa 20% di sini dan 80% di sini.
Sebaliknya, biasanya Anda bisa tetap menaruh minimal 30% di sini saat Bull Run atau seberapa percaya diri Anda dengan portofolio agresif. Karena jika Anda sudah memiliki tanggungan, saya tidak bisa all in. Untuk lebih jelasnya berikut adalah 6 sumber pendapatan pasif di tahun 2024 berdasarkan ulasan The Overpost:
1. Digital Bank
Tujuan berinvestasi di sini adalah untuk memutar uang harian Anda agar tidak tergerus inflasi. Bunganya bisa mencapai 7,5% per tahun. Ini adalah gross, tetapi risikonya tidak ditanggung oleh LPS.
Bank digital yang bisa gunakan adalah Bank Neo Commerce atau C Bank. Di Bank Neo Commerce, ada beberapa cara untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, jika kita hanya menyetorkan uang, kita bisa mendapatkan 5% per tahun. Tetapi yang lebih sering digunakan adalah deposito flexi. Tenornya bisa 1, 3, 6, 12 bulan dan bunganya bisa sampai 7,5%. Kelebihannya adalah kita bisa menarik uang kapan saja.
Jadi, jika kita sudah mengunci selama 6 bulan dan tiba-tiba di tengah jalan kita butuh uang, kita masih bisa mencairkannya dengan konsekuensi bunganya menjadi sisa 2%. Bunga dari bank digital ini juga harus dikurangi pajak 20%, jadi netnya sekitar 5 sampai 6%.
2. Rexadana
Spesifiknya PTO. Tujuan utama saya berinvestasi di sini adalah untuk menyimpan dana darurat, uang sekolah anak, dan dana perusahaan-perusahaan saya. Volatilitas RDPU maupun RDPT relatif rendah dan dari segi return, saya mengharapkan 4,5 sampai 5,5% untuk RDPU dan 6 sampai 7% untuk RDPT. Ini sudah tidak perlu dipotong 20% lagi karena ini sudah net.
3. Porto Agresif Investasi di Cryptocurrency
Porsi porto agresif saat ini ada di Bitcoin. Tujuan saya tentu karena saya mengharapkan return yang tinggi. Apalagi kebetulan saya masuk dari 30-an.000 jadi floating profit Anda sudah terasa banget. Berdasarkan sejarah, setelah halving, ada potensi keuntungan lebih dari 100%. Walaupun resikonya juga seimbang, apalagi jika ada Black Swan events, jika minus, itu bisa sampai minus banget.
Di dunia crypto, harus sangat sensitif dengan kapan orang-orang mulai FOMO dan greedy. Karena nanti jika harganya sudah naik tinggi, saya akan lebih agresif untuk mengurangi muatan Anda di sini. Salah satu alasan untuk berani masuk super besar karena probabilitas untuk Bitcoin naik jauh lebih tinggi daripada probabilitas untuk turun. Di 2024, katalisnya ada banyak. Ada ETF approval, ada Bitcoin halving, ada pilpres di Amerika, ada potensi Federal Fund Rate Cut.
Salah satu aplikasi utama yang bisa Anda gunakan untuk membeli cryptocurrency adalah Peluang. Saya telah membandingkan beberapa aplikasi di video tahun lalu, tetapi jika uang Anda sudah besar, pastikan Anda mempelajari tentang cold wallet. Belilah di exchange, tetapi jika uang Anda sudah besar dan Anda ingin hold jangka panjang, Anda bisa hold di cold wallet.
4. Investasi di Saham Amerika
Saya juga berinvestasi di saham Amerika melalui Peluang. Menurut saya, jika kita fokus mencari saham yang bagus, ada banyak peluang untuk mendapatkan return 40 hingga 60% per tahun. Ini bukan investasi di perusahaan yang aneh-aneh yang hanya modal spekulasi, tetapi saya berinvestasi di perusahaan besar seperti Google, Amazon, dan Microsoft.
Tujuan saya berinvestasi di saham Amerika tentunya untuk mendapatkan capital gain yang tinggi dan juga mendapatkan penguatan di foreign exchange atau mata uang. Jadi, saya mengharapkan setidaknya 15% per tahun dalam jangka panjang. Risikonya sama seperti investasi pada umumnya, jika salah pilih, bukannya semakin lama semakin kaya, malah bisa semakin miskin.
5. Investasi di ETF
Menurut saya, yang paling masuk akal untuk mayoritas orang adalah berinvestasi di ETF seperti SPY atau QQQ. SPY adalah ETF yang mencerminkan S&P 500 dan QQQ adalah ETF yang mencerminkan Nasdaq 100. S&P 500 adalah sebuah basket yang melacak 500 perusahaan besar di bursa saham Amerika, sedangkan Nasdaq 100 melacak 100 perusahaan besar tetapi lebih berat ke teknologi dan tidak ada perusahaan finance.
Jadi, keuntungannya adalah Anda tidak berinvestasi di satu perusahaan saja, tetapi Anda berinvestasi di 500 perusahaan teratas di Amerika atau 100 perusahaan besar yang lebih berat ke perusahaan seperti Apple, Amazon, Nvidia, Microsoft, dan Meta.
Secara historis, Nasdaq 100 memberikan return 13 hingga 20% per tahun. Ini adalah data dari return rata-rata 20 tahun, 10 tahun, dan 5 tahun terakhir. Jadi, rentangnya sudah di-backtest cukup panjang. Dan karena rupiah kita selalu melemah 3% dari tahun ke tahun, return terhadap rupiah menjadi 11 hingga 14% untuk S&P 500 dan 16 hingga 22% untuk Nasdaq 100.
6. Investasi di Saham Indonesia
Untuk investasi di saham Indonesia, tujuan dan potensi manfaat serta risikonya sama seperti di Amerika. Saya hanya berfokus pada stock universe yang saya potensial diinvestasikan. Jika di Amerika, di setiap sektor dan industri ada pemimpinnya yang menarik, tetapi jika di Indonesia, cara bermainnya harus sangat berbeda.
Anda harus memahami perusahaan, kompetitornya, corporate action-nya, dan kepentingan pemiliknya. Jika Anda tidak fokus, terutama jika Anda tidak fokus pada value investing, lebih baik jangan pegang saham di luar dari sektor perbankan. Saya menyarankan untuk tidak terlalu kreatif, bagi kebanyakan orang, universe saham yang baik untuk diinvestasikan sangat terbatas. Hanya masuk akal untuk berinvestasi di sektor perbankan yang besar seperti Mandiri dan BCA.
Jadi kesimpulan, mencari saham itu sulit, prinsip ini sama, baik untuk saham Indonesia maupun saham Amerika. Tetapi jika kita ingin berinvestasi di saham secara jangka panjang, kita harus mencari perusahaan yang pertumbuhannya konsisten. Sehingga, jika pertumbuhan perusahaan sehat dan cash flow-nya terus bertumbuh dari tahun ke tahun, nilai intrinsik perusahaan tersebut juga akan naik secara konsisten.
Namun, yang perlu diingat adalah bahwa harga pasar seringkali berbeda dengan nilai intrinsik perusahaan. Oleh karena itu, jika kita berinvestasi, ada dua cara untuk mendapatkan keuntungan: memilih perusahaan yang bagus dan jika salah beli atau salah timing, suatu saat nilai intrinsik perusahaannya akan melebihi harga beli Anda.
Jadi, jika Anda melakukan DCA (Dollar Cost Averaging), Anda secara otomatis akan meratakan harga beli Anda, baik saat beli di puncak maupun saat beli di bawah, tanpa perlu emosi, sehingga harga beli Anda rata-rata bisa mendekati nilai intrinsiknya.
Cara kedua untuk berinvestasi di saham individu adalah dengan value investing, biasanya dengan discounted cash flow dan juga memeriksa comparables dari segi PE Ratio, PS Ratio, PBV, dan Anda berharap bisa mendapatkan harga di bawah sehingga Anda bisa mendapatkan selisih dari sana.
Namun, yang sulit adalah tidak semua nilai intrinsik perusahaan terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu, jika Anda memutuskan untuk membeli hanya karena harga saham tersebut terkoreksi, bisa berbahaya jika Anda tidak bisa membedakan apakah penurunannya disebabkan oleh fluktuasi harga atau penurunan nilai intrinsik.
Baca juga:
- Cara Membangun Bisnis Online Dengan Pendapatan Rp1 Juta/Hari Dari Nol
- Pemula Wajib Coba!! Strategi Riset Pasar untuk Memulai Bisnis
Dan jika Anda tidak memahami value investing, pendapatan pasif Anda bukanlah semakin lama membuat Anda semakin kaya, tetapi malah bisa membuat Anda semakin miskin. Inilah mengapa, walaupun saya suka masuk dan keluar, bagi kebanyakan orang, lebih baik mencari perusahaan yang pertumbuhannya stabil.
Pendapatan pasif saya selanjutnya berasal dari buku tentang Business 101, cara marketing, cara memulai bisnis, cara fundraising, dan mendapatkan duit dari investor. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam merencanakan strategi investasi Anda. [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News