Eksodus Atlet Sumbar di PON 2024 Mengancam Prestasi Daerah?

oleh -177 Dilihat
Arief Kamil. Wartawan Olahraga dan Redaktur Koran Harian Umum Rakyat Sumbar. [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Oleh: Arief Kamil

Fenomena eksodus atlet dari Sumatera Barat ke provinsi lain kembali mencuat di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumut. Beberapa atlet andalan Sumbar yang diharapkan bisa menyumbang medali emas justru memilih memperkuat provinsi lain, mengulangi tren yang telah terjadi dalam beberapa PON terakhir.

Baca juga:

Nama-nama besar seperti Patricia Yosita Hapsari, yang menyumbang tiga medali emas untuk Jawa Timur pada PON 2012, dan Mela Eka Rahayu, peraih emas PON 2012 dari cabang angkat berat yang hijrah ke DKI Jakarta, menjadi awal dari tren ini. Pada PON 2024, tren ini berlanjut dengan sejumlah atlet Sumbar yang memilih pindah ke provinsi lain.

Salah satu yang paling mencolok adalah Fauma Depril Jumra, atlet nomor dasa lomba yang sebelumnya menyumbang emas untuk Sumbar di PON 2021, namun kali ini membawa pulang emas untuk Aceh. Selain itu, Wahyudi dan Aprilia Kartina juga memilih memperkuat DKI Jakarta, dengan Wahyudi meraih dua emas dan memecahkan rekor PON di nomor 1500 meter putra. Aprilia, seorang anggota TNI AL, menyumbang satu emas dan satu perak.

Dari cabang pencak silat, Suci Wulandari, yang juga hijrah ke DKI Jakarta, hanya mampu meraih medali perak. Secara keseluruhan, hingga saat ini tercatat empat medali emas yang seharusnya bisa menambah koleksi Sumbar justru disumbangkan untuk provinsi lain.

Mengapa ini terjadi? Banyak pihak menyayangkan keputusan para atlet ini, terutama mengingat mereka sejak dini dibina di Sumatera Barat. Namun, alasan di balik eksodus ini cukup jelas: minimnya perhatian dan jaminan masa depan dari pemerintah daerah.

Logo Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI-2024. [Foto: Dok. Ist]
Selama ini, apresiasi yang diberikan kepada atlet Sumbar kerap hanya berupa bonus materi setelah meraih medali, tanpa ada jaminan pekerjaan atau masa depan yang jelas. Beberapa janji seperti pengangkatan menjadi PNS atau pemberian pekerjaan tetap sering kali hanya tinggal janji.

Sebaliknya, provinsi lain mampu menawarkan jaminan masa depan yang lebih baik bagi para atlet yang memilih pindah. Banyak atlet yang berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai TNI atau PNS setelah meraih medali untuk provinsi lain, sesuatu yang tidak bisa dijanjikan oleh Sumbar.

Gubernur Sumatera Barat sempat menyatakan akan memperhatikan masa depan para atlet dengan memberikan pekerjaan bagi peraih medali di PON 2024. Namun, apakah ini hanya janji manis belaka atau akan benar-benar direalisasikan?

Jika pemerintah daerah serius ingin mempertahankan atlet-atlet terbaiknya, solusi bisa berupa kerja sama dengan BUMD di Sumbar, seperti Bank Nagari atau Perumda Air Minum, untuk menyediakan pekerjaan bagi para atlet. Dengan jaminan pekerjaan tetap, para atlet dapat lebih fokus berlatih tanpa harus khawatir soal masa depan mereka.

Baca juga:

Jika hal ini tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin eksodus atlet Sumbar akan terus berlanjut di PON-PON berikutnya. Provinsi lain akan terus memanfaatkan peluang ini, sementara Sumatera Barat hanya bisa menonton atlet-atlet terbaiknya meraih medali untuk daerah lain. [***/Kpd]

 

Tentang Penulis: [Wartawan Olahraga dan Redaktur Koran Harian Umum Rakyat Sumbar]

 

Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network