Padang, Kabapedia.com – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng., menyampaikan kebijakan terbaru pendidikan tinggi dalam kunjungan kerja ke Universitas Andalas (UNAND). Acara bertajuk “Isu Strategis Pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia”, di Universitas Andalas (UNAND), Sabtu (12/4/2025) ini menekankan pentingnya empat pilar pendidikan tinggi: akses, mutu, relevansi, dan dampak.
Baca juga:
- Pakar UNAND: Tarif Impor Trump Ancam Ekonomi Indonesia
- Tersedia 7.835 Kuota, Ini Jadwal dan Rincian Prodi Penerimaan Mahasiswa Baru UNAND 2025
“Pilar dampak kami tambahkan agar pengembangan pendidikan tinggi lebih sistemik dan teratur. Ini jawaban atas tuntutan zaman dan kebutuhan pembangunan nasional,” ujar Khairul. UNAND diapresiasi sebagai kampus tertua di luar Jawa yang berperan penting dalam melahirkan intelektual bangsa.
Khairul menjelaskan Kementerian sedang menyusun Rencana Strategis baru dengan fokus pada tiga hal: penguatan kelembagaan dan otonomi kampus, riset dan inovasi yang berdampak nyata, serta peran sains-teknologi untuk transformasi sosial-ekonomi. “Otonomi bukan sekadar kebebasan, tapi tanggung jawab membangun institusi yang akuntabel,” tegasnya.
Menanggapi isu PTNBH, Khairul menegaskan bahwa perguruan tinggi negeri badan hukum bukan entitas bisnis. “Selama ada huruf ‘N’ di PTNBH, artinya tanggung jawab negara tetap melekat,” katanya. Pemerintah sedang menyiapkan regulasi pendukung skema pembiayaan kreatif untuk PTNBH.
Khairul juga memperkenalkan konsep “Kampus Berdampak” yang menekankan peran perguruan tinggi dalam menyelesaikan masalah sosial-ekologi. UNAND disebut sebagai contoh baik dengan berbagai praktik yang patut diadopsi nasional. “Kampus harus bermanfaat bagi seluruh makhluk, dari skala lokal hingga global,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab antara Dirjen Dikti dengan pimpinan UNAND. Khairul berharap perguruan tinggi seperti UNAND bisa menjadi aktor utama mewujudkan visi Indonesia 2045. “Kita ingin Indonesia bukan sekadar konsumen, tapi produsen solusi dunia melalui pendidikan tinggi,” pungkasnya. [isr]
Ikuti Kabapedia Network di Google News dan KabaPadang