Jakarta, Kabapedia.com – Bisnis food and beverage (Fnb) saat ini masih memberikan keuntungan yang menggiurkan di Indonesia (RI). Buktinya nyatanya, sejumlah franchise bahkan bisa mengumpulkan keuntungan tahunan mencapai ratusan triliun Rupiah.
Perlu diketahui, franchise adalah suatu bentuk kerjasama bisnis di mana pemilik merek atau perusahaan (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menggunakan merek, sistem operasional, dan dukungan bisnis tertentu dengan imbalan pembayaran atau royalti.
Jika berkaca pada data 10 franchise restoran cepat saji yang paling besar penjualannya di Indonesia, selain nama-nama besar seperti McDonald’s, Pizza Hut hingga Starbucks, ternyata Restoran Sederhana, yang merupakan merek makanan pengusaha asal Provinsi Sumbar, juga mampu berdiri sejajar dengan brand-brand makanan luar negeri yang bertengger di posisi tersebut.
Laporan dari Unites States Department of Agriculture (USDA) menyebut nilai industri layanan makanan di Indonesia mencapai US$ 29 miliar atau setara Rp 447,3 triliun pada 2022. Jumlah tersebut melonjak 30% dibandingkan 2021. Laporan yang terbit pada 4 Oktober 2023 menyebut nilai industri layanan makanan di Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara.
Waralaba cepat saji dari Amerika Serikat (AS) mendominasi industri layanan makanan Indonesia Kentucky Fried Chicken (KFC), MCDonald’s, dan Pizza Hut merupakan waralaba cepat saji paling favorit di Indonesia. Penjualan ketiganya mencapai 49% dari total fast-food di Indonesia
Menurut penelusuran tim riset CNBC, restoran McDonalds’s memimpin dari segi nilai penjualan di Indonesia pada tahun 2022 dengan total sebesar US$409,8 juta atau sekitar Rp6,4 triliun. Angka ini naik lebih dari 100% dari tahun lalu yang tercatat sebesar US$203,6 juta.
Selanjutnya, gerai makanan cepat saji KFC mengikuti di angka US$408,2 juta. Diikuti Pizza Hut sebesar US$247,2 juta.
Lalu, gerai kopi Starbucks berada dinposisi keempat dengan penjualan sebesar US$154,9 juta. Di posisi kelima, baru tercatat gerai makanan asal Indonesia yaitu Hokben denga penjualan US$102,9 juta.
Menurut Ketua Komite Tetap Bidang Waralaba, Lisensi, dan Kemitraan Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN) Levita Ginting Supit, bisnis frenchise, khususnya waralaba ayam goreng meroket tajam dalam 2-3 tahun terakhir atau pasca pandemi Covid-19. Bisnis tersebut tergolong terjangkau dengan modal Rp 20-100 juta.
Seperti diketahui, pandemi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan dan bisnis ayam goreng menjadi pilihan. Levita menjelaskan bisnis tersebut ikut memulihkan ekonomi Indonesia karena menggerakkan permintaan ayam dan menciptakan lapangan kerja
Baca juga:
- Dapua 3 Restoran Spesifik Seafood Pertama Kota Solok
- Daftar Rumah Makan Padang Paling Terkenal di Indonesia, Ini Sejarahnya
Beberapa waralaba ayam goreng lokal pun bermunculan, di antaranya adalah Sabana, Hisana, Ayam Geprek Bensu, D’kriuk, dan d’Best O Chicken & Burger. Namun, di tengah serbuan ayam goreng lokal, franchise ayam goreng luar negeri tetap menjadi pilihan utama.
Lebih lengkap, berikut 10 frenchise restoran cepat saji yang paling besar penjualannya di Indonesia:
[isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News