BKKBN Sumbar Gelar Pertemuan Penguatan Upaya Penurunan Stunting

oleh -1147 Dilihat
Pertemuan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan Upaya Penurunan Stunting, di Hotel Pangeran, Kota Padang, Kamis (4/5/2023). [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) gelar Pertemuan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan Upaya Penurunan Stunting, di Hotel Pangeran, Kota Padang, Kamis (4/5/2023).

Sejumlah pemateri dihadirkan dalam pertemuan ini. Di antaranya Ketua Bundo Kanduang Provinsi Sumbar, Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib dan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (PD IBI) Sumbar, Hasna Wati serta Ketua Prodi S2 dan S3 Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang, Prof. Dr. Eri Barlian.

Pertemuan yang dihadiri oleh OPD KB se-Sumbar dan stakeholder terkait ini dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar, Hansastri bersama Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati.

Dalam sambutannya, Fatmawati mengatakan, BKKBN Sumbar terus mengenjot program kerja sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 – 2024, antara lain melalui Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi, mencakup perluasan akses dan kualitas pelayanan KB, serta kesehatan reproduksi (kespro)

Dalam hal penurunan anak penderita stunting di Sumbar, salah satu indikator pencapaian sasaran kegiatan tersebut untuk meningkatnya akses dan kualitas upaya kesehatan keluarga adalah jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi

“Yaitu kabupaten/kota, yang mempunyai minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro catin), dan seluruh puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB pasca persalinan. Targetnya sebanyak 514 kabupaten/kota pada tahun 2024,” ujar Fatmawati.

Dia menegaskan, pegendalian stunting dapat dimulai dari hulu, yakni pada periode kehamilan calon ibu serta periode setelah kelahiran atau 1.000 hari kelahiran pertama.

Dia menekankan, pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan merupakan sebuah upaya perawatan berkelanjutan (Continue of Care) adalah dasar dari pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan.

“Hal ini sebagai upaya dalam meminimalisir terjadinya kematian ibu dan bayi. Di mana angka kedua hal tersebut menjadi indikator keberhasilan pembangunan di sektor kesehatan, serta dalam rangka dapat melahirkan anak-anak, generasi bangsa Indonesia yang sehat serta terkhusus terhindar dari stunting,” tegas dia.

Untuk itu persiapan selama kehamilan memegang kunci keberhasilan menyusui nantinya, karena mampu membangkitkan rasa percaya diri wanita akan kemampuannya untuk menyusui.

Salah satu bentuk kerja sama lintas sektoral, baik dari sektor pendidikan, kesehatan adalah menjadi fasilitator yang diharapkan dapat mendorong agen perubahan dalam masyarakat, terutama dalam usaha memberikan kesadaran bagi remaja, calon ibu, para ibu serta suami mau untuk dilakukannya pendampingan saat mereka hamil maupun pasca persalinan.

Pada awal tahun lalu, sudah dibentuk pula 10.000 Tim Pendamping Keluarga, sebagai perpanjangan tangan BKKBN Provinsi Sumbar yang tersebar pada setiap Nagari hingga Jorong, yang bertugas untuk membantu dalam pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan tersebut.

Sementara Sekda Sumbar, Hansastri menyampaikan, dirinya sangat menyambut baik pertemuan yang sangat penting tersebut, karena dalam rangka menguatkan serta memantapkan dan mempercepat keberhasilan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Baca Juga: Profil 4 Daerah Lumbung Sawit Sumbar yang Alami Ledakan Kasus Stunting

“Terutama dalam program Kesehatan Reproduksi (Kespro) sebagai bagian integral dari pembangunan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus sebagai upaya untuk menurunkan Angka Stunting di Indonesia, terkhususnya di Sumbar,” ucap Sekda. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News