Belajar dari Gamal: Inspirasi Wirausaha Sosial Generasi Muda Dunia

oleh -713 Dilihat
Winbaktianur. [Foto: Dok.Winbaktianur]

Oleh: Winbaktianur

Sociopreneurship atau wirausaha sosial merupakan bentuk wirausaha yang mengutamakan aspek sosial dalam bisnisnya. Intinya tidak hanya mengedepankan unsur profit semata. Istilah ini dalam beberapa tahun ini semakin populer dan sering didengar.

Menyebut wirausaha sosial, ingatan akan langsung tertuju kepada Gamal Albinsaid. Sosok yang sukses mengembangkan sociopreneurship yang menyandang gelar dokter. Gamal, demikian ia biasa disapa, merupakan penerima penghargaan HRH (His Royal Highness) The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship dari Cambridge, Inggris. Satu penghargaan internasional yang mengakui prestasi dokter Gamal dalam mengelola klinik asuransi premi sampah.

Gamal menginspirasi generasi muda di seluruh belahan dunia untuk peduli pada masalah global yang dihadapi yaitu lingkungan, sosial dan kesehatan. Bahkan, ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Gamal bahkan pernah meraih 12 penghargaan ilmiah dari berbagai Lembaga dan perguruan tinggi di Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, Gamal mendapat apresiasi dari Presiden Rusia, Vladmir Putin. Bahkan Ia diundang ke Rusia khusus untuk memberikan ceramah inspirasi di hadapan 25.000 peserta dari 150 negara di dunia, dalam acara World Festival of Youth and Students ke-19 yang diselenggarakan pada 15 Oktober 2015.

Siapa sebenarnya Dr. Gamal Albinsaid? Gamal Albinsaid Lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 September 1989. Putra dari pasangan Saleh Arofan Albinsaid dan Eliza Abdat. Menempuh Pendidikan awal di Madrasah Ibtidaiyah Jendral Sudirman Malang I (1995-2002), kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3 Malang (2002-2005), melanjutkan ke SMA Negeri 3 Malang dengan kelas akselerasi (2005-2007).

Tahun 2007-2011 melanjutkan ke Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang dengan predikat cumlaude (dengan IPK 3,69) dan meraih (S2) gelar M. Biomed Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang (2011-2013). Menikah pada tahun 2014 dengan Rania Mahfud. Gamal adalah pendiri dan CEO Klinik Asuransi Sampah, Pendiri dan CEO Homedika, dan juga Pendiri dan CEO Siapa Peduli.

Gamal Albinsaid dikenal sebagai inovator khusus Kesehatan serta social entrepreneur yang di Indonesia merupakan sosok yang dianggap sebagai pencetus Klinik Asuransi Sampah (Garbage Clinical Insurance) yang fokus dengan masyarakat kurang mampu. Bagaimana caranya?

Siapa saja layak mendapatkan layanan klinik asuransi sampah ini, terutama masyarakat yang masuk kategori kurang mampu. Mereka datang ke klinik asuransi sampah atau Klinik Kesehatan Indonesia Medika yang berlokasi di Jalan Kedawung Nomor 17 dan Jalan Kiai Paseh Nomor 1B Kota Malang, Jawa Timur dengan membawa sampah sebagai pengganti biaya berobat.
Menurut Gamal, munculnya gagasan ini dimulai sejak 2011 silam. Ketika itu, ia merasa prihatin dengan masih adanya Sebagian masyarakat miskin yang tidak atau belum memiliki asuransi kesehatan atau BPJS Kesehatan. Ketika ada yang sakit atau butuh untuk biaya berobat maupun operasi Gamal melalui asuransi Sampah-nya akan membantu. Dari mana dananya? Gamal akan menjual sampah atau barang bekas yang terkumpul. Premi minimal yang ditetapkan untuk penjualan barang bekas berkisar Rp 10.000.

Gamal sangat bersedih, ketika ia menemukan kenyataan adanya seorang anak perempuan bernama Khaerunnisa, seorang anak pemulung yang meninggal karena sakit diare yang dideritanya. Gadis kecil ini tidak mendapatkan pengobatan karena ketiadaan biaya.

Akhirnya, Khaerunnisa menghembuskan nafas terakhir di gerobak sampah ayahnya. Inilah yang semakin membulatkan tekad Gamal untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu. Bersama beberapa rekannya ia akhirnya mendirikan klinik Asuransi Sampah tersebut. Mewujudkan asuransi berbasis sampah, dan menawarkan pinjaman tanpa bunga serta meluncurkan program “Ayo Tolong” untuk mengumpulkan dana dengan pendekatan digital, media sosial, dan gerakan kerelawanan. Dana yang terkumpul kemudian disalurkan untuk masyarakat kurang mampu yang membutuhkan penanganan medis.

Sebagai pelaku sociopreneurship, Gamal menerapkan prinsip bahwa harus mau untuk menanggung risiko. Karena pada dasarnya, wirausaha sosial bukan hanya semata mencari keuntungan materi, akan tetapi memberi keuntungan signifikan kepada masyarakat dengan berbagai ide yang inovatif. Selain itu harus konsisten dengan tujuan awal sebagai seorang wirausahawan sosial. Selain bertujuannya juga untuk mengurangi jumlah sampah yang merusak lingkungan, ia juga memandang pentingnya membiasakan masyarakat membudayakan hidup sehat tanpa sampah.

Menurut para ahli, social entrepreneurship atau sociopreneurship adalah suatu istilah turunan dari entrepreneurship berupa gabungan dari dua kata, yaitu sosial dan entrepreneurship. Social entrepreneurship pada dasarnya memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kewirausahaan tradisional; misalnya adanya inovasi, risiko, dan proaktif dalam gagasan maupun bisnis baru.

Namun, terdapat perbedaan utama antara entrepreneur dan social entrepreneur adalah wirausahawan yang dimotivasi oleh adanya unsur uang dan wirausaha sosial lebih kepada motivasi altruisme atau filantropi. Dalam hal ini, sociopreneur merupakan bentuk penggabungan antara konsep kewirausahaan yang mengutamakan pada aktivitas ekonomi namun tujuan yang dicapai tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, melainkan juga memegang prinsip sosial. Di satu sisi, jika kewirausahaan sosial yang mencari keuntungan, maka sifat keuntungannya lebih kepada tanggung jawab secara sosial.

Baca Juga: Menjauhkan Stigma “ODHIV Juga Manusia”

Wirausaha sosial di Indonesia, dibutuhkan dalam kebijakan untuk pembangunan ekonomi karena dapat meningkatkan kemajuan masyarakat dan menyumbang nilai penting bagi pembangunan sosial dan ekonomi. Inilah konsep yang diterapkan oleh Gamal, dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat kurang mampu. Kita menunggu munculnya Gamal-Gamal muda! [***]

Tentang Penulis: (Akademisi UIN Imam Bonjol/Email: winbaktianur1978@gmail.com)

 

Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News