Menjauhkan Stigma “ODHIV Juga Manusia”

oleh -603 Dilihat
ODHIV. Ilustrasi [Foto: Dok. Kemenkes]

Oleh : Winbaktianur

Padang, Kabapedia.com – Menjauhkan stigma “ODHIV Juga Manusia”. Bagi Sebagian orang, mendengar HIV masih menakutkan. Pemahaman dan informasi tentang HIV AIDS menyebabkan mereka takut dengan ODHIV (orang dengan HIV).

Tidak jarang ODHIV merasa mendapat perlakuan diskriminatif dalam kesehariannya. Sedangkan, penularan HIV itu tidaklah semudah seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang.

Tantangan ODHIV tidak hanya konsisten minum obat (ARV), dan menjaga kesehatan, namun lebih dari itu, mereka sering berhadapan dengan stigma negatif bahkan ketidakadilan yang pada akhirnya memberikan dampak buruk berupa gangguan kesehatan mental. Mungkin saja kita pernah mendengar jika ada yang kehilangan pekerjaan karena statusnya sebagai ODHIV. Bahkan, sahabat dekat atau keluarga menjauhi mereka.

Sebagai penghalang utama, stigma memberikan pengaruh besar dalam upaya pencegahan dan pengobatan HIV di Indonesia. Ini mengakibatkan mereka yang memiliki gejala terinfeksi HIV tidak mau melakukan tes untuk memperjelas kondisinya. Sebagai suatu yang sangat wajar mereka rasakan jika hasil tes HIV adalah positif maka besar kemungkinan akan ada penolakan dari orang-orang terdekat, seperti pasangan atau keluarga terdekat.

Stigma dari lingkungan menjadi sekat bagi ODHIV dapat aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Jalan yang dipilih oleh ODHIV adalah dengan menutup rapat-rapat statusnya kepada siapapun. Tidak menutup kemungkinan mereka akan menjauh dari sahabat, tetangga bahkan keluarga terdekat.

Sebagian masyarakat memahami bahwa ODHIV merupakan orang yang berperilaku tidak baik, misalnya pecandu narkoba atau mereka yang selalu mengamalkan seks bebas. Mereka menganggap jika kelompok inilah yang kemudian menyebarkan HIV di tengah masyarakat, akhirnya muncul berbagai tindakan yang mengarah pada kebencian dan tidak menerima kehadiran ODHIV.

Dalam diri ODHIV akan muncul adanya stigma berupa kekhawatiran orang-orang di sekelilingnya akan memandang rendah dan sinis saat mengetahui status mereka. Tertanam dalam benak mereka bahwa status sebagai ODHIV harus disimpan rapat-rapat dan tidak boleh ada yang tahu. Muara dari semua itu bukan tidak mustahil penyebaran HIV akan semakin meluas dan tindakan pencegahan akan terhambat. Stigma diyakini akan memunculkan kekhawatiran yang kemudian dapat mempengaruhi kehidupan pribadi ODHIV.

Sangat besar potensi kualitas hidup ODHIV akan menurun. Kenapa demikian? Karena stigma yang mereka rasakan sebagai stigmatisasi pada dirinya, melakukan perilaku yang mengarah menghakimi dirinya karena senantiasa dibayangi oleh kekhawatiran tidak diterima lingkungannya.

Stigma terhadap ODHIV lahir dan berkembang karena ada beberapa sebab, di antaranya; kurangnya informasi yang diterima dan edukasi yang tidak berimbang tentang HIV sehingga status mereka sebagai ODHIV selalu dihindari. Selain itu beredarnya anggapan HIV hanya akan menghampiri orang-orang yang dalam kelompok tertentu saja. Sebagian masyarakat menganggap penularan HIV dapat terjadi karena aktivitas kontak fisik atau berbagi peralatan makan dan minum. Masyarakat masih mengaitkan HIV dan AIDS hanya akan menghampiri orang-orang tertentu saja, terutama perilaku seks bebas.

Hidup berdampingan dengan ODHIV bukan suatu hal yang menakutkan. Tidak perlu memperlihatkan sikap membentengi diri maupun menghindar bergaul dengan mereka. Bayangkan jika ODHIV adalah orang terdekat atau keluarga, sangat disayangkan jika memperlihatkan sikap takut atau menjauh dari mereka. Tanamkan dalam diri bahwa virus HIV tidak akan menular jika hanya berdekatan atau melakukan aktivitas bersama. Bersikaplah terbuka menerima kehadiran mereka dalam semua aktivitas, karena penularannya hanya melalui kontak darah, air susu, sperma, atau cairan vagina.

Hingga saat ini, HIV AIDS di Indonesia masih dianggap sebagai sesuatu yang sangat personal. Apabila ada orang terdekat membuka statusnya sebagai ODHIV, sangat diperlukan untuk menjaga rahasia tersebut. Karena, ODHIV masih menerima stigma buruk dari masyarakat luas. Simpan rahasia itu untuk diri sendiri, jangan dijadikan sebagai bahan olok-olok. Jika ODHIV yang membuka statusnya kepada orang lain, itu adalah haknya dan pasti sudah melalui pertimbangan yang matang.

Penting untuk menjadi pendengar yang baik sebelum memberikan respon. Memiliki pemahaman mengenai HIV AIDS dan ODHIV akan semakin memberikan ruang untuk dapat menerima kehadiran mereka dan menghilangkan stigma, serta dapat mencegah untuk tidak tertular HIV.

Baca Juga: Cerita Kopi Indonesia sampai ke Mesir

Bergandengan dengan ODHIV akan memberikan inspirasi kepada siapa saja untuk mau menerima kehadiran mereka, karena penularan HIV/AIDS tidak semudah yang ada dalam pikiran masyarakat selama ini. Untuk itu, pemahaman mengenai HIV dan ODHIV sangat penting agar stigma yang selama ini ada menjadi berkurang atau bahkan hilang serta dapat membentengi diri tidak tertular HIV. [***]

(Penulis merupakan Dosen – UIN Imam Bonjol Padang/Penikmat Wisata dan Budaya)

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News