Padang, Kabapedia.com – Pengamat politik dari Sumatera Barat (Sumbar), Dr Hardi Putra Wirman menilai bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat ini masih belum punya tempat di Sumbar. Selain elektabilitas yang masih rendah, PSI yang mengklaim dan diidentikkan dengan anak-anak muda ini dinilai tak punya magnet untuk menggaet calon legislatif, termasuk di Sumbar.
Berkaca dari Daftar Calon Sementara (DCS) yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), PSI hanya punya 20 orang caleg dari total 65 kursi DPRD Sumbar.
‘Itu artinya, secara persentase di Pileg 2024 tingkat Sumbar nantinya PSI hanya mengirim 30,7 persen caleg saja,” beber Dr Hardi di Padang, Kamis (24/8/2023).
Selain itu, Hardi juga menyoroti sebaran caleg PSI yang tidak merata di delapan dapil yang ada di DPRD Sumbar. Merujuk DCS yang dirilis KPU, bahkan dua dari delapan dapil di Sumbar, PSI tidak punya calon anggota dewan.
Dapil tersebut ialah dapil V yang meliputi Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, serta Dapil VI yang meliputi Padang Panjang, Tanah Datar, Sijunjung, Sawahlunto, dan Dharmasraya. Selain itu, dapil II, IV dan VII, PSI hanya punya satu calon. Sedangkan di dapil III ada dua orang.
Sementara itu, dua dapil lainnya, yaitu di dapil I yang meliputi Kota Padang PSI punya sembilan orang calon, dan di dapil VIII yang meliputi wilayah Pesisir Selatan serta Kepulauan Mentawai ada enam orang.
Hardi menilai bahwa sejauh ini PSI sebagai partai anak muda belum punya tempat di hati masyarakat, termasuk di Sumbar. Menurut Hardi, salah satu faktor yang menyebabkan PSI belum dikenal di Sumbar karena kerja mesin partai yang tidak bekerja maksimal, ini dapat dilihat dari hasil survei Polstra Research and Consulting per Juli-Agus, PSI hanya memperoleh 0,5%.
“Tokoh PSI di tingkat nasional seperti Ade Armando yang notabene berdarah Minangkabau mestinya tahu karakteristik pemilih di Sumbar, sejauh ini menurut saya, pernyataan-pernyataan Ade di media kurang disukai masyarakat,” kata Hardi.
“Hal itu barangkali salah satu penyebab caleg PSI masih minim, khususnya di Sumbar, karena Ade sebagai tokoh partai terkesan terlalu berkoar-koar dan minim ide serta gagasan,” tambah Hardi.
Baca juga: Persaingan Panas di Dapil ‘Neraka’ DPRD Sumbar, Ini 10 Calon Partai Penguasa Pileg 2019
Menurut Hardi lagi, mestinya sebagai partai baru, PSI lebih menyuarakan ide-ide dan gagasan milenial tentang arah bangsa ke depan di tengah masyarakat. [R9/Kpd]
Ikuti Kabapedia.com di Google News