Sejarah Jembatan Akar Bayang, Icon Ranah Minang yang Dibangun 26 Tahun oleh Ulama

oleh -1147 Dilihat
Potret indah Jembatan Akar Bayang yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan. [Foto: Dok. Ist]

Painan, Kabapedia.com – Inilah sejarah Jembatan Akar Bayang yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Fakta yang menarik dari Jembatan Akar Bayang adalah salah satu objek wisata alam yang sangat unik dan ikonik di Ranah Minang.

Jembatan Akar Bayang adalah jembatan yang terbentuk dari jalinan dua akar pohon yang tumbuh berseberangan dan membentang di atas aliran Batang Bayang di kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pessel, Sumbar.

Dalam bahasa Minang, jembatan ini oleh masyarakat dinamakan Titian Aka. Jembatan ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter dengan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 10 meter.

Menurut sejarahnya, Jembatan Akar Bayang dibangun pada tahun 1916 oleh seorang Ulama Pakiah Sokan, sebagai penghubung dua desa yang dipisahkan oleh Sungai Bayang, yaitu Kampung Puluik-Puluik dan Kampung Lubuk Silau.

Proses merajut akar menjadi jembatan membutuhkan waktu lebih kurang 26 tahun dan jembatan dapat digunakan pada 1916. Kondisinya semakin lama semakin kuat karena semakin besarnya akar pohon beringin yang membentuknya.

Potret Festival Jelajah Jembatan Akar salah satu wisata arung jeram nan menakjubkan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. [Foto: Dok. Dinas Kominfotik Prov. Sumbar]
Karena keunikannya, Jembatan Akar Sungai Bayang ini menjadi ikonik di Tanah Minang. Tidak sedikit wisatawan datang untuk berselfie di sini. Jika ingin datang dan melihatnya secara langsung, pengunjung harus membayar retribusi sebesar Rp5.000 per orang. Jembatan Akar dapat dicapai sekitar satu jam dari Kota Padang dengan kendaraan darat, dan setengah jam dari Kota Painan.

Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di sekitar Jembatan Akar Bayang. Sungai Bayang terkenal dengan kejernihan dan kesejukan airnya. Sungai ini bisa dimanfaatkan untuk olahraga arung jeram karena terdapat banyak batu-batu besar di sepanjang badan sungai.

Nah, jika Anda berdiri di atas jembatan dan memandang sungai, Anda dapat melihat ikan-ikan (pareh) berbagai ukuran dengan jelas. Namun, Anda tidak boleh menangkapnya. Sebab ikan tersebut ‘keramat’ atau telah disumpah oleh masyarakat setempat, dan hanya dapat diambil atau dipanen pada waktu-waktu tertentu. Anda dapat mandi sepuasnya dengan dikerumuni ikan-ikan.

Selain itu, Jembatan Akar Bayang juga menjadi spot foto favorit bagi sebagian pengunjung karena pemandangannya yang alami dan Instagenic.

Terbaru ada sebuah festival yang digelar di Jembatan Akar Bayang, yaitu Festival Arung Jeram jelajah alam Jembatan Akar.

Baca juga: Festival Jelajah Jembatan Akar, Wisata Arung Jeram Menakjubkan

Festival ini bertujuan untuk mendukung “Sport Tourism” di Kabupaten Pesisir Selatan dan memberikan dampak pada promosi pariwisata dan kunjungan wisatawan, ekonomi masyarakat, pelaku usaha, Pokdarwis, UMKM dan masyarakat sekitar. [isr]

 

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.