Jakarta, Kabapedia.com – Tahukah Anda bahwa Vespa lahir dari tangan seorang insinyur aeronautika? Vespa dirancang dengan inspirasi dari desain pesawat terbang, meskipun pada awalnya ide tersebut tidak diterima dengan baik. Bahkan, prototipenya sempat berpindah-pindah tangan karena ditolak di mana-mana. Namun, bagaimana akhirnya Vespa menjadi bukan hanya alat transportasi yang populer, tetapi juga ikon fashion anak muda?
Baca juga:
- Transformasi Bisnis yang Menyelamatkan IBM
- Kisah Mantan Anak Punk Sukses Bangun Kafe, Banjir Pengunjung Tanpa Trik Marketing
Setelah Perang Dunia Kedua, Italia hancur lebur, dengan ekonomi yang kacau dan infrastruktur yang rusak parah. Kota-kota luluh lantak, dan pabrik-pabrik musnah akibat pemboman pasukan sekutu yang menargetkan pabrik-pabrik senjata milik Mussolini. Salah satu pabrik yang hancur adalah pabrik Piaggio, yang didirikan oleh Rinaldo Piaggio pada tahun 1884. Awalnya, pabrik ini adalah galangan kapal yang kemudian beralih menjadi pabrik pesawat tempur. Namun, di atas puing-puing kehancuran inilah, beberapa tahun kemudian, Enrico Piaggio, anak Rinaldo Piaggio, berdiri dengan tekad untuk membangkitkan kembali pabrik warisan ayahnya, tetapi kali ini bukan di bidang aeronautika, melainkan di industri transportasi.
Pada saat itu, Italia sangat membutuhkan perbaikan transportasi. Negara-negara sekutu yang membantu membangun kembali pabrik-pabrik yang hancur memberikan Enrico peluang emas untuk mewujudkan idenya memproduksi skuter secara massal. Ia teringat sepeda motor kecil yang dibuat untuk para penerjun payung selama perang, yang menurutnya sangat cocok untuk digunakan oleh masyarakat dalam menjelajahi sudut-sudut kota dengan nyaman.
Ternyata, Enrico bukan satu-satunya yang memiliki ide tersebut. Ferdinando Innocenti, pengelola pabrik pipa baja sejak tahun 1933, juga melihat potensi di industri skuter. Innocenti sadar bahwa skuter bisa berperan penting dalam memulihkan mobilitas masyarakat Italia, sebagai solusi transportasi yang praktis dan terjangkau. Dengan pemikiran tersebut, Innocenti merancang skuter yang kemudian dikenal sebagai Lambretta.
Untuk mewujudkan idenya, Innocenti merekrut Corradino D’Ascanio, seorang insinyur perancang pesawat dan helikopter. D’Ascanio terkenal dengan karyanya, termasuk pengembangan autopilot dan radio transceiver pertama yang memungkinkan pilot berkomunikasi dengan kru darat. Pada awalnya, D’Ascanio ragu-ragu menerima tawaran merancang skuter, namun tantangan tersebut justru membangkitkan semangatnya untuk berinovasi.
Langkah pertama yang dilakukan D’Ascanio adalah mempelajari kebutuhan para pengguna skuter. Ia menyadari bahwa banyak wanita kesulitan mengendarai motor konvensional, sehingga ia merancang skuter dengan lantai datar yang memungkinkan pengendara duduk nyaman tanpa harus mengangkat kaki terlalu tinggi—fitur yang sangat menarik bagi para wanita yang sering memakai rok atau gaun.