Peran SRG Bisa Tekan Inflasi Sumbar!! Begini Arahan Wamendag

oleh -256 Dilihat
Wamendag RI, Jerry Sambuaga memimpin rapat terkait inflasi dengan stakeholder terkait di Kota Padang, Sumbar, Sabtu (25/2/2023). [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga meminta pemerintah di daerah untuk mengoptimalkan peran Sistem Resi Gudang (SRG). Menurut dia, peran penting SRG bisa dimaksimalkan untuk menekan inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa.

“Kita rapat dengan pemerintah daerah di Sumbar (Sumatra Barat) untuk menerima masukan yang dapat kita lanjutkan dalam mendorong pemerintah kota dan kabupaten mengoptimalkan SRG ini. Peran SRG ini amat penting menekan inflasi di daerah,” ungkap dia saat rapat dengan stakeholder terkait di Kota Padang, Sumbar, Sabtu (25/2/2023).

Rapat tersebut digelar di Hotel The ZHM Premiere Padang. Hadir jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) baik Sumbar, Kota Padang dan sejumlah kabupaten/kota, serta sejumlah eksportir di provinsi itu.

Untuk diketahui, SRG merupakan instrumen perdagangan maupun keuangan, yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan lainnya. Sehingga fasilitas ini dapat meningkatkan kredit/pembiayaan kepada petani, poktan, gapoktan, koperasi dan pelaku UMKM.

Di Sumbar sendiri terdapat 6 gudang SRG yang tersebar di 6 daerah, yakni Kabupaten Pasaman Barat dengan kapasitas penyimpanan 1.500 ton, Gudang Kabupaten Solok (1.500 ton), Kabupaten Limapuluh Kota di Nagari Sarilamak (1.500 ton), Kabupaten Limapuluh Kota di Nagari Gunung Malintang (1.500 ton) dan Gudang SRG Tanah Datar dengan kapasitas yang sama.

“Kita berharap pemerintah daerah dapat mengoptimalkan keberadaan gudang ini dapat dimanfaatkan oleh petani, nelayan dalam menyimpan komoditas mereka,” kata dia.

Hasil panen mereka dapat disimpan dalam waktu tiga hingga enam bulan dan mereka akan diberikan resi. Resi tersebut dapat dimanfaatkan untuk digunakan ke bank untuk pembiayaan.

“Kita ingin pihak perbankan terlibat dalam membantu petani dan dengan SRG ini petani dapat menjual produk mereka di saat harga yang tinggi,” kata dia.

Menurut dia sistem Resi Gudang di Indonesia merupakan program prioritas nasional yang telah dibangun sejak tahun 2006. Dengan SRG maka komoditas yang dimiliki oleh pemilik barang dapat digunakan sebagai agunan yang akan memperoleh pembiayaan tanpa perlu adanya agunan lain dan menjadi akses pembiayaan yang dapat digunakan oleh pelaku usaha komoditas mulai dari hulu hingga hilir.

“Pembiayaan yang diberikan tentunya dapat membantu likuiditas daripada pemilik barang baik untuk memperoleh harga yang lebih baik ataupun untuk meningkatkan skala usahanya,” kata dia.

Pemerintah telah membangun Gudang-Gudang SRG beserta sarananya yang telah dibangun melalui APBN di daerah-daerah sentra produksi yang diharapkan akan menjadi pemicu terhadap berkembangnya implementasi SRG di daerah sekitar sehingga akan semakin banyak Pengelola Gudang SRG yang timbul.

Menurut dia semakin banyaknya pengelola gudang dan Gudang SRG yang beroperasi akan semakin memperluas cakupan daerah dan pelaku usaha yang dapat menggunakan SRG sebagai sarana tunda jual dan pembiayaan sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

Pemerintah sejak tahun 2009 juga telah menerbitkan program Skema Subsidi Resi Gudang untuk membantu petani dalam mendapatkan pembiayaan berbunga rendah dengan jaminan Resi Gudang. Kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan melalui Bappebti juga dilaksanakan secara rutin untuk mendorong pelaksanaan SRG agar optimal,” katanya.

Ia mengatakan penerbitan Resi Gudang di Indonesia pada tahun 2022 mencapai Rp1,27 triliun dengan pembiayaan sebesar Rp832 miliar atau meningkat hingga 147 persen dibanding tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan SRG sebagai instrumen perdagangan dan pembiayaan semakin diminati dan berkembang.

Menurut dia Sumatera Barat yang memiliki sumber daya komoditas yang dapat diresigudangkan seperti gambir, gabah, beras tentunya akan mendapatkan keuntungan dari manfaat SRG ini. Gudang pemerintah yang dibangun di kabupaten Pasaman Barat, Solok, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota merupakan pemicu untuk menjalankan implementasi SRG di provinsi Sumatera Barat.

Baca Juga: Sidak Pasar Inpres di Padang, Wamendag Temukan Minyakita Dijual di atas HET

“Tentunya untuk membentuk ekosistem perdagangan komoditas merupakan pekerjaan rumah bagi kita bersama untuk mendukung pengembangan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat luas di seluruh penjuru negeri ini. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memberikan dukungan dengan mekanisme Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas agar sektor hilir perdagangan semakin berkembang dan menguntungkan,” tutup dia. [isr]

 

Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News 

No More Posts Available.

No more pages to load.