Padang, Kabapedia.com – Pemerintah Kota (Pemko) Padang kembali menguatkan mata pelajaran (Mapel) muatan lokal Keminangkabauan untuk PAUD, SD dan SMP. Penguatan dilakukan melalui peningkatan pemahaman melalui sosialisasi kepada 500-an Kepala Sekolah se-Kota Padang di Youth Center, Rabu (6/9/2023).
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang menghadirkan para Ninik Mamak, Bundo Kanduang serta tokoh adat sebagai narasumber. Wali Kota Padang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Dr. Edi Hasymi menyampaikan apresiasi yang tinggi, terhadap kegiatan sosialisasi mata pelajaran muatan lokal Keminangkabauan ini.
“Melalui muatan lokal yang diterapkan di sekolah, kita berharap peserta didik dapat meningkatkan kecintaannya terhadap budaya daerahnya dan menanamkan nilai-nilai sosio kultural kepada peserta didik sekaligus turut membentuk karakter peserta didik,” kata Edi Hasymi.
Asisten I Sekretariat Kota Padang itu menjelaskan, bagi masyarakat Sumatera Barat, menanamkan nilai-nilai Budaya Minangkabau kepada peserta didik tentu sangat penting dilakukan. Falsafah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah“ perlu terus diwariskan kepada generasi penerus bangsa di Minangkabau.
“Karena itu, mata pelajaran muatan lokal Keminangkabauan memegang peranan penting untuk menjadikan peserta didik sebagai orang yang tidak tercerabut dari akar budayanya,” kata Edi Hasymi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Yovi Krislova mengatakan, mata pelajaran Muatan Lokal Keminangkabauan sudah diajarkan di sekolah – sekolah. Secara bertahap, dimulai dari beberapa sekolah negeri dan swasta yang nanti akan menyeluruh ke sekolah – sekolah di Kota Padang termasuk madrasah.
“Penerapan muatan lokal Keminangkabauan di sekolah – sekolah sudah dimulai. Ke depan akan terus dievaluasi agar pelaksanaannya tepat dan sesuai yang diharapkan,” kata Yovi.
Dikatakan, agar anak – anak Minangkabau menjadi manusia yang mendunia tanpa melepaskan nilai – nilai budaya.
Baca juga: Strategi Pemko Padang yang Optimis Tekan Stunting 14 Persen
“Kita ingin anak-anak kita menjadi manusia yang mendunia, bisa bergaul, berkolaborasi, berkomunikasi, hidup berdampingan dengan siapa saja dan dimana saja. Namun mereka tetap memegang teguh nilai-nilai budaya dan agama,” tukasnya. [Du/Kpd]
Ikuti Kabapedia.com di Google News