Tanah Datar, Kabapedia.com – Peristiwa banjir besar yang menghantam kawasan aliran sungai di Lembah Anai baru-baru ini, 11-12 Mei 2024, mengingatkan kita kembali pada catatan sejarah, yang mana ratusan tahun lalu juga terjadi peristiwa serupa.
Ya, seharusnya kita belajar dari sejarah. Pasalnya banjir dahsyat dan longsor 11-12 Mei 2024 kemarin menewaskan sebanyak 56 orang. Jumlah korban terbanyak diakibatkan banjir bandang lahar dingin dari aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi itu.
Baca juga:
- Update Jumlah Korban Akibat Banjir Bandang Marapi: 34 Meninggal Dunia, 5 Hilang
- Mengerikan!! Banjir Lahar Dingin Marapi Sapu Bersih Kafe Hits di Lembah Anai
Lembah Anai adalah sebuah kawasan yang memiliki sejarah panjang dan pernah mengalami dua kali banjir besar pada masa kolonial Belanda, yaitu: pada tahun 1892 dan 1904.
Agar lebih dalam, mari kita menyelami lebih lanjut tentang peristiwa banjir bandang di Lembah Anai dan upaya restorasi yang dilakukan.
Sejarah Banjir Besar di Lembah Anai
Pada tahun 1892, Lembah Anai mengalami banjir bandang yang menghancurkan jalan raya, jembatan, dan jalur kereta api. Air sungai Batang Lurah yang deras menghantam seluruh infrastruktur di kawasan tersebut, termasuk rel kereta dan jembatan. Perkampungan di lokasi itu pun luluh lantak dan hancur tanpa ampun. Kondisi ini membuat Lembah Anai menjadi rawan terkena banjir bandang hingga saat ini.
Dulunya, pentingnya suplai batubara untuk kota Padang dari Sawahlunto mendorong Belanda untuk membangun jaringan rel kereta api, lengkap dengan viaduct dan jembatan di Lembah Anai pada tahun 1890.
Namun, setelah banjir bandang tahun 1892, infrastruktur tersebut rusak parah. Viaduct dan jembatan roboh, dan perlintasan sebidang di sekitar air terjun tidak lagi diperbolehkan. Belanda kemudian melakukan penataan ulang dan restorasi agar suplai batubara tetap berjalan lancar.
Dokumentasi Sejarah
Mari kita lihat beberapa dokumentasi sejarah terkait Lembah Anai:
1. Dokumentasi 1880: Pada tahun ini, kita melihat sungai Batang Lurah dan air terjun Lembah Anai. Jalan Raya padang-bukittinggi juga terlihat dengan jembatan yang beratap.
2. Dokumentasi 1867: Terdapat gambaran perkampungan damai di Lembah Anai. Air terjun Lembah Anai yang tingginya mencapai 35 meter juga terabadikan sebelum tahun 1880.
3. Dokumentasi 1890: Pada tahun ini, Belanda membangun jaringan rel kereta dan jembatan di Lembah Anai. Viaduct dan jembatan-1 bentangan hadir di kawasan ini.
4. Dokumentasi 1904: Setelah banjir bandang tahun 1904, kerusakan besar terjadi pada jalur kereta api dan jalan utama. Jembatan kereta api di atas Sungai Anai dan jembatan pertama antara Kandang Ampat di Padang Panjang mengalami kerusakan parah.
Baca juga:
- Jalan Padang-Bukittinggi Putus Akibat Banjir Lahar Dingin Marapi
- Tiga Daerah di Sumbar Dilanda Bencana Akibat Cuaca Buruk, Ini Rekapnya
Lembah Anai, meskipun pernah dilanda bencana, tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Restorasi dan perbaikan terus dilakukan agar kawasan ini tetap berfungsi dan aman bagi pengunjung. Semoga informasi ini bermanfaat! [isr]
Ikuti Kabapedia.com di Google News dan berita lainnya Kabapedia Network di KabaPadang