Padang, Kabapedia.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) tengah berupaya mengembalikan lagi nama besar event balap sepeda tahunan Tour de Singkarak (TdS).
Tour de Singkarak diselenggarakan untuk pertama kali oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada tahun 2009. Dipandang sukses dari segi penyelenggaraan, menjadikan ajang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda resmi Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour.
Baca juga:
- Selangkah Lagi Liga 1: Semen Padang FC Hadang Maluku United di Semifinal Liga 2
- Jadwal Babak Semifinal Liga 2, Semen Padang Tanding Kapan?
Sempat punya nama besar di kancah olahraga balap sepeda dunia, kiprah TdS mulai meredup saat masalah pandemi Covid-19 menerjang Indonesia, sehingga membuat ajang ini terhenti tahun 2020, 2021, 2022 dan 2023.
Terhenti genap 4 tahun, pada tahun 2024 ini Pemprov Sumbar kembali berupaya menyelenggarakan event ini. Saat ini Pemprov tengah menjajaki peluang mengkonsep ulang (reconcept) iven TdS, agar bisa tergabung ke dalam rangkaian iven olahraga pariwisata (sport tourism) Indonesia Cycling Series (ICS) 2024.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, konsep baru TdS bertujuan untuk mengundang lebih banyak peserta dari kalangan hobbies (pecinta), sehingga dampak event tersebut langsung dirasakan masyarakat.
“Sebelumnya, pelaksanaan iven TdS ini memang full kejuaraan yang melibatkan para atlet profesional dari banyak negara. Secara dampak bagi masyarakat, memang masih menjadi perdebatan,” beber Mahyeldi saat menyambut kunjungan penyelenggara ICS 2024 di Istana Gubernur Sumbar, Rabu (7/2/2024).
Dia mengakui, untuk dampak yang paling terasa adalah semakin bagusnya kualitas jalan di Sumbar, karena ada sokongan anggaran dari Pemerintahan pusat. Namun demikian, sambung Gubernur, saat ini TdS tidak lagi mendapat sokongan anggaran dari pemerintah pusat, di samping itu kemampuan daerah juga belum mumpuni untuk menghelat event tersebut dengan konsep full kejuaraan balapan.
Atas sejumlah alasan itulah peluang TdS 2024 untuk tergabung dengan ICS 2024 sangat layak dipertimbangkan.
Diketahui, rancangan pelaksanaan ICS 2024 sendiri dimulai dengan iven Tour de Prambanan (TdB) Yogyakarta, Tour de Spirit of Java (TdSJ) Solo Jawa Tengah, Tour de Manado (TdM) Sulawesi Utara, dan ditutup dengan Tour de Singkarak (TdS). Rangkaian event ini menargetkan 80 persen peserta dari kalangan hobbies (pecinta), dan 20 persen lainnya dari kalangan pembalap profesional.
“Kami rasa, konsep TdS yang sepenuhnya sport tourism ini akan menjawab berbagai pertanyaan soal dampak langsung iven TdS selama ini bagi masyarakat. Sebab, konsep baru ini akan mengedepankan unsur pariwisata, yang menargetkan 1.600 lebih peserta. Mereka akan menetap di Sumbar selama tiga hari untuk mengikuti iven yang hanya digelar satu hari,” ujar Gubernur, dilansir Kabapedia dari Antarasumbar.
Mahyeldi berharap rencana TdS dalam rangkaian ICS dapat digelar berbarengan dengan puncak peringatan Hari Jadi Provinsi Sumbar pada 1 Oktober 2024 mendatang. Ia meyakini, akan semakin banyak pihak yang terlibat untuk mendukung TdS dengan konsep baru tersebut, karena juga akan membuka peluang pasar bagi berbagai destinasi pariwisata dan produk UMKM Sumbar.
Baca juga:
- Penyebab Ledakan di RS Semen Padang, Kapolres: Ini Bukan BOM!!
- Didominasi Kasus BBM Subsidi, Selama Januari Ditreskrimsus Polda Sumbar Ungkap 24 Kasus
Sementara itu, Santi dari Fiva Sport Indonesia selaku penyelenggara iven ICS 2024 turut meyakini bahwa TdS dengan konsep baru tersebut akan mendatangkan keuntungan besar bagi masyarakat dan pemerintah melalui penerimaan pajak. Terlebih, TdS sebelumnya sudah memiliki nama besar, dan Sumbar memiliki potensi luar biasa di sektor wisata, kuliner, dan rute jalan yang sangat menantang bagi para pesepeda. [R11]
Ikuti Kabapedia.com di Google News