Pada Mei 1883, masyarakat mulai melaporkan awan abu dan getaran dari Pulau Krakatau yang tidak berpenghuni. Pada tanggal 26 Agustus, letusan pertama terjadi sekitar pukul 1 siang, diikuti oleh letusan dahsyat keesokan harinya yang terdengar sejauh 2.200 mil di Australia.
Letusan Gunung Krakatau tersebut mengirimkan 5 mil kubik abu, batu, dan puing-puing ke udara, menghalangi sinar matahari selama lebih dari dua hari dan memicu tsunami setinggi 120 kaki yang menewaskan sekitar 36.000 orang. Saat ini, hanya sedikit yang tersisa dari Pulau Krakatau.
3. Letusan Gunung Vesuvius (Italia, 79 M)
Pada tanggal 24 Agustus 79 M, Gunung Vesuvius meletus dengan kekuatan besar, melontarkan abu dan batu apung sejauh 10 mil ke langit dan menutupi kota Pompeii dan Herculaneum. Abu dan gas beracun menyelimuti kota-kota tersebut, membunuh penduduknya yang tidak sempat melarikan diri.
Pompeii terkubur oleh abu setinggi sekitar 19 kaki dan baru ditemukan kembali pada abad ke-16. Kini, reruntuhan kota kuno tersebut menjadi situs arkeologi yang terpelihara dengan baik.
4. Letusan Gunung Pinatubo (Filipina, 1991)
Setelah 600 tahun tidak aktif, Gunung Pinatubo meletus pada tahun 1991, mengirimkan abu, asap, dan batu sejauh 28 mil ke udara. Letusan ini memaksa 100.000 orang meninggalkan rumah mereka dan menutup pangkalan Angkatan Udara Clark Amerika Serikat.
Puncak gunung runtuh, membentuk kaldera selebar 1,5 mil. Letusan ini juga menyebabkan lahar yang mengubur desa-desa sekitar dan mengganggu tanaman serta infrastruktur. Gunung Pinatubo masih aktif hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan bencana.