Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN Sumbar Bagikan 26.234 Alat Kontrasepsi Gratis

oleh -283 Dilihat
Kepala BKKBN Sumbar, Fatmawati bersama jajaran TNI Denkesyah 011.04.04 mengikuti Zoom Meeting Hari Kontrasepsi se Dunia, Selasa (26/9/2023). [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Padang, Kabapedia.com – Dalam rangka Hari Kontrasepsi se Dunia yang jatuh pada Selasa (26/9/2023), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menargetkan penyaluran sebanyak 26.234 alat kontrasepsi ke 19 daerah di Provinsi itu.

“Jumlah ini merupakan target pekan pelayanan KB dalam rangka Hari Kontrasepsi se Duniia 2023 yang jatuh pada hari ini,” ungkap Kepala BKKBN Sumbar, Fatmawati saat mengikuti Zoom Meeting bersama OPD terkait di Kantor Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 011.04.04.

Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2023 kali ini diikuti dengan pelayanan KB gratis kepada masyarakat di seluruh Indonesia di belasan ribu lokasi pelayanan kesehatan milik pemerintah.

Khusus untuk peringatan di Sumbar, selain unsur dari BKKBN Sumbar pada kesempatan tersebut hadir dari Jajaran TNI dari Denkesyah 011.04.04 dan sejumlah OPD terkait.

Fatmawati menjelaskan, alat kontrasepsi yang diberikan terdiri dari alat kontrasepsi jangka panjang seperti alat kontrasepsi dalam Rahim (IUD), Implan, Tubektomi dan Vasektomim. Selain itu ada juga Pil KB dan juga Kondom.

Untuk rinciannya, total alat KB yang bakal dibagikan dalam sepekan kedepan yakni: IUD sebanyak 701, implan 2.585, suntik 5.948, Pil KB 8.900 dan Kondom 8.100.

Fatmawati juga menjelaskan, pengoptimalan pembagian alat kontrasepsi gratis ini diharapkan dapat menambah jumlah peserta KB di daerah, serta untuk jangka panjang dapat menekan jumlah Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur/reproduksinya, di daerah.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo dalam sambutannya menekankan, kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang.

Dia mengingatkan, keberhasilan pembangunan terletak pada peningkatan kualitas pembangunan SDM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah sebesar 72,91%, naik 0,86%.

“Walaupun mengalami kenaikan secara global, IPM Indonesia masih berada di peringkat 114 lebih rendah dari negara berkembang lain. Rendahnya IPM Indonesia sangat dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh rendahnya kesehatan penduduk (Kemenkes, 2009),” ujar dia.

Permasalahan kesehatan dalam pembangunan kependudukan masih menjadi masalah yang utama. Angka unmet need di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 16.8% dari target nasional sebesar 8% pada tahun 2022.

Dia menjelaskan, penggunaan kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) juga menurun dari 57,9 persen (SDKI 2012) menjadi 57,2 persen (SDKI 2017). Penurunan tertinggi bahkan terjadi pada segmen usia 15 tahun hingga 29 tahun yang merosot hingga 4%.

Baca juga: Sosialisasi di Tapan, BKKBN Sumbar: Intervensi Stunting lewat Peran Keluarga

Diperkirakan dua penyebab utama menurunnya jumlah pengguna kontrasepsi modern, khususnya di kalangan kelompok usia produktif/pasangan usia muda adalah masih rendahnya pengetahuan pasangan muda terhadap kesehatan reproduksi dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya mengenai alat kontrasepsi (khususnya alat kontrasepsi modern). [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News