Profil dan Sejarah Panjang Lembah Purba Ngarai Sianok

oleh -848 Dilihat
Keindahan Ngarai Sianok Bukittinggi, yang menjadi salah satu objek wisata unggulan Sumbar. [Foto: Dok. Indonesiatravel]

Bukittinggi, Kabapedia.com – Inilah profil dan sejarah panjang lembah purba fenomenal Ngarai Sianok. Ngarai atau lembah–sebutan masyarakat lokal– ini menyimpan fakta unik dan sejarah panjang.

Bagi kamu yang pernah berkunjung ke Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pasti tak asing dengan nama Ngarai Sianok.

Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar. Lembah ini memiliki pemandangan yang sangat indah dan menjadi salah satu objek wisata andalan Provinsi Sumbar.

Ngarai Sianok membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 meter, dan dikelilingi oleh bukit-bukit bertebing curam yang dihiasi dengan aliran sungai kecil di tengahnya. Fakta menariknya, ternyata Ngarai Sianok juga merupakan bagian dari patahan Semangko, yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang.

Ngarai Sianok terbentuk karena proses alam yang terjadi jutaan tahun yang lalu, termasuk letusan gunung api purba Maninjau. Proses geologi yang terjadi di Ngarai Sianok berasal dari luar bumi (eksogen) dan dalam bumi (endogen). Bentang alam yang dihasilkan adalah sebuah lembah dan tebing yang menjulang luas.

Di kawasan Ngarai Sianok, masih banyak dijumpai flora dan fauna langka seperti rafflesia dan monyet ekor panjang. Flora di kawasan Ngarai Sianok juga termasuk tumbuhan obat-obatan. Fauna yang terdapat di kawasan ini berupa macan tutul, siamang, simpai, rusa, babi hutan, tapir dan kerbau.

Ngarai Sianok juga memiliki mitos yang berkembang di masyarakat sekitar. Menurut mitos tersebut, terdapat seorang laki-laki yang memiliki tubuh besar, kulit sekeras tembaga, dan sakti bernama Katik Muno. Ia datang untuk mengiringi pimpinannya, yaitu Sang Sapurba.

Selama tinggal di Minangkabau, Katik Muno sangat ingin menjadi penguasa. Karena keinginannya sangat kuat, Katik yang awalnya memiliki sifat lemah lembut menjadi orang jahat dan kasar. Kejahatannya mengakibatkan penderitaan penduduk sekitar. Melihat perilakunya, Sang Sapurba merasa amat malu. Agar tidak berkonflik dengan atasan, Katik Muno berubah menjadi naga dan kemudian membagi daratan menjadi dua bagian.

Ngarai Sianok berlokasi di perbatasan Kota Bukittinggi tepatnya di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Ngarai Sianok wajib membayar tiket sebesar Rp 15.000 per orang untuk dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak.

Baca Juga: Profil dan Sejarah Panjang Jam Gadang, Hadiah Ratu Belanda yang Didesain Arsitek Pribumi

Di Ngarai Sianok, wisatawan bisa menikmati aktivitas seperti berjalan-jalan di jembatan kayu gantung, menaiki kanu atau kayak di sungai Sianok, berkemah di tepi sungai atau di atas bukit, atau mengunjungi Lobang Jepang yang merupakan bekas terowongan perang zaman penjajahan Jepang. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.