Kepala BNPT Paparkan Lima Model Kepemimpinan Islam di Indonesia

oleh -1060 Dilihat
Kepala Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar bersama Ketum LDII KH Chriswanto Santoso

Jakarta, Kabapedia.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menjabarkan lima model kepemimpinan Islam di Indonesia yang harus dimiliki sehingga dapat hidup berdampingan dalam keberagaman.

“Pertama, dukungan terhadap keberagaman. Kedua, berkomitmen membangun toleransi, serta ketiga keberagaman dan pemberdayaan umat berjalan beriringan. Terakhir, tidak berpihak pada golongan tertentu,” kata Jenderal bintang tiga asal Sumatera Barat ini dalam acara “Tadarus Kebangsaan”, yang dihelat Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, pada Sabtu (25/3).

Boy Rafli mengatakan untuk itu, semua harus inklusif, dan tidak terkotak-kotak dan dirinya  bersyukur hari ini, semua menerapkan prinsip inklusivisme. Menjalankan sesuatu sesuai dengan amanah dalam konstitusi.

Contoh nyata yang telah dilakukan, umat Islam memimpin perjuangan menyelamatkan bangsa dari segala bentuk ancaman musuh. 

KH Chriswanto Tegaskan Komitmen LDII Terhadap Pancasila Saat Tadarus Kebangsaan

“Ketika para ulama menyerukan bangsa Indonesia melawan penjajahan,” kata dia menegaskan.

Peran Ormas Islam dalam Kegiatan Kebangsaan

Boy Rafli mengatakan peran Ormas Islam dalam Kegiatan Kebangsaan, pertama, perlunya melibatkan segenap komponen bangsa dan seluruh lapisan masyarakat. 

“Kedua, menghadirkan dan mengedepankan persatuan di tengah perbedaan. Dan mengokohkan NKRI di tengah pruralitas kehidupan,” jelasnya.

Ketiga, ormas Islam bersama dan berjamaah membaca ulang sejarah pahlawan dan syuhada dalam mewujudkan cita-cita bangsa. “Contohnya, bagaimana ulama menjadi terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan di masa lalu,” imbuhnya.

Keempat, ia mendorong ormas Islam, untuk mengajak generasi milenial selalu mencintai bangsa dan negaranya. “LPOI bersama keluarga besar, perlu menyelamatkan narasi yang penuh kebencian, khusunya di media sosial. Agar tidak menjadi generasi yang terpenetrasi dengan nilai-nilai yang jauh dari keindonesiaan dan keislaman,” pungkasnya.

Kelima, ormas berperan menghadirkan sosok yang memiliki rasa bangga akan kebersamaan, persatuan dan keberagaman. “Bukan sosok yang melupakan sejarah kemerdekaan dan perjuangan bangsa,” kata dia.

Keenam, mengikis pengaruh ideologi transnasional yang bertentangan dengan akar budaya bangsa, “Bertentangan dengan ideologi Pancasila, dan bertentangan dengan kearifan lokal,” ujarnya.

Ia menegaskan, BNPT merangkul semua umat di tengah perbedaan dan bukan institusi yang memukul. Bagaimana merangkul di tengah keberagaman bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kepala BNPT paparkan lima model kepemimpinan islam di Indonesia 

“Kami berharap, dalam kemajemukan umat Islam, terus dirawat dengan baik, sehingga tidak ada ruang nilai keislaman yang intoleran satu sama lainnya,” ujarnya. [R9/Kpd]

 

Baca berita lainnya Kabapedia.com di Google News 

No More Posts Available.

No more pages to load.