Makassar, Kabapedia.com – Pasangan suami-istri Rahman dan Asmat di Makassar membuktikan bahwa modal kecil bukan halangan untuk membangun usaha sukses menjadi juragan tas beromset miliaran. Bermodal hanya Rp1 juta, mereka membangun Grosir Tas Maharaja yang kini mampu mencatatkan omset hingga miliaran rupiah per bulan. Namun, perjalanan bisnis mereka tidak mulus. Usaha ini nyaris bangkrut akibat kesalahan manajemen dan penipuan.
Awalnya, Rahman dan Asmat memulai usaha tas pada 2017 dalam kondisi terpaksa. Saat itu, mereka baru menikah dan sedang tidak bekerja. Modal awal mereka hanya Rp500.000, yang digunakan untuk berobat saat anak pertama mereka lahir. “Kami mulai dari nol. Bahkan, sempat dropship tas seharga Rp100.000, tapi pesanan dibatalkan. Saat itu, saya merasa sangat terpuruk,” kenang Asmat berkisah di kanal YouTube Pecah Telur, dilansir Kabapedia.com, Senin (17/3/2025).
Baca juga:
- Kisah Von Dutch: Brand Sarat Drama, Custom Culture hingga Hollywood
- Kisah Prayogo Pangestu, Dari Sopir Angkot jadi Triliuner
Dengan tekad kuat, mereka meminjam Rp1 juta dari mertua untuk memulai usaha tas. Mereka membeli stok tas dari supplier dan menjualnya secara online. Awalnya, mereka hanya mengandalkan Facebook sebagai platform penjualan. “Kami tidak punya ilmu marketing. Yang kami tahu, balas chat pelanggan dan jual tas,” ujar Rahman.
Berkat kerja keras, usaha mereka mulai menanjak. Dalam waktu 7 bulan, mereka mampu menyewa ruko pertama dengan modal dari hasil pengiriman barang dan penjualan produk lain. “Kami komitmen untuk tidak menggunakan uang untung. Semua keuntungan kami putar kembali untuk modal,” jelas Rahman.
Puncak kesuksesan mereka terjadi pada Desember 2020, saat pandemi Covid-19 melanda. Omset mereka mencapai Rp1,5 miliar per bulan. “Justru di masa pandemi, penjualan kami meledak. Meski ada pembatasan, kami tetap bisa beroperasi,” kata Asmat.
Namun, kesuksesan itu tidak bertahan lama. Pada 2021, mereka menghadapi masalah serius. Beberapa mitra manajemen yang mereka ajak kerja sama ternyata tidak membayar tagihan, menyebabkan kerugian hampir Rp400 juta. “Kami baru sadar ada uang Rp300 juta lebih yang belum dibayar. Barang sudah terjual, tapi uangnya tidak masuk,” ungkap Rahman.
Masalah semakin rumit saat mereka mengalami pencurian. Uang Rp70 juta yang seharusnya digunakan untuk membayar gaji karyawan hilang dicuri. “Kami sempat shock. Uang itu hilang, ditambah tagihan dari penjahit yang menumpuk,” tambah Asmat.
Selain masalah keuangan, mereka juga menyesal karena tidak sempat mengajak orang tua mereka beribadah umrah sebelum meninggal. “Kami sudah menabung untuk umrah orang tua, tapi mereka meninggal sebelum sempat berangkat. Itu penyesalan terbesar kami,” kata Rahman.
Meski sempat terpuruk, pasangan ini tidak menyerah. Mereka memutuskan untuk mengelola usaha sendiri tanpa melibatkan mitra manajemen. “Kami lebih tenang mengelola sendiri. Omset mungkin tidak sebesar dulu, tapi kami bisa lebih fokus,” ujar Asmat.
Kini, Grosir Tas Maharaja kembali bangkit. Mereka fokus menjual tas perempuan dengan harga terjangkau, mulai dari Rp15.000 hingga Rp39.000. Pasar mereka meliputi wilayah Indonesia Timur, dengan pengiriman hingga Merauke. Selain tas, mereka juga merencanakan untuk kembali memproduksi kosmetik.
Baca juga:
Rahman dan Asmat berpesan, memulai usaha tidak selalu membutuhkan modal besar. “Yang penting komitmen dan manajemen keuangan yang baik. Jangan campurkan uang bisnis dengan keperluan pribadi,” tegas Rahman. Mereka juga mengingatkan pentingnya memisahkan urusan bisnis dan pertemanan. “Bisnis ya bisnis, pertemanan ya pertemanan. Jangan sampai tercampur,” tambah Asmat.
Dengan semangat pantang menyerah, pasangan ini membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih meski dari modal kecil. “Kapal Maharaja harus tetap berlayar. Kami sudah memulai, dan tidak akan berhenti,” tutup Rahman. [isr]
Ikuti Kabapedia Network di Google News dan KabaPadang