Apa Itu Nyamuk Wolbachia, Sejarah hingga Kaitan dengan DBD

oleh -690 Dilihat
Nyamuk Wolbachia. Ilustrasi [Foto: Dok. Kabapedia.com]

Jakarta, Kabapedia.com – Apa itu Nyamuk Wolbachia? Pertanyaan ini tengah ramai di masyarakat Indonesia. Lantas apa kaitannya dengan penyakit Demam  Berdarah Bengue atau DBD? Yuk simak ulasan Kabapedia.com berikut ini.

Wolbachia adalah salah satu genus bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda. Infeksi Wolbachia pada hewan akan menyebabkan partenogenesis (perkembangan sel telur yang tidak dibuahi), kematian pada hewan jantan, dan feminisasi (perubahan serangga jantan menjadi betina).

Bakteri ini tergolong ke dalam Gram negatif, berbentuk batang, dan sulit ditumbuhkan di luar tubuh inangnya.

Sejarah

Genus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1924 oleh Marshall Hertig dan Simeon Burt Wolbach pada nyamuk Culex pipiens. Mereka mendeskripsikannya sebagai “organisme pleomorfik, berbentuk batang, Gram-negatif, intraseluler yang hanya menginfeksi ovarium dan testis”. Hertig secara formal mendeskripsikan spesies ini pada tahun 1936, dan mengusulkan nama generik dan spesifik: Wolbachia pipientis.

Nyamuk Wolbachia dan Penyakit

Nyamuk wolbachia disebut dapat membawa bakteri yang bisa bersaing dengan virus demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning.

Bakteri ini diyakini dapat melumpuhkan virus dengue pada nyamuk aedes aegypti sehingga tidak akan menularkan penyakit DBD pada manusia.

Implementasi di Indonesia

Kementerian Kesehatan Indonesia memutuskan untuk memperluas area penyebaran nyamuk Wolbachia secara nasional. Sebelumnya, penyebaran nyamuk wolbachia hanya dilakukan di lima kota diantaranya Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang dan Kupang.

Kota Jakarta Barat menjadi satu dari lima kota yang akan dilakukan teknologi nyamuk wolbachia untuk menekan angka DBD.

Baca juga: Mengenal Ragam Lampu PJU di Jalan Tol

Nyamuk Wolbachia menawarkan pendekatan inovatif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Dengan memanfaatkan bakteri Wolbachia, kita dapat mengurangi penyebaran penyakit seperti demam berdarah, Zika, dan chikungunya.

Implementasi ini telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia dan diharapkan dapat menekan angka penyebaran penyakit tersebut. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.