Tekan Kasus Stunting di Kota Payakumbuh: Camat, Lurah harus Turun!!

oleh -840 Dilihat
Forum Koordinasi Stunting Kota Payakumbuh yang digelar di Balai Kota Payakumbuh, Selasa (30/5/2023). [Foto: Isran/Kabapedia.com]

Payakumbuh, Kabapedia.com – Pemerintahan Kota (Pemko) Payakumbuh optimis angka prevalensi stunting di wilayah itu dapat diturunkan sesuai target 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Hal ini ditegaskan Pj. Wali Kota Payakumbuh, Rida Ananda saat membuka Forum Koordinasi Stunting Kota Payakumbuh yang digelar di Balai Kota Payakumbuh, Selasa (30/5/2023).

Forum Koordinasi kali ini mengangkat tema “Bersama Meningkatkan Kolaborasi dan Sinergitas untuk Percepatan Penurunan Stunting” dan dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati yang diwakili Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita.

Ketua Pelaksana Kegiatan yang juga Sekretaris PP3KB Kota Payakumbuh, Lili mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk menciptakan kolaborasi untuk langkah penurunan stunting atau masalah tumbuh kembang anak.

Lili menyampaikan, angka stunting di Kota Payakumbuh masih terbilang tinggi. Pada tahun 2021 tingkat prevalensi stunting Payakumbuh di angka 20 persen. Sementara pada 2022 lalu angka stunting sedikit turun menjadi 17,8 persen. Sedangkan untuk tahun 2024 ditargetkan menjadi 14 persen.

Sementara itu Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita menyampaikan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, secara nasional angka stunting di Indonesia berada di angka 21,6 persen. Memang kondisi ini turun sebesar 2,8 persen dibanding tahun 2021.

“Akan tetapi yang mengejutkan kita Provinsi Sumatra Barat angka prevalensinya mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2021 di angka 23,3 persen menjadi 25,2 persen,” beber Nova.

“Jika dilihat dari nasional, Sumbar masih berada di atas nasional. Pemerintah telah menetapkan target penurunan menjadi 14 persen di tahun 2024,” ujar dia.

Nova menjelaskan, banyak faktor yang dapat diperbaiki untuk mendorong penurunan atau intervensi angka stunting di daerah. Cara tersebut di antaranya memperbaiki pola asuh, sanitasi hingga ketersediaan air bersih.

BKKBN Sumbar sendiri jelas dia terus berupaya mendukung pemerintah daerah untuk mencapai target penurunan stunting. Ada banyak bantuan yang dialokasikan, termasuk
Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diperuntukkan kepada kabupaten/kota dalam bentuk kegiatan sosialisasi hingga pendampingan keluarga berisiko stunting.

“Pengendalian stunting ini mesti dimulai dari hulu, dari remaja putri hingga kehamilan,
terutama soal pentingnya kebutuhan gizi, pola hidup sehat. Semua itu harus terencana, mulai dari remaja hingga masa kehamilan dan juga kelahiran,” tegas dia.

Kegiatan Forum koordinasi Kota Payakumbuh merupakan kegiatan Forum kedua di Sumbar. Nova berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan mendapat solusi untuk penurunan stunting.

Sementara itu Pj. wali Kota Payakumbuh, Rida Ananda mengatakan, kondisi di Payakumbuh sudah di posisi yang perlu kerja berat, dengan target penurunan angka stunting menjadi 14 persen. Untuk itu dia meminta seluruh stakeholder dengan melakukan sejumlah pola, mulai dari orang tua asuh.

“Semua OPD ini kita kerahkan menjadi oRang tua asuh. Selain itu ada juga pemberian makanan tambahan yang dianggarkan dari APBD,” jelas dia.

Selain itu di Payakumbuh ada Sistem Penanganan Stunting (Sipenting), yang difungsikan sebagai sarana pemantauan dan koordinasi penurunan stunting di daerah.

Pada kegiatan yang dihadiri Tim percepatan pengendalian Stunting Payakumbuh yang terdiri dari TTPS se kota Payakumbuh (Camat, Lurah dan sekretaris) dan stakeholder terkait, Rida mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi, di antaranya masih banyak orang tua yang tidak mau membawa anaknya ke Posyandu.

Baca Juga: Hampir 30 Persen Anak di Kabupaten Pesisir Selatan Idap Stunting, Wabup Minta Perhatian Khusus!!

“Kita sepakat bagaimana stunting ini diturunkan, mulai dari hulu ke hilir. Jadi pak Lurah dan pak Camat tolong turun dan cek langsung. Kita tak ingin anak bangsa ini menjadi anak yang bodoh,” tegas Rida. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.