Profil Jembatan Terpanjang di Asia Tenggara yang Membentang di Atas Sungai Musi

oleh -1328 Dilihat
Jembatan Ampera. Jembatan di Kota Palembang ini pernah memegang rekor sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. [Foto: Dok. Ist]

Palembang, Kabapedia.com – Inilah sejarah, profil serta fakta unik jembatan yang dulunya pernah memegang rekor sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Jembatan tersebut sangatlah megah dan membentang indah di atas Sungai Musi.

Jembatan tersebut adalah Jembatan Bung Karno, yang kini bernama Jembatan Ampera dan kini menjadi jembatan terpanjang kelima di Pulau Sumatra.

Jembatan Bung Karno yang kita bahas kali ini merupakan nama awal dari Jembatan Ampera yang terkenal dari Kota Palembang. Lalu bagaimana kisahnya? Simak ulasan Kabapedia.com berikut ini.

Jembatan Ampera memiliki total panjang 1,177 km. Bangunan monumental yang merupakan salah satu jembatan terindah di Indonesia ini terletak di Kota Palembang dan melintasi Sungai Musi.

Jembatan terpanjang kelima di Pulau Sumatra ini merupakan salah satu landmark Kota Palembang yang bersejarah dan memiliki desain yang unik, dengan menara tinggi di kedua sisinya. Jembatan ini terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Selain panjangnya yang hampir 2 Km, jembatan Ampera memiliki lebar 22 meter dan tinggi 63 meter dan jarak antara menara 75 meter. Jembatan ini dibuka pada tanggal 30 September 19653 dan merupakan lambang Kota Palembang.

Berdasarkan sejarahnya, ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang dengan jembatan sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang tahun 1906. Namun, proyek ini tidak pernah terealisasi hingga masa kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1956, DPRD Peralihan Kota Besar Palembang mengusulkan pembangunan jembatan yang disebut Jembatan Musi dengan modal awal Rp 30.000. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan yang terdiri dari pihak militer, pemerintah provinsi dan kota.

Panitia ini mendapat dukungan dari Presiden Soekarno yang menyetujui usulan pembangunan, dengan syarat dibuat juga taman terbuka di kedua ujung jembatan.

Pembangunan jembatan dimulai pada bulan April 1962 dengan biaya sebesar USD 4.500.000 yang diambil dari dana pampasan perang Jepang. Tenaga ahli dari Jepang juga turut terlibat dalam pembangunan jembatan ini.

Awalnya, jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno, namun setelah peristiwa G30S/PKI tahun 1965, nama jembatan ini diganti menjadi Jembatan Ampera yang berarti Amanat Penderitaan Rakyat.

Bicara keunikan, Jembatan Ampera memiliki beberapa keunikan yang menjadikannya sebagai ikon kota Palembang, antara lain: Jembatan Ampera merupakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara saat dibuka pada tahun 1965.

Jembatan Ampera juga memiliki bagian tengah yang bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat di bawahnya. Namun, sejak tahun 1970 aktivitas ini tidak dilakukan lagi karena mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Bandul pemberatnya pun dibongkar pada tahun 1990 karena dikhawatirkan membahayakan.

Baca Juga: Profil Jembatan Terpanjang dan Termegah di Sumatra, Jembatan Berteknologi Tinggi yang Dibangun Ratusan Insinyur Indonesia

Jembatan Ampera memiliki desain yang unik dan indah, terutama saat malam hari ketika lampu-lampu berwarna-warni menyala di sepanjang jembatan. Jembatan ini juga menjadi tempat favorit untuk berfoto bagi warga dan wisatawan. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.