Profil 5 Sungai Terpanjang di Pulau Sumatra: Eksis Sejak Abad ke-7 hingga Terkait Sejumlah Kerajaan

oleh -2365 Dilihat
Potret Sungai Batanghari dari udara. [Foto: Dok. Ist]

5. Sungai Kampar (580 Km)

Tim Sultanate Institute Menelusuri Sungai Kampar, Riau. [Foto: Dok. Sultanate Institute]
Berikut informasi profil dan jejak sejarah Sungai Kampar. Sungai ini memiliki fenomena ombak unik hingga terdapat prasasti Melayu Kuno. Sungai ini memiliki hulu dari air Bukit Barisan dan bermuara di Selat Malaka.

Sungai Kampar memiliki panjang 413,5 Kilometer (Km) dan kedalaman rata-rata 6 meter. Sungai Kampar merupakan sungai terpanjang kelima di Pulau Sumatra setelah Sungai Batanghari (800 km – Jambi dan Sumbar), Sungai Musi (750 km – Sumatra Selatan dan Bengkulu), Sungai Indragiri (500 km – Riau dan Sumbar) dan Sungai Barumun (440 km – Sumatra Utara).

Sungai ini merupakan pertemuan dua buah sungai yang hampir sama besar, yang disebut dengan Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Pertemuan ini berada pada kawasan Langgam (Kabupaten Pelalawan), dan setelah pertemuan tersebut sungai ini disebut dengan Sungai Kampar sampai ke muaranya di Selat Malaka.

Sungai ini bermata air dari Gunung Gadang dan memiliki luas daerah tangkapan air 5.231 km². Sungai ini terkenal dengan fenomena ombak pasang yang unik yang disebut “Bono” yang terjadi ketika ombak pasang bergerak ke arah hulu sungai melawan arus dan menciptakan gelombang yang dapat mencapai ketinggian hingga 4 meter .

Sungai Kampar memiliki sejarah yang panjang dan luas. Pada awalnya, Kampar termasuk dalam kawasan yang luas dan dilalui oleh sebuah sungai besar yang disebut Sungai Kampar.

Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa sejarawan menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri.

Selain Sungai Kampar, ada beberapa sungai lain yang memiliki fenomena ombak pasang seperti Sungai Benoa di Bali, Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, dan Sungai Porong di Jawa Timur.

Kembali ke Sungai Kampar, berdasarkan penelitian sejumlah ahli Sungai Kampar terbentuk pada masa orogeni di era Tersier sekitar 65 juta tahun yang lalu. Masa orogeni adalah masa ketika terjadi pergerakan lempeng tektonik yang menyebabkan terbentuknya pegunungan dan lipatan pada kerak bumi.

Jejak kebudayaan

Sungai Kampar juga diduga menyimpan jejak historis yang belum banyak dieksplorasi. Sejumlah titik lokasi di aliran sungainya diyakini menyimpan jejak peradaban masyarakat terawal, yang hingga kini kita kenal dengan peradaban sungai.

Tim Sultanate Institute melakukan ekspedisi ke kawasan bersejarah di sepanjang aliran Sungai Kampar, Riau. Di Kawasan ini tim menyusuri aliran Sungai Kampar dan mengunjungi lokasi Rumah Adat Lontiok hingga lokasi percandian Muara Takus di tepi Sungai Kampar.

Kawasan di daerah aliran Sungai Kampar ini dikenal dengan sebutan Minanga Kampua. Yakni sebuah kawasan bersejarah yang eksis sejak abad ke-7 M dan disebut-sebut merupakan latar belakang identitas kebudayaan masyarakat Riau.

Baca Juga: 8 Calon Provinsi Baru di Pulau Sumatra: Profil Wilayah, Sejarah dan Kesiapan

Nama Minanga Kampua sendiri berasal dari aksara dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 M yang kini disimpan di Museum Nasional. Prasasti beraksara Melayu Kuno ini menyebut suatu daerah bernama Minanga Tamvan tempat Dapunta Hyang yang dikenal pendiri Sriwijaya bertolak membawa para prajuritnya. [isr]

 

Simak berita Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.