Padang, Kabapedia.com – Inilah profil 4 daerah lumbung sawit di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang mengalami ledakkan peningkatan kasus stunting atau masalah gizi kronis pada anak. Kondisi ini mendapat sorotan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joynaldi.
Wagub menuturkan, berkaca dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) terbaru tahun 2021, angka prevalensi stunting Sumbar mengalami kenaikan dari sebelumnya 23,3 persen menjadi 25,2 persen.
Terdapat sejumlah daerah atau kabupaten/kota di Sumbar yang mengalami kenaikan kasus stunting. Tujuh daerah tersebut yakni, Kabupaten Pesisir Selatan, Solok Selatan, Dharmasraya, Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Agam dan Kota Padang.
Yang cukup unik dan mencengangkan kata Wagub, dari 7 daerah yang mengalami kenaikan kasus stunting di Sumbar, 4 daerah merupakan daerah kaya sawit. Tentunya kondisi ini cukup mencengangkan.
Untuk itu Wagub Audy mengingatkan penurunan dan pengendalian stunting butuh kepedulian semua pihak, terutama para stakeholder.
“Ini yang cukup menarik, kenapa ada 4 daerah yang kaya sawit tapi angka stuntingnya malah naik tinggi,” ujar Wagub saat membuka Kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2023 di Kota Padang, Selasa (11/4/2023).
Dia menjelaskan, dari data SSGI menunjukan, empat daerah lumbung sawit Sumbar yang angka stuntingnya naik tajam. Daerah tersebut yakni: Pasaman Barat, naik sebesar 11,5 persen menjadi 35,5 dibanding tahun sebelumnya.
Selanjutnya ada Kabupaten Solok selatan naik 7,2 persen, Kabupaten Dharmasraya 5,1 persen dan Kabupaten Pesisir Selatan naik 4,6 persen.
Atas kondisi ini Wagub meminta para perusahaan Sawit mesti dilibatkan dalam penurunan angka stunting, terutama dalam penyaluran dana CSR.
Wagub meningkatkan ke depan penyaluran dana CSR perusahaan-perusahaan sawit jangan hanya mengakomodir pembangunan fisik dan sejenisnya. Dia menganjurkan agar dana sosial perusahaan tersebut juga fokus kepada penanganan stunting, seperti dengan penyaluran bantuan pangan bergizi kepada para anak-anak di wilayah masing-masing.
Profil Daerah Lumbung Sawit
Diketahui, 4 daerah lumbung sawit Sumbar –Pasaman Barat, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pesisir Selatan– yang mengalami ledakan kasus stunting merupakan daerah penyumbang produksi komoditi sawit terbesar, baik untuk lokal ataupun ekspor CPO.
Data menunjukkan total produksi tanaman kelapa sawit di Sumbar per tahunnya dalah sebesar 681.431,79 ton (data 2021). Jumlah ini meningkat dari tahun 2020 sebanyak 567.930 ton. Sementara untuk luas perkebunan keseluruhan kelapa sawit di Sumbar seluas 249.518,69 hektare.
Dari total luas tersebut, Kabupaten Pasaman Barat memiliki luas areal perkebunan sawit terbesar di Sumbar, dengan luas 163.438 Ha dan produksi sawit terbesar dengan jumlah produksi sebesar 2.378.850,45 ton per tahun.
Selanjutnya, Kabupaten Dharmasraya memiliki luas lahan dan produksi kelapa sawit kedua tertinggi di Sumbar. Ini terbukti dengan data yang menunjukkan pada tahun 2015 luas lahan 72.934.73 ha, dengan produksi 1.290.714.5 ton (BPS Dharmasraya, 2017).
Sedangkan luas area Tanaman Perkebunan Rakyat sawit di Kabupaten Pesisir Selatan menurut data BPS pada tahun 2020 mencapai 39.461 hektare, dengan jumlah produksi tahunan mencapai 337.769,15 ton (BPS Pessel 2020).
Baca Juga: Wagub Sumbar Soroti 4 Daerah Kaya Sawit yang Alami Ledakan Kasus Stunting
Terakhir di Kabupaten Solok Selatan, produksi kelapa sawit hasil perkebunan rakyat di pada 2021 mencapai 43.878,9 ton dalam bentuk crude palm oil (CPO). Tercatat luas perkebunan sawit rakyat 9.398 hektare, dengan produksi mencapai 43.878,9 ton dalam bentuk cpo atau rata-rata hasilnya 5,2 ton per hektare. [isr]
Simak berita Kabapedia.com di Google News