Menengok Bayan Ulgii: Kota Kantung Umat Islam di Mongolia

oleh -502 Dilihat
Bayan Ulgii, Mongolia. [Foto: Dok. Ist]

Bayan Olgii, Kabapedia.com – Bayan Olgii merupakan sebuah kota provinsi yang terletak di ujung barat Mongolia, yang diatur untuk menjadi wilayah unik, tempat di mana komunitas muslim dapat mempraktikkan keimanan dan agamanya dengan, aman dan terbuka.

Provinsi ini diharapkan menjadi lingkungan yang ramah bagi umat Islam, dengan masjid, sekolah Islam dan pusat budaya yang dirancang dengan baik, untuk mendukung kebutuhan agama, serta pendidikan mereka. Presiden Mongolia dalam sebuah kesempatan menyatakan, bahwa Bayan Ulgii bukti pengabdian Bangsa Mengolia terhadap keterbukaan dan keberagaman.

Bayan Olgii dihuni oleh sekitar 90 ribu jiwa, dimana dari 90 persen dari mereka adalah suku Kaza, yang memeluk agama Islam. Dengan demikian, bahasa utama yang digunakan di kawasan ini adalah bahasa Kaza. Bayan Olgii terletak di kawasan yang terisolasi dari seluruh Mengolia dan dan dikelilingi oleh pegunungan. Karenanya setiap orang yang mengunjungi kota ini, seperti telah melakukan perjalanan kembali ke masa 20 tahun, disebabkan kurangnya modernisasi.

Bayan Olgii adalah kawasan yang dilewati selama pertumbuhan pesat di kota-kota pertambangan lain, yang ada di sekitarnya. Selain itu rumah-rumah rendah yang terbuat dari batu bata lumpur, serta pakaian dan adat-istiadat tradisional Kaza, semuanya turut berkontribusi pada kesan ketertinggalan kota ini.

Kendati demikian, justru di sinilah letak keindahan Kota Olgii dalam pesona pedesaannya. Bahkan sebagian besar penduduknya masih menjalani hidup berpindah-pindah atau nomaden, dengan beternak sebagai mata pencaharian utamanya. Mereka sangat terbiasa dengan perpindahan musiman, untuk mencari tempat-tempat yang sesuai, guna memenuhi kebutuhan pangan dan pengembalaan ternak mereka.

Bayan Olgii adalah rumah bagi komunitas muslim Mongolia. Di mana sebelumnya bangsa Mongol sendiri, dikenal sebagai mesin penghancur bagi wilayah umat Islam. Abad keemasan Islam yang terpusat pada nama besar Dinasti Abbasiyah, harus berakhir di tangan bangsa Mongol.

Pada tahun 656 Hijriah bersamaan dengan tahun 1258 Masehi, serangan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan menghancurkan Kota Baghdad hingga rata dengan tanah. Sehingga pengetahuan yang dihimpun selama ratusan tahun, dan tersimpan dengan rapi di perpustakaan Baghdad bernama Baitul Hikmah musnah dalam sekejap.

Padahal sebelum itu, Dinasti Abbasiyah dengan segala kebesarannya telah menjadi kiblat peradaban dunia dalam berbagai bidang keilmuan. Bukan saja di bidang agama tetapi juga terkait dengan filsafat, fisika, kedokteran dan lain sebagainya.

Mongol dikenal sebagai penakluk legendaris dengan keberutalan yang mengerikan. Kekaisaran Mongol menguasai wilayah seluas 24 juta Km persegi, yang berarti setara dengan 17,81%, dari seluruh daratan bumi. Mereka berkuasa selama 150 tahun, yang berlangsung antara tahun 1.206 dan 1.368. Pada puncak kejayaannya mereka menguasai seluas 33 juta km persegi, dengan yang diperkirakan mencapai 100 juta jiwa.

Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh daratan Mongolia, Cina sebagian Burma, Rumania, Pakistan Siberia, Ukraina, Belarusia, Anatolia dan Kilikia. Karenanya kekaisaran Mongol disebut sebagai kekaisaran terbesar kedua dalam sejarah dunia, setelah Imperium Britania.

Kekaisaran ini menghubungkan antara Asia dan Eropa, hanya dalam waktu kurang dari satu abad. Kendati demikian setelah berhasil mengangkangi dunia, pada gilirannya Mongolia mengalami kehancuran, menyisakan sepetak negara yang terkurung oleh daratan di Asia Timur, berbatasan dengan Rusia di utara dan dengan Cina di selatan.

Dulunya Cina dan Rusia menjadi bagian dari wilayah taklukan Mongol. Tetapi kemudian dua negara ini berkembang melebihi Mongolia. Bahkan nama Cina saat ini jauh lebih dikenal orang dibandingkan Mongolia itu sendiri.

Pimpinan paling berpengaruh dalam lingkaran sejarah bangsa Mongol adalah Jengis Kan, sosok yang berhasil menyatukan bangsa Mongol yang tercerai menjadi sebuah kekaisaran besar, yang kemudian menguasai hampir seluruh wilayah Eurasia. Mereka bahkan berhasil meruntuhkan kekuatan Islam yang saat itu menjadi pusat peradaban.

Tetapi pada akhirnya cucu dari Jengis Khan, yang bernama Berke Khan memeluk agama Islam pada tahun 650 Hijriah atau 1.252 Masehi. Dia menjadi orang pertama dari kalangan Raja Mongol yang memeluk agama Islam.

Berke Khan mewariskan kekuasaan ayahnya di Golden Hour, setelah kakaknya yang bernama Batu Khan meninggal dunia. Kekuasaan Berke Khan terletak di bagian barat laut, yang sekarang menjadi bagian dari Rusia, Ukraina, Moldova, Kazakhstan dan Kaukasus. Setelah Berke Khan memeluk agama Islam di Bukhoro, ribuan orang Mongol di utara juga berebut memeluk agama Islam.

Baca juga: Sejarah Pelabuhan Teluk Bayur yang Dibangun Abad ke-18, Pelabuhan Tersibuk Indonesia Hingga era Perang Dunia II

Berke Khan menjadi muslim taat dan menghidupkan Islam dengan membangun sebuah masjid di Sarayof, yang merupakan ibu kota Mogol Utara, yang sekarang menjadi bagian dari Rusia. Dengan demikian akhirnya Berke Khan mengubah sejarah kelam bangsa Mogol di mata dunia Islam. Berkat dirinya tercatat bahwa Mogol bukan sepenuhnya sebagai bangsa yang menghancurkan umat Islam. [isr]

 

Ikuti Kabapedia.com di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.