Jakarta, Kabapedia.com – Untuk kamu yang masih bingung dalam memilih mau jadi pengusaha atau investor? Yuk simak jawaban dari seorang triliuner kenamaan Indonesia, Timothy Ronald. Dalam video terbaru di YouTube, Timothy Ronald membahas pertanyaan yang sering diajukan oleh para pengikutnya, “Lebih baik menjadi pengusaha atau investor?”
Baca juga:
- 7 Aturan Uang dari Timothy Ronald: Panduan Penting untuk Mengelola Keuangan Pribadi
- Timothy Ronald Bagikan Tips Mengumpulkan Rp100 Juta Pertama bagi Pelajar dan Mahasiswa
Sebagai seseorang yang memiliki pengalaman di kedua bidang tersebut, Timothy merasa kredibel untuk memberikan pandangannya secara objektif mengenai keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan. Menurut Timothy, tidak semua orang bisa menjadi pengusaha.
“Saya sering kesal melihat banyak motivator yang mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi pengusaha. Kenyataannya, tidak semua orang bisa menjalankan bisnis, tapi semua orang bisa menjadi investor,” ujarnya di kanal video YouTube-nya, dilihat Kabapedia.com, Kamis (15/8/2024). Timothy menegaskan bahwa menjadi pengusaha adalah hal yang sulit dan memerlukan kemampuan khusus, yang tidak dimiliki oleh semua orang.
Timothy menjelaskan bahwa banyak orang yang berpikir mereka layak mendapatkan lebih hanya karena mereka merasa lebih pintar daripada atasan atau rekan kerja mereka. “Jika kalian merasa skill kalian hebat, coba keluar dan buka usaha sendiri. Tapi kebanyakan orang yang berusaha demikian akhirnya kehilangan semua tabungannya dan kembali bekerja dengan gaji UMR,” katanya.
Dia juga mengkritik konsep bisnis autopilot, yang menurutnya tidak realistis. “Bisnis autopilot tidak ada. Bahkan bisnis besar yang diturunkan kepada anak tetap memerlukan keterlibatan aktif dari pemiliknya. Jika bisnis kalian hanya dibiarkan berjalan sendiri tanpa pengawasan, itu pasti akan hancur,” jelasnya.
Dalam pandangan Timothy, keuntungan utama menjadi pengusaha adalah kepuasan pribadi. “Membangun sesuatu dari nol dan melihatnya berkembang memberikan rasa kepuasan yang luar biasa. Namun, risiko menjadi pengusaha terlalu besar bagi kebanyakan orang. Banyak yang mencoba, tetapi sedikit yang berhasil bertahan lebih dari lima tahun,” tambahnya.
Di sisi lain, Timothy menganggap menjadi investor lebih efisien. “Sebagai investor, saya bisa mengalihkan modal ke berbagai sektor dan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan mereka tanpa harus terlibat langsung dalam operasionalnya. Misalnya, saya bisa berinvestasi di perusahaan tambang, properti, atau bahkan Bitcoin, dan membiarkan orang lain bekerja untuk saya,” ujarnya.
Timothy juga menekankan pentingnya efisiensi dan skalabilitas dalam investasi. “Investasi memungkinkan kita untuk melipatgandakan uang tanpa perlu menambah sumber daya seperti tenaga kerja. Misalnya, Warren Buffett hanya memiliki 25 karyawan di perusahaan induknya, Berkshire Hathaway, meskipun mereka mengelola ratusan ribu karyawan di berbagai perusahaan yang mereka miliki,” jelasnya.
Dia juga berbagi pengalaman pribadinya tentang bagaimana dia mulai berinvestasi sejak usia 15 tahun dan mengasah keterampilannya selama bertahun-tahun. “Kemampuan analisis saya berkembang seiring waktu, dan itulah yang memungkinkan saya untuk dengan cepat menilai perusahaan mana yang layak diinvestasikan,” kata Timothy.
Sebagai penutup, Timothy menyarankan agar mereka yang masih bekerja sebagai karyawan fokus pada peningkatan keterampilan dan memulai investasi kecil-kecilan. “Investasikan waktu dan uang kalian untuk belajar menjadi investor. Ini akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mencoba menjadi pengusaha tanpa persiapan yang matang,” sarannya.
Baca juga:
- Timothy Ronald Bagikan Strategi Ampuh Meraih Kebebasan Finansial di Usia Muda
- Tips Hidup Dalam Kegelapan Ala Timothy Ronald: Daging Semua!! Ngak Percaya? Cobaan 30 Hari
Dengan segala pengalaman dan pandangannya, Timothy Ronald memberikan perspektif yang realistis tentang pilihan antara menjadi pengusaha atau investor, di mana dia lebih menekankan keuntungan dari menjadi investor dalam jangka panjang. [isr]
Ikuti Google News dan KabaPadang dari Kabapedia Network