Oleh: Winbaktianur
Setiap hari, ada saja kita menyaksikan orang-orang membuang sampah sembarangan, ada yang membuang sampah pada tempatnya atau sebaliknya, dan ada yang mengais-ngais tumpukan sampah untuk mencari rezeki dari sampah.
Sampah dapat dipahami sebagai sisa aktivitas harian manusia maupun proses alam dalam bentuk padat. Sebagian kita mengenal sampah yang merujuk kepada sisa-sisa yang tidak diharapkan atau dianggap tidak memberikan manfaat bagi manusia setelah selesainya suatu kegiatan.
Secara garis besar, sampah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah yang mudah membusuk biasanya terdiri dari sisa makanan, sayur-sayuran, dedaunan kering, dan sebagainya. Sampah jenis ini biasanya dapat diproses salah satunya menjadi pupuk kompos. Sedangkan untuk sampah yang tidak mudah terurai dikenal dengan sampah anorganik, seperti plastik, kaca, logam, dan sebagainya. Sampah jenis ini umumnya dapat dijual ke pengepul atau dilakukan proses daur ulang.
Sampah yang dihasilkan setiap hari dapat dan perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah merupakan proses mengumpulkan, mengangkut, mengolah, dan melakukan proses daur ulang material sampah. Sampah yang dikelola mempunyai tujuan untuk meminimalkan dampak negatif sampah terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Selain itu, pengelolaan sampah yang dilakukan diharapkan dapat memulihkan kondisi sumber daya alam.
Penumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan. Berserakannya sampah plastik yang dibuang sembarangan akan sangat mencemari lingkungan dan dipandang sebagai sumber polusi lingkungan terbesar di muka bumi. Zat kimia seperti bifenil poliklorinasi dan pestisida yang ada pada sampah plastik dapat mencemari air serta meracuni serta merusak habitat makhluk hidup disekitarnya.
Hewan laut akan mengkonsumsinya, racun ini juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia Ketika hewan laut tersebut diolah dan dikonsumsi. Selain itu, mikroplastik dengan semua partikelnya, logam, dan zat kimia hasil dari penguraian plastik yang masuk ke dalam lapisan tanah dan menempel pada akar tumbuhan, misalnya sayuran dan buah-buahan. Ketika sayuran dan buah-buahan tersebut dikonsumsi oleh manusia, akan menimbulkan risiko munculnya berbagai macam gangguan kesehatan dan penyakit.
Dampak lain dari sampah terhadap lingkungan adalah tercemar udara. Sampah plastik yang dibakar di tempat terbuka dapat mengakibatkan terjadinya polusi udara. Ini terjadi karena adanya partikel mikroplastik, logam seperti kadmium dan timbal, serta bifenil poliklorinasi yang merusak kualitas udara.
Beberapa jenis sampah yang dapat didaur ulang adalah; PET (Polyethylene Terephthalate), jenis plastik ini digunakan untuk membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer minuman. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tas furnitur, karpet, dan botol baru.
HDPE (High-Density Polyethylene), ini adalah plastik serbaguna yang umumnya digunakan untuk membuat botol sampo, kantong plastik, atau trash bag. HDPE dapat didaur ulang menjadi pipa saluran air, ember plastik, dan produk lainnya. PVC (Polyvinyl Chloride), plastik ini sering digunakan untuk membuat pipa. PVC dapat didaur ulang menjadi produk seperti lantai vinyl, kemasan makanan, atau mainan anak-anak.
Selanjutnya ada LDPE (Low-Density Polyethylene), jenis ini biasanya digunakan untuk pembungkus makanan. LDPE dapat didaur ulang menjadi produk seperti kantong belanja, pipa irigasi, dan produk plastik lainnya. PP (Polypropylene), adalah plastik yang sering digunakan untuk membuat gelas air mineral. PP dapat didaur ulang menjadi produk seperti wadah makanan, tutup botol, dan perlengkapan rumah tangga lainnya.
Kemudian ada yang dikenal dengan istilah PS (Polystyrene), ini umumnya digunakan untuk membuat styrofoam. PS dapat didaur ulang menjadi produk seperti bingkai foto, mainan anak-anak, dan hiasan dekoratif. Ada lagi sampah yang banyak diproduksi di dapur rumah tangga maupun restoran dan warung makan, yaitu sampah kemasan sachet, pouch, dan lainnya. Sampah kemasan seperti sachet dan pouch ini dapat didaur ulang menjadi produk seperti bahan bangunan alternatif atau bahan bakar.
Beragam cara dapat diterapkan dalam upaya mengelola sampah ini, misalnya memilah sampah berdasarkan jenisnya, yaitu dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat ini dapat diolah menjadi pupuk kompos atau menjadi eco enzyme (dengan memilah jenis sampah yang layak untuk dijadikan eco enzyme), sementara sampah anorganik dijual kembali untuk kemudian diolah menjadi berbagai produk.
Perlu ada kesadaran semua lapisan masyarakat untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, misalnya dengan cara senantiasa membawa botol minum sendiri. Perlu kesadaran untuk tidak lagi menggunakan botol plastik sekali pakai dengan cara membawa botol minum sendiri saat beraktivitas dan bepergian. Cara ini diyakini dapat mengurangi produksi sampah botol plastik.
Mengurangi penggunaan kantong plastik dengan beralih menggunakan tas bahan yang dibawa sendiri, selain itu biasakan menggunakan sedotan dan alat makan sendiri yang dapat digunakan berulang kali maupun wadah makanan dan minuman yang masuk kategori eco friendly.
Baca juga: Belajar dari Gamal: Inspirasi Wirausaha Sosial Generasi Muda Dunia
Sangat diharapkan partisipasi semua anggota keluarga untuk memilah sampah, dengan cara memisahkan sampah organik dan anorganik. Kemudian membiasakan diri untuk memanfaatkan kembali kembali barang-barang atau peralatan yang masih bisa dan layak digunakan. Jangan lupa, gunakan kreativitas untuk mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi menjadi barang baru dan dapat digunakan kembali. [***]
Tentang Penulis: Akademisi UIN Imam Bonjol/Email: [email protected]
Ikuti Kabapedia.com di Google News